Ambisi Menaklukkan Pasar Sepatu Dunia

Siapa nyana, ketika usia saya 22 tahun, Edo – demikian panggilan karabnya – hanyalah karyawan biasa, ia bekerja di sebuah pabrik sepatu. Tapi, setelah 11 bulan, dari pengalaman singkat tersebut, ia terinspirasi untuk menerapkan bakat dan keinginan untuk mendesain dan membuka usaha sepatu sendiri.

“Saya ingin mengelola bisnis sendiri. Saya ingin memimpin, bekerja dengan tim, serta memecahkan problem yang ada,” ujarnya. 

Tidak mudah memang. Tapi orang harus berani melangkah untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Dengan modal keberanian dan mimpi, Edo mulai menapaki babak baru dalam hidupnya. Modal Rp 200.000 ia belikan bahan baku sepatu. Ia menawarkan desain sepatunya dengan mendatangi para kerabat, teman ataupun kenalannya. Kalau ada yang memesan, barulah ia membuatnya. Untuk pembuatannya, ia mempekerjakan dua orang tukang.

“Saya mengumpulkan modal dari uang muka pemesanan sepatu,” ungkap Edo yang waktu itu harus berkeliling naik sepeda menawarkan desainnya.

Ternyata produk sepatu yang customized itu membuat banyak orang tertarik. Dengan getok tular, menyebarlah promosi produknya. Akhirnya, konsumenlah yang mendatangi rumahnya untuk dibuatkan sepatu. Waktu itu, dalam sehari ia bisa menerima 30 order sepatu.

Untuk mengembangkan usaha, ia menambah produksi, sehingga bukan cuma pesanan saja yang dilayani, tapi stok produksi untuk melayani konsumen yang datang langsung, meski jumlahnya masih sedikit.

Pasar yang sudah terbentuk mengukuhkan keberanian Edo untuk semakin mengembangkan PT Edward Forrer. Ia membuka toko pertamanya di Bandung berukuran 3 x 4 m2, yang ternyata menjadi gerbang bagi Edo meraih mimpinya. Dan, mimpi menjadi pengusaha sukses pun mampu digapainya hanya dalam waktu beberapa tahun. 

Untuk penyebaran produk, ia kembali membuka toko di Jl. Veteran. Respons konsumen luar biasa. Mereka tak hanya berdatangan dari penjuru Bandung, melainkan juga dari berbagai kota lain, terutama Jakarta. Sukses ini membuat langkah Edo tak terbendung. Ia pun mengepakkan sayap ke Bali. Berikutnya ke Jakarta, dan kota-kota potensial di Indonesia. Bahkan ke Malaysia, Hawaii, dan Australia.

Bagi Edo, melintasi batas negara bukan tanpa perhitungan. “Saya yakin dengan brand saya dan produknya,” ungkap ayah sepasang anak ini. Bahkan, Australia dijadikan kantor pusat untuk go international. Bertempat di Goldcoast, Edo pun mulai merajut mimpinya untuk menaklukkan pasar ritel sepatu dunia. The best shoes store in the world, itulah visi pemasarannya. 

Edo mengakui, karena segmen yang dibidik berbeda, standar kualitas produk Edward Forrer juga berbeda. “Australia ini akan dijadikan project model shop untuk pasar internasional,” kata Edo yang merintis pembukaan gerai di Australia pada 2003. 

Photo by Raoul Ortega on Unsplash

Cerita Edo tidak hanya diwarnai sukses melulu. Edo berterus terang, selama 18 tahun membangun bisnis Edward Forrer, beberapa kali sempat terjungkal. Penyebabnya macam-macam, mulai dari lokasi yang kurang strategis sampai SDM. “Yang penting, kita mau belajar dari kegagalan yang pernah kita lakukan sehingga kita tidak jatuh untuk kedua kalinya,” Edo menuturkan.

Menurut Edo, kunci sukses Edward Forrer adalah selalu berusaha memberikan kepuasan kepada konsumen. Harga beragam sepatu atau sandal buat perempuan dan pria serta anak-anak ini juga terjangkau berbagai kalangan. Dengan mematok harga di kisaran Rp 150-400 ribu, segmen yang dibidik Edward Forrer mulai kalangan menengah sampai menengah-atas.

Selain kualitas produk, “Suasana nyaman harus hadir saat konsumen berbelanja, mulai dari keramahan petugas sampai kenyamanan tokonya,” ungkap Edo. 

Untuk membangun loyalitas konsumen sendiri, menurut Edo kuncinya adalah produk dan pelayanan. “Komunitas Edward Forrer sudah terbentuk. Mereka sudah fanatik,” katanya.

Inovasi produk tak pelak terus dilakukannya. Caranya, selain dengan meng-update fashion terkini, Edward Forrer pun rajin meminta masukan dari konsumen tentang tren sepatu yang diinginkannya. 

Related Stories

spot_img

Discover

Amanzoe Bangkit Lagi, Liburan 2025 Bakal Makin Gila

Bayangin lo berdiri di atas bukit sunyi Peloponnese, Laut Aegea membentang sejauh mata memandang,...

Keindahan Tak Tersentuh: Sebuah Pelarian Mewah di Garrya Mu...

Di utara Vietnam, tersembunyi di antara deretan pegunungan berselimut kabut dan sawah bertingkat yang...

La Piscina, Tempat Nge-Chill Paling Panas di Amalfi Coast

Bro, kalau kamu lagi mikir liburan sambil nunggu gajian turun, catat nama ini baik-baik:...

20 Tahun Java Jazz: Barisan Musisi Kelas Dunia Siap...

Tak terasa, dua dekade sudah Jakarta International BNI Java Jazz Festival menjadi panggung utama...

Ketika Kemewahan Menyatu dengan Alam

Alila Dong’ao Island Resmi Dibuka di Tiongkok Hyatt Hotels Corporation baru saja meresmikan Alila Dong’ao...

10 Best Places to Visit in Abu Dhabi

Abu Dhabi, a city brimming with life welcomes you with its top-notch infrastructure, a...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here