A picture
tells a thousand words… Imagine what moving ones can do!
TIDAK ada salahnya kita bahas lagi soal media digital. Maklum, dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan media digital sangat luar biasa, dan hampir semua media cetak besar beralih ke media digital – paling tidak menambahkan versi digitalnya di samping yang konvensional. Inilah yang disebut publishing revolution, media cetak (Eric Schmidt, mantan CEO Google memprediksi 5 tahun lagi) akan berada pada titik nadir, dan tergantikan dengan digital.
Tidak pelak, perkembangan teknologi yang pesat
menuntut semua hal menjadi lebih praktis dan mudah. Dalam bidang penerbitan,
media digital adalah jawabannya. Apalagi, faktanya, tablet sebagai medium baru
mulai menjamur. Tidak hanya tablet sebetulnya, tapi smartphone yang berfungsi sebagai tablet (ada yang menyebut phablet), ikut menyemarakkan
perkembangan ini. Produk-produk gadget yang masuk kategori mobile itu kian menggerus keberadaan majalah konvensional.
Hanya saja, menurut CEO Apple Tim Cook angka penjualan
iPad tersebut sudah sesuai dengan target internal perusahaan, dan yang menarik dua
dari tiga pengguna iPad pada pertengahan tahun pertama ini merupakan pengguna
baru.
Yang jelas, menurut perkiraan IDC, penjualan tablet secara
global untuk bisnis tahun ini akan tumbuh 14%, bandingkan dengan tahun 2013
yang 11%, dan berlanjut hingga 18% pada 2018. Kalkulasi yang lebih simpel
dikemukakan oleh TabTimes, bahwa
penjualan tablet untuk bisnis tahun 2014 akan mencapai 36,5 juta unit, atau
naik 52% ketimbang 2013. Perkiraan angka pasar bisnis tersebut adalah tiga kali
lipat dibandingkan pasar konsumer (individual).
Yang menarik, kepraktisan serta kecanggihan perangkat
tentu saja, menjadi hal yang utama, maka penggunaan mobile cenderung makin membesar ketimbang desktop. Bahkan sebelum akhir 2015, The NPD Group memperkirakan
penggunaan mobile broadband device
mencapai 34 juta unit – 66% di antaranya adalah tablet.
Praktis, mudah, murah dan efisien. Hal ini nampaknya
yang membuat orang keranjingan memakai perangkat mobile, dan kembali ke soal media, versi digital yang bisa
mewakili. Tidak seperti media konvensional
yang statis, majalah digital (interaktif) tampil lebih atraktif dan komunikatif,
serta kaya akan konten yang membuat pembaca bisa tidak sekadar membaca tapi
mempunyai pengalaman yang lebih seru di dunia digital.
Majalah digital tidak hanya tren baru, tapi juga
sekaligus challenge baru bagi
penerbit untuk mengembang tiga unsur yang ada di platform ini: cetak, video, dan web,
yang bisa memanjakan pembacanya. Selain memanfaatkan interaktif dan efek video,
beberapa media sudah mengembangkan e-commerce yang lebih atraktif, yang menjadikan
bertransaksi bisnis di dunia internet (via mobile)
lebih menarik ketimbang duduk di meja komputer. Majalah The Church memberi catatan menarik, “A picture tells a thousand words… Imagine what moving ones can do!”
(Burhan Abe)
Sumber: MALE Edisi 81 http://male.detik.com
Sumber: MALE Edisi 81 http://male.detik.com