Lembar Sejarah Cerutu Indonesia

Cerutu tidak monopoli Kuba, atau negara-negara Karibia. Indonesia ternyata juga salah satu produsen cerutu yang patut diperhitungkan. Setidaknya, bahan baku tembakaunya telah memasok kebutuhan cerutu dunia.

Pada pra kemerdekaan RI, cigar culture ditularkan oleh Belanda. Kebiasaan mereka bercerutu dari negeri asalnya tidak bisa dihentikan ketika mereka berada di Indonesia. Mereka tidak hanya membawa cerutu dari Eropa dan negera-negara Amerika Latin, mereka juga membudidayakan tembakau di Indonesia, terutama di Deli (Sumatera Utara) dan Besuki (Jawa Timur), yang sampai kini dikenal sebagai tembakau berkualitas tinggi.

Selain mempunyai kebun-kebun tembakau, pada saat itu di Indonesia juga berdiri beberapa pabrik cerutu (dan industri rokok, tentu saja). Kini, boleh dikatakan hanya industri rokok yang masih bertahan, bahkan beberapa di antaranya meraksasa dan menyumbang cukai sangat besar untuk negara, seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan lain-lain. Tapi sayangnya, industri cerutu yang survive agaknya bisa dihitung dengan jari, di antaranya yang diproduksi PD Tarumartani, perusahaan milik keluarga Kraton Yogyakarta. Sementara merek cerutu yang diproduksi indutsri rokok besar adalah Wismilak dan Dos Hermanos.

Hanya saja, dua merek yang disebut terakhir bukan berasal dari tradisi lama, tapi dilahirkan setelah melihat peluang pasar yang besar di industri cerutu. PT Djarum, misalnya, menciptakan produk cerutunya pada Mei 1977, setelah sebelumnya sempat melakukan serangkaian riset mendalam di Honduras dan Amerika Serikat. Produk perdananya adalah cerutu long filler dengan standar internasional.

Kualitas dan kestabilan rasa cerutu Indonesia ini ternyata tidak kalah dibandingkan dengan premium cigars yang lain. Itu sebabnya, gulungan tembakau asal Kudus ini berhasil diterima di mancangera, seperti Belanda, Belgia, Jerman, Singapura, dan beberapa negara lainnya. Nama Dos Hermanos sendiri sebenarnya baru dipakai pada September 1999 untuk pasar Indonesia. Namun demikian produk ini juga disukai para turis asing, bahkan sering dibawa ke manca negara sebagai cindera mata asal Indonesia.

So pasti, Dos Hermanos – yang masuk dalam rating bergengsi dari majalah Cigar Afficionado, juga Wismilak, adalah cerutu made in Indonesia, yang ikut meramaikan pasar cerutu dunia. (Burhan Abe)

Majalah SWA, 02 September 2004

Related Stories

spot_img

Discover

Fairfield by Marriott Mencari Calon Reporter Wisata Penuh Semangat 

Petualangan Paling Menarik di Dunia  Perjalanan Disponsori Selama 30 hari di Jepang Menanti Para Wisatawan...

Maria Sharapova, Global Aman Wellness Ambassador, Launches a Retreat...

A revolutionary three-night workshop in the Peloponnese organized and hosted by Maria Sharapova from...

Discover Unmatched Luxury Wellness with RAKxa’s Seasonal Retreats at...

Enjoy the Ultimate Summer Escape this August with RAKxa's "Optimal Fitness Retreat"  RAKxa Integrative Wellness,...

Promo Club Med Tengah Tahun Hemat Hingga 40% di...

Club Med mengundang wisatawan untuk datang ke resor-resor cantik mereka di Lijiang, Bali, Bintan, Maldives,...

Loka Rasa oleh Marriott Bonvoy Kembali Hadir Merayakan Kuliner...

Pengalaman Gastronomi Autentik yang Dikurasi oleh Lima Koki dari Portfolio Hotel Marriott International di...

The Purist Villas, Ubud: Tempat Peristirahatan Berseni, Penuh Keberagaman...

Bagi para travelers yang menyukai kebudayaan, resor butik ini menawarkan tempat peristirahatan mewah yang...

Popular Categories

Comments