Home Blog Page 28

Live Streaming Semakin Tren di 2017

0

Praktisi media sosial Burhan Abe menilai layanan siaran langsung (live streaming) akan semakin tren di 2017 berkat kemudahan akses internet. “Sejak internet lebih mudah. Dulu, pakai pulsa. Sekarang paket data, ponsel lebih ringan buat buka apa pun,” kata Abe saat dihubungi Antara News, Senin, 16 Januari 2017. Aplikasi live streaming seperti Bigo, Nono dan Kitty Live muncul sejak dua tahun belakangan, namun baru mendapat audiens di Indonesia tahun lalu.  

Penggunaanya semakin akrab bagi orang di kota besar berkat paket data yang dibuat oleh para operator. Misalnya, menyediakan paket internet yang menyediakan kuota ekstra untuk menikmati layanan live streaming.  

Sejak live streaming muncul, platform media sosial seperti Facebook dan Instagram turut serta  menyediakan fitur tersebut untuk merebut hati para penggemarnya. Perkembangan media sosial juga menimbulkan pergeseran perilaku penggunanya, termasuk ketika live streaming masuk.  

Ingin tampil

Live streaming ini memberikan panggung bagi siapa saja untuk tampil, tanpa melihat apakah dia sebelumnya merupakan orang terkenal. “Orang ingin tampil. Sekarang, nggak ada hubungannya dia public figure atau bukan,” kata dosen tamu di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.   Ia memberi contoh pada tahun 90an, orang meniru tokoh terkenal. Tahun 2000an, orang terkenal menciptakan sendiri audiens mereka, seperti yang terjadi pada ajang pencarian bakat.”Sekarang, mau ngetop di media sosial,” kata dia.  

Para penyiar menggunakan platform tersebut untuk menghasilkan uang antara lain dari orang yang menonton siaran mereka. Sayangnya, ada pengguna yang memanfaatka platform ini untuk membuat konten negatif, misalnya pornografi, sehingga membuat layanan seperti Bigo sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) beberapa waktu lalu.  

Menurut dia, pengguna layanan memanfaatkan hal tersebut untuk mendorong pengunjung di akun mereka. Tetapi, ia menilai penyalahgunaan tersebut akan dapat diblokir oleh operator. Bila pun ada yang masih membandel membuat konten negatif, pengguna lain yang merasa tidak nyaman dapat melaporkannya sebagai “spam” dan dapat ditindaklanjuti oleh penyelenggara.  

Lama-kelamaan, menurut dia, kebiasaan seperti itu dapat menimbulkan pemahaman bahwa konten seperti itu tidak dibenarkan.  

(Pewarta: Natisha Andarningtyas, Editor: Monalisa)  

Copyright © ANTARA 2017  

Link: antaranews.com

Koleksi Basket Heart Terbaru dari PUMA

0

Sneaker Klasik dengan Sentuhan Kilau Terbaru

Merek olahraga global PUMA memperkenalkan salah satu produk terbarunya, Basket Heart. Sepatu court classic yang digunakan untuk luar ruang ini  dilahirkan kembali dengan sentuhan feminin. Bak pahlawan, PUMA terus mempertahankan sentuhan sporty-stylish dan dinamis, namun tetap memiliki sisi yang manis khas PUMA. Sebagai salah satu keluaran terbaru dalam jajaran koleksi PUMA untuk perempuan, Basket Heart masih merupakan bagian dari kampanye ‘DO YOU’ yang ingin menginspirasi para perempuan untuk menunjukan sisi percaya diri dalam penuh gaya.  

Salah satu sepatu PUMA yang mengumandangkan kembalinya era baru courtstyle, PUMA Basket Heart banyak mencuri perhatian karena adanya inspirasi siluet streetstyle hip-hopdi tahun 70- an yang berpadu dengan tingkat kenyamanan saat dikenakan. Layaknya saudara dari PUMA Suede, Basket Heart merupakan koleksi yang bersinar dan memukau dengan budaya pop yang melagenda.  

Hadirkan sisi manis dalam padu padan gaya sporty dengan koleksi Basket Heart terbaru ini. Tersedia dengan dua pilihan pita, menciptakan perpaduan sempurna dengan pita satin atau gaya funkbertali tebal. Untuk pilihan warna, kulit paten putih dan hitam bisa menjadi padanan yang pas dengan gaya cropped pants, jeans, legging atau pun mini dress.  

Koleksi ini sudah tersedia di Our Daily Dose Senayan City, Kota Kasablanka, Neo Soho PUMA Store Senayan City, Kelapa Gading 3, Pondok Indah Mall 2, Tunjungan Plaza 3, Grand Indonesia, Kota Kasablanka, Bandung Indah Plaza, Ambarukmo Plaza, Summarecon Bekasi, eWalk Balikpapan, MOG Malang, Manada Town Square 3.  

Tentang PUMA

PUMA adalah salah satu merek olah raga global terkemuka perancang, pengembang, penjual dan pemasar sepatu, pakaian dan aksesoris. Selama lebih dari 65 tahun, PUMA tercatat sejarah sebagai pembuat desain produk cepat untuk atlet-atlet tercepat di dunia. PUMA menawarkan kinerja dan produk-produk olahraga yang terinspirasi gaya hidup melalui berbagai kategori produk, yang meliputi Football, Running Training, Golf dan Motorsports.

PUMA terlibat dalam kolaborasi desain dengan merek-merek perancang ternama untuk menghadirkan desain inovatif dan cepat untuk dunia olah raga. PUMA Group membawahi merek PUMA, Cobra Golf, dan Dobotex. PUMA memasarkan produk-produknya di lebih dari 120 negara, memperkerjakan lebih dari 10.000 orang di seluruh dunia dan berkantor pusat di Herzogenaurach, Jerman.  

Info lebih lanjut, kunjungi www.puma.com.  

Off-Seasons Gems with Aman

0
Amankila Suite
 
Exploring a destination out of season can lead to a path of discovery and charm otherwise hidden by the bustle and busyness of peak seasons. Aman hotels around the world are magical destinations all year round, exceeding every expectation of popular sights in season, but promising something almost more special once the crowds have dispersed. Whether breathing in the rain-cleansed jungle air amid Angkor’s iconic temples or witnessing Japan’s plum blossoms delicate announcement of spring; each reveals a new side to a destination without the crowds.
Restaurant
 
AMAN TOKYO, Japan
Visitors flock to Tokyo in spring from March to May, when the parks and gardens of the capital blush pink with cherry blossoms. During the city’s quiet time, the winter months from November to February, crystal clear skies allow for views from Aman Tokyo all the way to Mount Fuji on the horizon. Day trips to the exceptional powder of Nagano for skiing and onsen (hot spring) are possible, just 60-90 minutes away by train from Tokyo Station, located a five-minute walk from Aman Tokyo. The first sumo wrestling tournaments of the year take place in January, and a number of unique festivals take place early in the year, including Hatsumode at Meiji Jingu, Setsubun (the bean-throwing festival) and the Daruma Doll Fair. Gourmet experiences also abound in the winter months, when crabs, oysters, blowfish, yellowtail, sea urchin and sea toad grace tables, and a hot bowl of ramen noodles is the ever-ready antidote to winter’s chill. Then there are the plum blossoms, which bloom almost unlauded in February and can be enjoyed in peaceful seclusion.
Alcova Tiepolo Suite
 
AMAN VENICE, Italy
While summer seduces with emerald green waters and the charm of the Lagoon islands, it is in winter when Venice lives up to her name, “La Serenissima” – the most serene one. The cooler months, October to March, offer the opportunity to ride the meandering canals of Venice on Gondolas with ease. Guests can sip hot chocolate in Caffè Florian, the oldest café in the world after strolling through galleries purged of appreciative chatter; Cicheti washed down with ombre in one of the many hidden bacari: This is when the city regains its true identity and once again belongs to Venetians, presenting an idyllic time to explore the Veneto region, home to Treviso’s beautiful city centre and Verona’s wine regions of Soave, Bardolino and Valpolicella.
Ayung Suite
 
AMANKORA, Bhutan
Majestic, spiritual and wild – and for a long time off-limits to foreigners – Bhutan epitomises off the beaten track. Soaring Himalayan peaks add to the aura of impenetrability, and yet the country enjoys a surprisingly mild climate that makes it accessible all year long. Whether visiting at the height of summer, when the mountains host a kaleidoscope of wildflowers, or in the depths of winter, when cobalt skies prelude spectacular starscapes, the Kingdom beguiles visitors in search of both adventure and tranquility. Between November and March, temperatures range from 7 – 20°C by day, dropping to around freezing at night, allowing guests to explore the landscape at leisure before returning to roaring fires, hot cider and spiced milk tea in a cosy Amankora lodge. Enjoy the crunch of virgin frost underfoot on an early-morning walk; spot yaks on the mountain passes and migrating birds by crystal-clear rivers; hike to the famous Tiger’s Nest Monastery; and savour the sighting of endangered black necked cranes in Gangtey.
 
Entrance to Lounge
AMANGALLA & AMANWELLA, Sri Lanka
While Sri Lanka’s high season generally runs from November to April, there is no bad time to visit this tropical island nation. In fact, the greater chance of cooling showers from May to October is timed with wilder seas and better surfing on the south coast, as well as the opportunity to experience Galle Fort, the tea plantations inland, and the region’s atmospheric temples without the tourist throng. It is also a time to delve deeper into the country’s cultural offerings by visiting the villages of Angulmaduwa and Dickwella from Amanwella, where the ancient arts of brass turning and Beeralu lace making are revealed, or mountain biking inland to take in daily life in peaceful villages, picnic amid rice paddies and perhaps pick up a beautifully cast brass lamp in a traditional brass workshop. Visiting antique shops, taking cooking classes to learn the secrets of Sri Lanka’s exceptional cuisine and generally exploring without the heat and crowds make the off-season a prime time to visit this remarkable country.
Lobby
In the historic port of Galle, Amangalla lies within the ramparts of Sri Lanka’s 17th-century Galle Fort. A UNESCO World Heritage Site, the Fort’s narrow streets are lined with Dutch and British colonial era buildings. Just two hours’ drive east along the coast, Amanwella is a contemporary beachside resort overlooking a magnificent crescent-shaped beach. Offering an expansive swimming pool, several dining venues and a Beach Club, each of the resort’s 27 suites boast their own private plunge pool and terrace with beautiful views.
AMANUSA, AMANKILA, AMANDARI, Bali
One of the most lauded tropical island destinations in the world, Bali can be visited at any time of the year where balmy summer weather is the norm. The months between November and March are when crowds diminish and short-lived afternoon rain showers freshen the air turning the island’s fabled rice terraces emerald green. This photogenic time of year is also when the buffalo ‘grand prix’ races and ‘fashion shows’ of Makepung take place in November, the picturesque Ulun Danu Beratan Temple celebrates its anniversary in January and the BaliSpirit Festival makes Ubud an inspiring centre for international music, dance and yoga during the month of March.
Main Pool
The ‘Island of the Gods’ offers beach perfection, hillside seclusion and cultural immersion in equal measures. Aman’s three Balinese resorts provide unrivalled access to these different aspects of the island, and a journey incorporating stays at all three will reveal Bali like no other. Each offers regular spa retreats with visiting specialists, as well as cultural excursions and activities tailored to personal preferences.
Situated on Bali’s southern peninsula closeto Bali’s shopping and nightlife areas of Sanur, Legian and Seminyak, Amanusa rests on a hillside overlooking the Indian Ocean and the fairways of the Bali National Golf Club. A serene retreat with 35 free-standing suites and 10 villas, the resort has a Beach Club on a powder white beach and a pristine reef just offshore – ideal for snorkelling and other water sports. Nine private bales provide atmospheric venues for sunrise breakfasts, private dinners and all-day lounging.
Punakha Lodge Courtyard Night
Overlooking the Lombok Strait in Karangasem, one of East Bali’s most traditional regencies, Amankila offers easy access to untouched countryside, local craft villages such as Tenganan, and the area’s royal ruins including Ujung Water Palace. The resort’s restaurants and other facilities are connected via raised walkways to 34 free-standing suites with exceptional sea views. Guests can relax around the signature three-tiered swimming pool, indulge in the ‘Royals in Love’ spa journey, learn to surf, visit the market in nearby Amlapura or take time out at the Beach Club. This offers another swimming pool and a restaurant set back from the private beach in a coconut grove.
In the village of Kedewatan, part of Bali’s cultural capital, Ubud, Amandari is perched on an escarpmenthigh above the winding Ayung River Gorge and follows the design of a traditional Balinese village with pebbled walkways linking the 30 thatched-roof suites and villa to the restaurant, bar, swimming pool, library, gym and Aman Spa. Amandari provides a unique setting from which to experience the cultural richness of Bali’s artistic centre, as well as its mountainous region to the north.
Spa
AMANFAYUN, China
One of China’s top tourist destinations due to its rich heritage and natural beauty, Hangzhou is home to West Lake, a UNESCO World Heritage Site surrounded by gardens and pagodas. It’s also a city praised since the days of Marco Polo for its tea and silk, where ancient Buddhist pilgrimage routes twist through woodland to emerge at picturesque temples. A year-round destination where every season has its own unique charms, Hangzhou’s busiest times are in the spring months of March through to May and autumn, September to November, when the causeway across West Lake is bedecked with spring blossoms or aflame with leaves. June to August is quieter due to the summer heat, but to row across the lake, relax by Amanfayun’s swimming pool or sit in the cool of a peaceful temple holds its own appeal.
Winter is perhaps the least obvious season to visit Hangzhou, excluding Chinese New Year, however it does mean that from December through to February there are fewer tourists in the country, allowing Hanghzou’s temples, lakeside and tea plantations to return to their dreamy peace of old, making it an ideal time of year for travellers to visit.
Amanfayun is a cosy retreat during the winter months with a comprehensive Aman Spa and several quaint restaurants lining Fayun Pathway. Ethereal in the snow, Amanfayun is a place of stone pathways leading to sunny courtyards and peaceful abodes, like a traditional Chinese village caught in time. Situated on 14 hectares to the west of West Lake, the resort comprises 47 dwellings surrounded by tea fields.
Pool
 
AMANBAGH, India
Known for its heat, crowds and exotic colour, India comes into its own in the winter months of December to March, as travellers swarm to witness the Taj Mahal at dawn and experience the pink and blue cities of Rajasthan. But tucked away in the Aravalli Hills, Amanbagh is a verdant retreat surrounded by gardens, offering tranquil respite during the main tourist season, it is just as alluring in the fringe months. After the monsoon rains, experience the transformation of the arid Aravalli Hills into a lush green oasis during August and September. It is still warm and humid, with maximum highs of 26 to 30 degrees, but it is an ideal time for photographers to capture the colours of Rajasthan. Many holy festivals take place during these months and pilgrims walk for days to visit temples, receive blessings and collect holy water. Colourful pilgrimage processions pass through rural Rajasthan right past Amanbagh. This is also a good time to hike in the hills surrounding the resort: As there is a lot of water in the area, wildlife is often spotted on early morning walks. October and November are also beautiful, quiet months to visit, with the region still green, but the temperatures and humidity starting to drop.
Amanbagh lies within a historic garden estate once the staging area for royal hunts. Evoking the palatial elegance of the Mughal era, Amanbagh’s Haveli Suites and Pool Pavilions provide a tranquil base from which to explore the rich heritage of Rajasthan, India’s dramatic frontier region. Amanbagh’s award-winning design features domed cupolas and private courtyards.
About AMAN
Aman was founded in 1988 with the vision of building a collection of intimate retreats with the unassuming, warm hospitality of a gracious private residence. The first, Amanpuri in Phuket, Thailand, introduced the concept, and since then, Aman has grown to encompass 31 hotels and resorts located in Bhutan, Cambodia, China, Dominican Republic, France, Greece, Indonesia, India, Italy, Japan, Laos, Montenegro, Morocco, the Philippines, Sri Lanka, Thailand, Turkey, the Turks & Caicos Islands, the USA, and Vietnam.

QUILA, A Journey of Multi-Sensory Gastronomy @ Alila Villas Uluwatu

0

The newly unveiled QUILA dining room at Alila Villas Uluwatu, Bali offers an exclusive journey of gastronomy where every bite is exquisite and loaded with multi-sensory surprises.

The name QUILA combines ‘qui’, which stands for ‘he who transforms’, with Alila, and aptly reflects the transformative dining experience presented within its exclusive setting. Diners seeking a culinary thrill are taken on an exhilarating ride for all the senses in a daily-changing dinner menu comprising a variety of different plates, artfully tailored by Executive Chef Marc Lorés Panadés.

Each plate is perfectly sized to deliver a powerful punch, a flavor some bite, or a provocative palate.   Reflecting Chef Marc’s philosophy of “getting to the root of every single product, by getting as local, organic and sustainable as possible”, the menu of mainly Mediterranean-inspired creations combines fresh seasonal local produce with modern cooking techniques, styled in uniquely different and playful ways.  

The imaginative use of sound, texture and aroma add other dimensions of sensory stimulation, along with carefully considered wine pairings that elevate the sense of absolute satiation.      

This exclusive dining experience is limited to a maximum of 10 guests each night within QUILA’s intimate five-table indoor setting. Dietary requirements and preferences can be shared with Chef Marc in advance, who will tailor them into each diner’s personalised gastronomic journey. At QUILA, embrace your sense of adventure. Surrender to the unexpected. Savour the surprise…  

For more information, please contact us at +62 361 848 2166 or email: [email protected]

Menyusuri Eksotisme Sejarah Jakarta di Kota Tua

0

TIDAK bisa dimungkiri, Jakarta, atau dahulu dikenal dengan Batavia, sarat akan sejarah. Entah itu kelam, atau justru “berjaya”, sisa-sisa bangunan seakan menjadi “saksi” sekaligus alat pembelajaran bagi mereka yang hidup di masa kini, termasuk dunia gemerlapnya. Adapun dalam proses pembangunannya, Batavia memang didirikan dengan mencontoh konsep bangunan Kota Amsterdam di Belanda. Tidak mengherankan, jika berkunjung ke pusat Kota Batavia–sekarang Kota Tua–Anda akan menjumpai banyak bangunan besar berarsitektur Neo Klasik, Gotik, hingga Barok. Belum lagi, soal kanal-kanal kuno dan jembatan gantung yang mempermanis lanskap…    

Kawasan Batavia, atau yang kini populer dengan Kota Tua sendiri menjadi satu kawasan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Entah domestik maupun mancanegara, lokasi ini hampir dipastikan penuh di akhir pekan. Entah ingin sekadar duduk dan menikmati suasana, atau justru belajar sejarah Batavia – berikut adalah beberapa destinasi sejarah yang bisa Anda kunjungi saat berada di Kota Tua.

1. Stasiun Jakarta Kota

Pertama kali dibuka pada tahun 1929, tidak heran jika bangunan Stasiun Jakarta Kota–dahulu bernama Stasiun Beos–masih mengadopsi gaya Eropa. Sementara beberapa sumber mengungkap bahwa “Beos” diambil dari (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sumber lain justru mengklaim “Beos” sebagai singkatan dari Batavia En Omstreken (Batavia dan sekitarnya). Apa pun itu, Stasiun Beos sendiri telah lama menjadi penghubung Batavia dengan daerah-daerah di sekitarnya, seperti halnya Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), hingga Karavam (Karawang).

2. Museum Bank Mandiri

Dahulu, bangunan ini dikenal sebagai kantor Cabang NHM (Nederlansche Handel-Maatschappij) atau Factorij Batavia, sebelum akhirnya mulai difungsikan sebagai museum sejak awal tahun 2004. Adapun bangunan bergaya art-deco klasik hasil rancangan tiga arsitek Belanda (J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde) ini merupakan salah satu museum perbankan di Indonesia, yang menyimpan berbagai benda-benda perbankan dengan rentang zaman Belanda, kemerdekaan Republik Indonesia, hingga masa kini.

3. Museum Bank Indonesia

Dahulu berfungsi sebagai rumah sakit (Binnen Hospital), gedung besar yang terletak di depan Stasiun Jakarta Kota ini mulai dialihfungsikan sebagai bank (De Javasche Bank, 1828), hingga akhirnya diresmikan sebagai Museum Bank Indonesia pada 21 Juli 2009.

4. Museum Sejarah Jakarta

Alih-alih menyandang nama Museum Sejarah Jakarta, gedung yang satu ini justru populer dengan nama Museum Fatahillah. Dahulu, di sanalah pusat pemerintahan VOC dan Hindia Belanda di Batavia–atau bahkan di Indonesia. Adapun selain sebagai Kantor Gubernur Jenderal, gedung yang dibangun dalam rentang tahun 1707-1710 ini juga memiliki ruang pengadilan, berikut penjara bawah tanah.

Lantaran menjadi “pusat” Kota Tua Jakarta, setidaknya ada beragam aktivitas yang bisa Anda lakukan saat berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta. Ini mencakup masuk dan berkeliling museum, atau justru sekadar duduk-duduk, dan bersepeda ontel a la turis. Adapun Museum Fatahillah juga dikelilingi oleh beberapa gedung tua yang kini difungsikan sebagai museum, seperti halnya Museum Seni Rupa (dahulu Kantor Dewan Kehakiman), Museum Wayang (dahulu Gereja Belanda), serta Gedung Kantor Pos, dan Cafe Batavia (dahulu gudang komoditas hasil bumi).

5. Museum Bahari

Tidak seperti namanya, di sanalah dahulu tersimpan beragam hasil bumi terutama rempah-rempah–komoditas utama VOC yang konon sangat laris di pasar Eropa. Adapun dibangun secara bertahap (1652-1771), gedung Museum Bahari terdiri atas dua sisi, yakni sisi barat (Westzijdsche Pakhuizen atau Gudang Barat) dan sisi timur (Oostzijdsche Pakhuizen atau Gudang Timur).

6. Toko Merah

Dinamakan demikian lantaran warna bangunan yang didominasi warna merah. Sebenarnya, Toko Merah sendiri merupakan bangunan “kembar”, dengan tipikal dua rumah yang tergabung dalam satu atap. Merupakan bangunan berarsitektur klasik Eropa dan Tiongkok, lokasi Toko Merah sendiri ada dekat dengan pusat pemerintahan, yakni di tepi Kali Besar (de Groote Rivier). Pada pertengahan abad ke-19, gedung ini berfungsi sebagai sebuah toko, dengan nama pemilik Oey Liauw Kong. Seiring berjalannya waktu, Toko Merah pernah difungsikan sbeagai kantor hingga Gedung Dinas Kesehatan Tentara Jepang.

7. Jembatan Kota Intan

Jembatan Kota Intan–atau populer dengan Jembatan Jungkit–merupakan sebuah jembatan yang pada dasarnya menghubungkan Kalibesar Timur dan Kalibesar Barat. Adapun nama “Intan” diperoleh dari Bastion Diamant (Intan)–sebuah bastion Kastil Batavia yang terletak tidak jauh dari jembatan tersebut.

Sebelum bernama Jembatan Kota Intan, jembatan yang dibangun pada 1968 ini dikenal sebagai de Hoenderpasar Brug (Jembatan Pasar Ayam). Satu hal yang menarik, yakni jembatan ini pernah dilukis oleh seorang pelukis populer–Vincent van Gogh, dalam kunjungannya ke Batavia. Sayang, kini jembatan tersebut merupakan peninggalan “satu-satunya” yang tersisa dari jembatan sejenis hasil rancangan Belanda di Batavia.

Itulah tujuh destinasi sejarah yang bisa Anda kunjungi saat berada di Kota Tua. Ada pergeseran gaya traveling saat ini, termasuk menemukan hal-hal terhadap peninggalan lama. Adapun jangan lupakan cara baru mengeksplorasi Kota Tua, seperti halnya dengan mencoba paket wisata malam yang kini banyak ditawarkan. Untuk tujuan tersebut, tidak ada salahnya jika memutuskan menginap di hotel terbaik di Jakarta, yang berlokasi di dekat Kota Tua.

Sudamala Sanur Buka Aroy Thai Cafe & Lounge

0

Sudamala Suites & Villas, Sanur telah mengubah paviliun ‘joglo’ di pelataran kolam renangnya menjadi restoran yang menyajikan hidangan Thailand: Aroy Thai Cafe & Lounge. Hasilnya pun aroy (lezat!)

Hotel butik mewah Sudamala Suites & Villas, Sanur, telah mengubah paviliun ‘joglo’ bergaya Jawa yang terdapat di pelataran kolam renangnya menjadi restoran terbuka yang menyajikan hidangan ringan lezat khas Thailand, suatu pilihan kuliner yang sangat pas untuk menemani waktu bersantai seharian di pinggir kolam renang sembari menikmati keindahan dan ketenangan alam tropis bak nirwana.      

Executive Chef Sudamala yang baru, Tonny Kwan Lawrence, telah mengkreasikan menu yang mengangkat banyak rasa khas Thailand ke pantai Bali – coba bayangkan udang segar, rempah-rempah dan kari bersantan kelapa yang menggugah selera. Semua hasil kreasi terbaru Chef Tonny yang didapat dari pengalaman memasak selama bertahun-tahun di Thailand kini tersaji sempurna untuk dinikmati para tamu Sudamala di Aroy Thai.     

Selama bertugas sebagai Sous Chef di Nora Buri Resort & Spa, Koh Samui, Thailand, Tonny sempat berkata, “Saya memiliki minat yang kuat dalam memadukan hidangan Asia –- menciptakan paduan masakan Asia dan Barat adalah gaya khas memasak saya. Sejak saya menggeluti dunia masak-memasak dengan serius, saya telah banyak bereksperimen dan menemukan kombinasi rasa baru yang luar biasa.” Di Aroy Thai, Tonny menyajikan hidangan Thailand klasik berpadu dengan sedikit rasa khas Bali.      

“Pengalaman Chef Tonny selama di Thailand telah memberi kepekaan yang kuat terhadap makanan Thailand yang secara umum cukup ringan dan dapat dinikmati sepanjang hari. Selain itu, tidak ada lagi tempat di Sanur di mana anda dapat menikmati hidangan ala Thailand yang otentik dan lezat dalam suasana nyaman dan pemandangan yang indah,” ujar Direktur Sudamala Resorts, Emily Subrata.   Menu Aroy meliputi hidangan sederhana dan nikmat yang dimasak sempurna dalam empat kategori, yaitu: Cemilan dan Salad, Sup, Hidangan Utama dan Pencuci Mulut.  

Menu lezat tersebut antara lain Moo Rue Gai (sate babi dan ayam yang dihidangkan bersama nasi ketan dan saus kacang), Gai Hor Bai Toey (ayam bumbu bungkus daun pandan), serta Som Tam Thai Goong (salad papaya hijau dengan udang). Menu Thailand tidak akan lengkap tanpa kehadiran kari khas Thailand dan Aroy pun mempersembahkan hidangan otentik tersebut melalui pilihan Tom Kha Gai, yaitu ayam berkuah santan, Tom Yum Goong (sup udang pedas berkrim) dan kari bebek merah panggang yang disajikan dengan aneka buah-buahan.

Terdapat pula hidangan lain seperti nasi dan mie goreng yang begitu terkenal Pad Thai, yaitu mie beras yang dimasak dengan asam, udang dan sayur-sayuran.  

Hadir di area ‘joglo’, yaitu bangunan terbuka khas Jawa dengan atap tinggi yag menawan, Aroy Thai menawarkan suasana santai di pinggir kolam renang dengan harga makanan yang sangat terjangkau. “Kami telah mencicipi makanannya dan benar-benar aroy (lezat)!” tambah Emily Subrata.     Aroy Thai Cafe and Lounge at Sudamala Suites & Villas, Sanur buka setiap hari, jam 10.00 – 17.00 WITA. 

SALUT @ Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 28

0

Sebuah kehormatan, akhirnya saya diundang ke acara Pecha Kucha, sebagai salah satu pembicara. Acara ‘berbagi ide’ ini sangat menarik, dan saya sempat datang ke event tersebut, beberapa waktu yang lalu.

“Saat ini kami sedang mempersiapkan Pecha Kucha volume ke-28. Pecha Kucha sendiri adalah sebuah ajang networking, gathering dan sharing session. Keunikan Pecha Kucha ada pada format presentasi 20×20, di mana pembicara menuangkan idenya melalui 20 slide di mana setiap slide-nya berdurasi 20 detik. Hasilnya adalah presentasi berdurasi 6 menit 40 detik yang singkat, padat, dan tentunya jauh dari membosankan,” ujar Fitra Kharisma dari Maverick Indonesia, sebuah konsultan komunikasi, selaku penyelenggara Pecha Kucha Night Jakarta, dalam surelnya.

9 Pemrasaran

Katanya, berbagai tema seputar kreativitas telah diangkat menjadi topik di Pecha Kucha Night Jakarta. Sebutlah tema ‘keluarga’ (All Things Family), ‘travel’ (Globetrotter), ‘aviasi’ (Altitude), ‘kesehatan’ (Let’s Get Physical), ‘konten video’ (Life in Motion), berbagi melalui komunitas (Better Together), dan lain-lain. Selain topik yang menarik beberapa tokoh terkemuka dan penuh inspirasi pun pernah menjadi bagian dari Pecha Kucha Night Jakarta, seperti Jokowi (Presiden Republik Indonesia terpilih 2014-2019), Joko Anwar (sutradara film), Pandji Pragiwaksono (stand up comedian), Ayla Dimitri (fashion stylist) dan Sheila Timothy (produser film).  

Di volume ke-28 ini, Pecha Kucha ingin menghadirkan berbagai ahli atau peminat berbagai macam minuman melalui tema SALUT! Topik ini kami pilih karena pembicaraan mengenai makanan sudah mendominasi percakapan mengenai kuliner tapi tidak dengan minuman. Dengan topik ini diharapkan ada percakapan tentang berbagai jenis minuman, cara membuatnya dan bagaimana mengonsumsinya. Saya diundang untuk membahas wine, yang menjadi minat saya.  

Yup, tanpa berpikir dua kali, saya menerima undangan tersebut.  Pecha Kucha Night Jakarta Vol. 28  bertemakan minuman, “SALUT!”, berlangsung di kantor BukaLapak.com, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.  

Pembicara kali ini ini terdiri sembilan pemrasaran, yakni Helga Angelina (jus), Nova Dewi (jamu), Oza Sudewo (teh), Kiki Moka (cocktail), Ade Putri (bir), Agam Abgari (kopi), Reza (susu-kurma-madu), dan Dhilla Baharudin (kombucha), dan saya sendiri soal wine. Malam itu, saya membahas sejarah wine, juga berbagai macam jenis wine dari yang old world sampai sampai wine lokal, kemudian membahas tata cara mengonsumsi hingga manfaatnya, dalam 20 slide.  

Materi yang disampaikan sembilan pemrasaran sangat menginspirasi pengunjung, terbukti dengan antusiasme dan tanggapan positif mereka hingga acara berakhir. Tercatat lebih dari 60 orang hadir pada acara ini, termasuk perwakilan dari tiga media, yaitu Media Indonesia, Republika, dan Provoke!  (Burhan Abe)

Yoforia: Refreshing Yogurt Drink

0
 
Yogurt kini menjadi minuman yang tidak asing lagi di Indonesia, bahkan sudah menjadi gaya hidup modern kaum perkotaan. Fakta yang menggembirakan, produk yang dibuat dari susu –ada yang memakai susu kacang kedelai, ini tidak sekadar lifestyle, tapi juga kaya manfaat.  Yogurt mengandung bakteri baik yang bermanfaat untuk kesehatan saluran pencernaan.
Label yang melekat di yogurt adalah sehat sekaligus gaul. Itu sebabnya, mulai banyak gerai yang menjual yogurt di mal-mal dan pusat perbelanjaan.  Dan yang terbaru adalah Yoforia, atau yogurt studio, yang memberi pilihan berbeda dalam mengonsumsi yoghurt. Yoforia berlokasi di  Paris Van Java Resort Lifestyle Place, pusat perbelanjaan yang beralamat di Jl. Sukajadi, Cipedes, Sukajadi Bandung.
Yoforia – Gerai di Paris van Java, Bandung
 
Dalam pembuatan yogurt, fermentasi gula susu, atau yang disebut laktosa, menghasilkan asam laktat, berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan aroma unik pada yogurt. Karena berupa gel, frozen yogurt di Indonesia dalam bisnis makanan sering dimasukkan dalam kategori es krim. Tapi selain gel, yogurt sebetulnya bisa dibuat lebih encer. Baik yang gel maupun yang cair, keduanya bisa dipadukan dengan minuman lain.
Kunjungan Blogger
Di Yoforia, berasal dari kata ‘euforia’ (perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan alias keranjingan), japanese yogurt drink ini terdiri dari berbagai varian rasa dengan kopi sebagai rasa unggulan. “Kami mencoba hal-hal baru. Yogurt yang rasanya asam ketemu dengan kopi yang juga ada asamnya, pasti rasanya sesuatu banget,” ujar Chef Martin Natadipraja, yang saat ini menjadi chef tamu di Yoforia setiap minggunya.
Chef Martin Naradipraja

Memang, yogurt di tangan Martin tidak dibiarkan asam, makanya ada tambahan bahan lain, yakni buah-buahan segar dan sirup karamel. Coba saja varian ini: Yofocinno, yang terdiri dari yogurt, espresso, dan sirup karamel. Atau Kuro Yofocinno (yogurt, choco powder, dan espresso), C & C Yofocinno (yogurt, white choco, oreo, sirup karamel, dan espresso), A-Yo Peach (yogurt dan buah peach), A-Yo Strawberry (yogurt, leci, strawberry), Berry Smooth Yogurt (yogurt, strawberry, blueberry, dan buah peach diblender), Mother of The Dragon Yogurt (yogurt, buah naga, pisang, dan blueberry diblender), dan Affocado Yogurt (yogurt, es krim vanilla. alpukat, dan espresso).
A-Yo, Yolo, dan Salmon Salad

Tidak hanya minuman, tapi makanan juga siap disajikan. Pilihannya adalah Potato Wedges, Chicken Wings, Gomabo, Salmon Salad, Panacota, atau Yolo – yang ini masih kategori yogurt atau smooties yogurt dengan toping granolla dan pisang. Menu yang pas untuk bersantai!
 
Well, jangan sampai kamu ketinggalan. Gaul sehat hanya ada di Yoforia! (Burhan Abe)

Fame Hotel Hadir di Sunset Road, Kuta, Bali: Stay Famous!

0

Siapa yang menyangkal, Bali merupakan destinasi paling populer di Indonesia, bahkan di dunia. Tidak heran banyak hotel berdiri di Pulau Dewata tersebut, seperti Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali, yang berlangsung Sabtu, 18 Desember 2016. Acara seremoni peresmian Fame Hotel Sunset Road, Kuta-Bali bertema “Glamorous in White”, dihadiri oleh sekitar 250 undangan, termasuk investor, agen perjalanan, serta jajaran manajemen Paramount Enterprise.  

Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali merupakan hotel bintang dua yang dikelola oleh Parador Hotels and Resorts yang ada di bawah naungan Paramount Enterprise. Dengan konsep sebagai affordable lifestyle, hotel ini menawarkan pengalaman menginap layaknya selebriti kepada para tamunya. Mulai dari interior design, hingga pelayanan yang diberikan, para tamu akan dimanjakan oleh sensasi menginap yang sangat stylish dan glamour.  

Acara grand opening dimulai dengan prosesi pengguntingan pita oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung – Bali Cok Raka Darmawan, didampingi oleh Presiden Direktur Paramount Enterprise Ervan Adi Nugroho, dan Deputy Chief Operating Officer Parador Hotels & Resorts Johannes Hutauruk, dilanjutkan hotel inspection dan ditutup dengan brunch party yang diramaikan oleh live music dan DJ performance.  

Menurut Cok Raka Darmawan, sektor pariwisata di Kabupaten Badung adalah salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Badung. Pariwisata merupakan salah satu potensi sekaligus kebutuhan yang harus dikembangkan di Badung, untuk memajukan sektor-sektor pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sektor pariwisata terbukti sebagai salah satu sektor penggerak perekonomian serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. “Untuk itu kami masih tetap membuka kesempatan kepada investor untuk berinvestasi di Kabupaten Badung, khususnya penyediaan akomodasi pariwisata seperti hotel, namun tentunya harus tetap memperhatikan tata ruang, dan aturan adat dan budaya,” katanya.  

Sementara Ervan Adi Nugroho, Presiden Direktur Paramount Enterprise menjelaskan bahwa salah satu komitmen perusahaannya, selaku pengembang nasional adalah membangun akomodasi yang memadai, affordabledan berkualitas bagi para wisatawan maupun pebisnis di Tanah Air. “Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang paling sering menjadi tujuan berlibur para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.  Kabupaten Badung yang dikenal sebagai barometer pariwisata di Bali memiliki posisi strategis dan potensi yang tinggi serta didukung oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten yang mendukung kemajuan pariwisata.”  

Melihat potensi ini,  Parador Hotels and Resorts yang ada di bawah naungan Paramount Enterprise membuka Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali, yang merupakan Hotel Fame ke 3 setelah Fame Hotel Gading Serpong dan Fame Hotel Batam, dan ke 8 milik Paramount Enterprise sejak 2012.  

Sekarang ada total ada 8 hotel yang dioperasikan oleh Parador Hotels & Resorts. Selain Fame di Bali, ada 7 hotel yang telah dibuka yaitu, 5 hotel di Tangerang, Malang, dan Magelang. Perusahaan ini juga telah mengelola hotel milik pihak lain yaitu Fame Hotel Batam. “Kami optimis bahwa kehadiran Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali, akan mampu bersaing dengan hotel-hotel sejenis dan bahkan menjadi salah satu favorit para wisatawan lokal maupun mancanegara,” tambah Ervan.  

Stay Famous

Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali dibangun di atas lahan seluas 1,9 hektare (4 lantai), didesain dengan konsep lifestyle yang orisinal. Dilengkapi dengan 90 kamar dengan desain yang stylish, dua meeting rooms, semi outdoor swimming pool, restoran, kids corner, dan e-corner.  Pas untuk tamu yang ingin bernostalgia dengan musik atau film, karena poster para musisi dan bintang-bintang film bertebaran, mulai dari lorong hingga ke kamar- kamar hotel. Ikon terkenal di era 1980-an hingga 2000-an.  

Lokasi Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali, sangat strategis karena dekat dengan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai dan tempat wisata terkenal seperti Pantai Kuta, Jalan Legian, beberapa pusat hiburan malam terkenal dan pusat perbelanjaan.  

Tapi sebetulnya Fame sendiri ada pusat hiburan. Sejak melangkahkan kaki ke reception, suasana sudah beraura hiburan,  ketika para tamu menuju koridor ke kamar mereka pun seperti memasuki gedung bioskop.  

Yes, Parador Hotels & Resorts ingin menghadirkan pengalaman menginap yang baru dan segar kepada para wisatawan. Mulai dari konsep interior design, pelayanan, semua agaknya mereka pikirkan sangat matang sehingga Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali ini menjadi pilihan baru dan unik bagi para tamu.  

“Tentunya dengan harga yang sangat terjangkau, dan kualitas pelayanan layaknya seperti seorang superstar. Kehadiran Fame Hotel Sunset Road, Kuta – Bali diharapkan dapat semakin meramaikan industri perhotelan di Bali yang cukup ketat dan menjadi pilihan utama para wisatawan untuk menginap. Stay Famous!” ujar Deputy Chief Operating Officer Parador, Johannes Hutauruk.

Mau Liburan Hemat ke Raja Ampat? Terapkan 5 Hal Ini

0

Selain Bali, Raja Ampat adalah salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi impian para turis, baik asing maupun masyarakat Tanah Air.  

Memang, biaya liburan Raja Ampat yang terbilang mahal membuat sebagian masyarakat tidak bisa pergi berlibur ke Raja Ampat. Jangan merasa berkecil hati karena kamu bisa liburan seru ke Raja Ampat meski punya bujet minim. Gak percaya? Inidia tips liburan hemat di Raja Ampat!  

1. Pesanlah tiket pesawat dan penginapan dari jauh-jauh hari

Kalau ingin hemat liburan ke Raja Ampat Papua, kamu wajib mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Booking tiket pesawat dan penginapan dari jauh-jauh hari biasanya banyak potongan harga yang bisa kamu dapatkan. Persiapkan setidaknya tiga bulan sebelum kamu liburan ke Raja Ampat.  

2. Berburu tiket promo

Saat mencari tiket pesawat ke Raja Ampat pulang pergi, carilah tiket promo yang bisa memangkas bujet liburan kamu, sehingga bisa murah. Jangan bosan untuk sering memantau tiket penerbangan yang menawarkan promo ke destinasi Raja Ampat ini.  

3. Bandingkan penginapan untuk mencari yang lebih murah

Setelah dapat tiket pesawat murah, kamu juga harus rajin browsing lokasi penginapan yang tidak mahal. Cari penginapan di Raja Ampat, yang sudah termasuk akomodasi dan makan gratis, agar menghemat bujet akomodasi dan jatah makan.

Cara mencari penginapan murah di Raja Ampat mudah, cukup bandingkan penginapan satu dengan lainnya. Kalau menurut kamu hotel di sana terlalu mahal, kamu bisa memilih homestay yang biasanya ditawarkan penduduk setempat yang lokasinya justru dekat dengan objek wisata di Raja Ampat yang kamu ingin kunjungi.  

4. Bawa persediaan cadangan makanan

Memilih homestay sebagai tempat penginapan kamu di Raja Ampat tentu kamu tidak akan mendapatkan makan. Jadi bawalah persediaan makanan untuk dimakan sewaktu-waktu kamu lapar. Apalagi Raja Ampat bukanlah perkotaan jadi harga makanan pun pasti selangit.  

5. Bawa koper yang lebih besar

Pulang jalan-jalan belum lengkap kalau tidak membeli buah tangan untuk diberikan kepada teman-teman. Supaya lebih hemat, lebih baik sisihkan ruang kosong di koper kamu untuk meletakkan suvenir yang kamu beli di Raja Ampat. Kalau koper penuh, akhirnya kamu akan membawa kantong plastik. Kalau kamu membawa  muatan lebih banyak dari sebelumnya, kamu akan dikenakan biaya tambahan untuk bagasi pesawat dan pengeluaran liburan kamu justru semakin bertambah. Oleh karena itu, perhitungkan dengan matang kebutuhan yang akan kamu bawa saat pergi dan pulang agar kamu terhindar dari biaya tambahan.