Home Blog Page 29

Tauzia Hotel Management to Debut Maison Aurelia – Sanur by Préférence Hotels

0

Maison Aurelia is the first upscale boutique hotel by Préférence label which offers an elegant hideaway from city bustles and daily hassles in the alluring stretch of Sanur – Bali.

Tauzia Hotel Management along with PT Segara Biru Kencana jointly announced the opening of Maison Aurelia – Sanur by Préférence Hotels located on Jl. Danau Tamblingan, in the heart of revered and timeless Sanur – South Denpasar, 2 December 2016.  

The opening marks the first property under the Préférence label uniquely, comprising of upscale, charm & heritage boutique hotels.   Maison Aurelia – Sanur offers homey & soothing feeling in the calming comfort of its classic colonial style blended with modern amenities. Guests will surely experience a place of discreet luxury & serenity. “The word choice of ‘Aurelia’ derives from Latin which means ‘golden’ – the color which symbolizes strength, luxury & perfection –  while ‘Maison’ means ‘home’ in French – as we believe our warm & attentive personnel will make our guests truly feel homely,” said Irene Janti, Chief Brands & Marketing Officer, Tauzia Hotel Management.  

Maison Aurelia – Sanur, by Préférence Hotels features 54 alluring guestrooms divided into two categories: 42 Camelia Rooms of 36sqm & 12 Magnolia Rooms of 54sqm complete with LED TV with cable channels, complimentary Wi-Fi connection, Bluetooth speaker clock, bottled mineral water, coffee/tea maker, mini bar, convenient wardrobe, safe deposit box, plush toiletries by Durance, complimentary daily newspapers & working space.

“In addition to the beautifully crafted guestrooms, Maison Aurelia offers outdoor Jacuzzi, swimming pool, beach club access & overall the feeling to be home away from home,” added Sophie Marivin, Hotel Manager, Maison Aurelia, Sanur.  

Be the first to experience the alluring Maison Aurelia – Sanur, by Préférence Hotels starting from IDR 1,118,000nett/night (room only).  

 Maison Aurelia, Sanur Hosts Spice Gastrobar – Second Edition by Celebrity Masterchef, Chris Salans 

In the attempt of adding more delight to its guests, Maison Aurelia – Sanur offers a captivating dining experience at Spice Gastrobar – Second Edition, by celebrity masterchef Chris Salans – the founder of world-famous Mozaic Gastronomique Restaurant in Ubud.  

“Like for the first edition Spice Gastrobar in Ubud, we are only using ingredients that are locally sourced with an emphasis on the surprising flavors & healing properties of Indonesian aromatic roots, herbs & spices,” added Salans, “the cuisine and mixology joyfully combines Indonesian flavors with western techniques of preparation and presentation such as in Snapper Carpaccio with tamarind croutons & rojak or Jim and Jack – a bourbon and jackfruit sensation.”  

The interiors of Spice at Maison Aurelia – Sanur are a visual sensation celebrating the Indonesian archipelago & interpreted with contemporary artisan styling. The spicy color palette within the restaurant is literally lifted from the ingredients in the chef’s kitchen: cassia bark, saffron, curry and coriander. “The signature bold zig-zag pattern prevalent in the tile floors & bar areas are inspired by the sarongs of paddy field farmers.”  

Installations of hand-thrown upended terracotta pots are utilized to create whimsical pendant lamp groupings along the ceiling. And perhaps even more fun & dramatic is the “bottle chandelier”, created from a cluster of suspended wine & liquor bottles that hover over the bar station.

The design of Spice at Maison Aurelia – Sanur was a creative collaboration between Chef Chris Salans & Lloyd Hassencahl of Design Solutions.

Meliá Hotels Raih Best Sustainable Development & Corporate Responsibility Project

0

Meliá Hotels International menerima penghargaan “Best Sustainable Development and Corporate Responsibility Project” di acara penghargaan bergengsi Worldwide Hospitality Awards untuk projek “Improving Life in Kairo, Kiwenga” yang dipromosikan oleh hotel Meliá Zanzibar, Tanzania, di mana fokus tim hotel sepenuhnya untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat sekitar desa Kairo di Kiwenga.

Perekonomian Pulau Zanzibar biasanya bergantung pada pertanian, tetapi reformasi ekonomi dan pemberian insentif bagi investasi telah mendorong pariwisata dan perdagangan sebagai pendorong utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Terlepas dari kemajuan ini, saat ini masih banyak desa-desa yang hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki akses pada kebutuhan dasar yang penting seperti air minum dan listrik. Berkat kesadaran tim hotel Meliá Zanzibar atas kondisi ini, mereka melakukan sebuah proyek untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat sekitar desa Kairo di Kiwenga.

Inti dari proyek ini adalah untuk membina dialog langsung dengan orang- orang yang berhubungan dengan hotel, melibatkan pemilik hotel, staf, manajemen, pemasok serta masyarakat setempat secara langsung untuk menciptakan dampak positif dalam membuat Kairo menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup, berbagi pengetahuan, pengalaman, sumber daya dan komitmen Meliá Hotels International untuk tanggung jawab sosial di tempat-tempat di mana perusahaan beroperasi.

Projek yang dipimpin oleh tim serta pemilik hotel, ASB Tanzania Ltd, telah memenuhi kebutuhan dasar penduduk desa melalui penyediaan barang-barang konsumsi, pembangunan sumur untuk menyediakan air minum, dan renovasi 35 rumah dengan atap, toilet dan kamar mandi baru. Selain itu, masjid setempat yang merupakan pusat pertemuan bagi masyarakat juga telah dibangun kembali. Investasi langsung telah mencapai lebih dari 145.000 Euro.

Tim hotel juga mempromosikan penggunaan sayuran lokal pada gerai makanan di hotel, menggunakan rumah kaca sendiri untuk membantu penduduk desa mempelajari lebih banyak tentang pertanian dasar untuk meningkatkkan swasembada. Sebagian besar staf hotel yang berasal dari orang-orang lokal juga turut memajukan perekonomian desa antara lain melalui pembelian amenities dan aksesoris buatan lokal seperti gelang untuk paket all-inclusive.

Pengembangan dan nilai-nilai lokal juga didukung melalui program pendidikan dan olahraga, dengan tim hotel yang sangat aktif dalam mengatur kegiatan di sekolah setempat dan mendukung tim sepak bola desa dengan menyediakan material yang dibutuhkan. Komitmen ini juga meluas ke tamu-tamu hotel yang memiliki kesempatan untuk mengunjungi desa untuk mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan desa dan berkontribusi pada keberlanjutan dari proyek ini dan dinamisasi perekonomian desa.

Proyek ini adalah bagian dari Global Corporate Social Responsibility Model dari Meliá Hotels International dan mencerminkan komitmen perusahaan untuk mengembangkan masyarakat lokal di mana perusahaan beroperasi, berbagi dengan masyarakat sekitar dengan memberikan kontribusi untuk menciptakan kekayaan dan nilai. Proyek ini juga mengintegrasikan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, khususnya pemberantasan kemiskinan, perbaikan infrastruktur, keberlanjutan masyarakat lokal dan peningkatan akses terhadap kualitas air minum.

Meliá Hotels International terus membuat kemajuan guna mencapai tujuannya untuk menjadi perusahaan yang dijadikan tolok ukur dalam pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Best Sustainable Development and Corporate Responsibility Project sangat layak untuk hotel ini.

Kini Tak Perlu Takut Kesetrum dengan Pemanas Air Listrik!

0

Saat membangun kamar mandi, salah satu yang juga banyak dipikirkan oleh si empunya rumah selain tema adalah bagaimana air yang akan Anda gunakan. Apakah cukup menggunakan air dingin ataukah juga harus ada air hangat di shower yang akan Anda pasang. Jika memang menginginkan ada air panas, maka memasang heater haruslah Anda lakukan. Masalahnya terkadang jenis heater apa yang harus dipasang ini yang bikin bingung. Jika menggunakan pemanas air listrik takut kesetrum, menggunakan tenaga surya takut mahal.  

Memang untuk heater atau pemanas yang paling cocok digunakan untuk semua rumah di semua wilayah adalah heater yang bertenaga listrik. Karena memiliki kelebihan seperti:  

  1. Tidak terpengaruh oleh cuaca. Baik sedang hujan ataupun sedang mendung, Anda tetap dapat menikmati air hangat untuk mandi.
  2. Anda bisa mendapatkan air hangat tanpa menunggu waktu yang lama. Berbeda dengan tenaga matahari, biasanya waktu untuk memproses air hangat ini agak lama.
  3. Harganya tidak begitu mahal.
  4. Suhunya bahkan bisa mencapai suhu maksimal yaitu 1000 C.

Tapi bagaimanapun tetap ada kelemahan dari pemanas listrik ini yang harus diperhatikan. Salah satunya yaitu, daya listrik yang diminta tinggi. Bahkan terkadang untuk menyalakan di awal saja, paling tidak butuh daya antara 600 sampai 1300 watt. Belum lagi jika ingin suhu yang panas, maka daya listriknya yang dibutuhkan juga akan lebih besar. Terkadang beberapa alat pemanas juga meminta Anda untuk memasang tangki atau alat penyimpan air yang akan diolah menjadi air panas seperti halnya dalam thermos air panas.  

Berkaitan dengan keamanan alat dari kemungkinan kesetrum, maka pilih saja alat yang memiliki teknologi elemen pemanas yang tidak berfungsi sebagai penghantar listrik tapi sebagai penghantar panas. Sehingga pipa yang masuk ke selang untuk memancarkan air tidak perlu takut dialiri listrik. Selain itu ada juga alat anti kontak yang biasa dipasang di pemanas air listrik ini yang berfungsi untuk menghindari kemungkinan penggunanya tersetrum. Hanya saja terkadang, anti kontak ini bisa mudah terkorosi apalagi jika PH airnya terlalu asam. (ADS)

Miyagi Hadir di Lippo Mal Puri, Jakarta: Great Japanese for Everyone

0

Mempertahankan  tradisi etnik kuliner Jepang dalam suguhan  kualitas premium dan harga  terjangkau, Miyagi hadir lagi sebagai alternatif pilihan dengan konsep Great Japanese for Everyone

Cooking Demo
Lidah orang Indonesia tidak asing lagi dengan makanan Jepang. Itu sebabnya, banyak restoran Jepang, yang buka gerai di Indonesia. Di antaranya, Arena Corporation sebagai salah satu operator restoran di Indonesia yang telah sukses mengelola sekitar 27 restoran dari 7 brand terkemuka di antaranya Penang Bistro, Seribu Rasa, Hongkong Cafe, La Hoya, Maison Tatsuya, dan Sari Bagindo, terlihat agresif dalam mengembangkan bisnis restoran. Kali ini ditandai dengan penambahan gerai terbaru Miyagi berlokasi di Lippo Mall Puri, lantai 1 unit 02B di Jl. Puri Indah raya blok U1, Jakarta Barat, 16 November 2016. Ini merupakan gerai ketiga setelah sebelumnya ada di Gandaria City dan Lotte Shopping Avenue, Jakarta.
Charan Musi
Mengusung konsep ‘Great Japanese for Everyone’, Miyagi tetap mempertahankan tradisi etnik kuliner  ala Jepang dengan menyuguhkan kualitas premium serta penyajian khas Jepang dalam suasana modern. Ini menawarkan sensasi kuliner yang memanjakan lidah food lover Ibukota.
Chicken Curry Katsu
Chirasi Don
Masakan Jepang selalu kaya akan tradisi dan cara memasak yang unik sehingga menjadikannya  sebagai salah satu pilihan makanan populer di dunia, begitu pun di Indonesia.
Sejalan dengan konsep yang diusung sebagai ‘Great Japanese for Everyone’, Miyagi didesain sebagai restoran keluarga.  Di mana suasana serta ruang di tiap sudut restoran memberikan sentuhan kekeluargaan dan rasa nyaman sehingga tiap anggota keluarga bisa merasakan kehangatan yang sama. Pilihan menu yang tersaji juga variatif dan tersedia untuk segala kebutuhan usia. Dari anak-anak, orangtua hingga lanjut usia, semua terwakili dari soal rasa dan selera.  
Entrance
Memasuki Miyag, memang langsung terlihat konsep elegan mulai dari entrance sampai ke main area. Selain menikmati menu-menu andalan,  food lover juga bisa memilih tempat yang tersedia seperti Main Dining Area, Sushi Bar hingga Private Room membuat  terasa nyaman  saat menikmati kebersamaan keluarga ataupun rekan kerja. 
Miyagi Set Menu
Shake Sashimi
Kehadiran Miyagi yang menyasar kalangan middle to upper mid ini serta merta mempertegas kiprah Arena Corporation dalam bisnis kuliner Tanah Air sebagai pemimpin operator restoran terpercaya di Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Petrus L. Sudjono, Director of Arena Corporation,  “Kami gembira dapat meramaikan industri kuliner Tanah Air dengan kehadiran gerai ke-3 Miyagi yang menawarkan kekhasan makanan Jepang. Bagi kami, makanan Jepang tetap memiliki peluang bisnis menjanjikan yang layak dikembangkan karena kental dengan cita rasa dan penyajian unik sehingga sangat popular dan selalu menjadi pilihan makanan favorit dunia. Kami percaya, kehadiran Miyagi dapat menambah daftar pilihan restaurant Jepang yang ada di Indonesia”.
Hamachi Kama Shio
Sukiyaki
Secara menu, Miyagi menawarkan keberagaman makanan Jepang yang sudah sangat populer di kalangan pecinta makanan Tanah Air dengan menu favorit diantaranya: menu Appetizer/Otsumami (Salmon Aburi Salad, Chawan Musi); menu Sashimi (Chirasi Don, Nama Hottate); menu Sushi (Jo Unagi, Toro, Ebi Mentai, Spicy Tuna, Spicy Salmon, Kizami Unagi); menu Makimono (Salmon Cheese Aburi Maki, Gyuniku Aburi Maki, Spider Maki, Miyagi Maki); menu Tempura; menu Donburi (Oyaku Don, Yakiniku Don, Chicken Katsu Don); menu Udon (Tempura Soba, Beef Udon); menu House Special (Salmon Kama Nizuke, Salmon Cappacio) dan menu Dessert (Azuki, Mizaki).
Yang menarik dari menu di atas adalah sajian untuk anak yaitu Kids Set Menu yang membuat mereka bisa langsung bereksperiman dalam membuat sushi. Sedikit berbeda dengan dua gerai sebelumnya, di gerai ke-3 ini ditawarkan pula pilihan menu Teppanyaki, yaitu salah satu cara memasak makanan Jepang di atas plat besi alias ‘Teppan’.  Istimewanya lagi di gerai ke-3 ini untuk mempersiapkan semua menu Jepang yang orisinal, ditangani Chef yang langsung didatangkan dari Jepang. 
Salmon Head Nesuke
Tempura Moriawase
“Dengan keanekaragaman menu, bahan masakan segar, balance dan berkualitas premium dalam penyajian modern hingga ambience hangat dan elegan, kami percaya Miyagi restaurant akan menjadi salah satu destinasi kuliner Jepang favorit di Indonesia khususnya Jakarta. Kami senantiasa mengontrol makanan yang akan dinikmati pengunjung yang datang sehingga kualitas tetap terjamin. Selain itu untuk memberikan kesan dan pengalaman ekstra, khususnya bagi anak-anak, kami juga menyediakan kesempatan membuat roll sushi sendiri sehingga kegiatan menyantap makanan menjadi lebih seru dan menyenangkan,” tambah Petrus L. Sudjono.
Kids Set Menu – Okinawa
Meskipun menyajikan hidangan dengan kualitas premium, harga-harga di Miyagi berkisar mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 150.000 per orang. Harga rata rata ini tentunya terjangkau sebagaimana konsep yang diusung sebagai ‘Great Japanese for Everyone’. Menu yang disajikan dapat dinikmati seluruh kalangan dan merasakan sendiri sensasi kuliner Jepang premium.
Dengan kemajuan dan perkembangan bisnis yang ada, Miyagi juga akan memanjakan pelanggannya dengan program #miyagidream. Di mana para pelanggan bisa mendapatkan kesempatan berlibur gratis ke Jepang di musim Sakura nanti. Program ini akan disosialisasikan melalui media sosial dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mengikuti program ini. (Photos: miyagi_id)

Ten Great Examples of Video Content Marketing

0

Everyone likes to watch videos on the web      

According to official statistics from YouTube, they have” over a billion users — almost one-third of all people on the Internet — and every day people watch hundreds of millions of hours on YouTube and generate billions of views.” 

The statistics portal Statista notes “As of July 2015, more than 400 hours of video were uploaded to YouTube every minute, up from 300 hours per minute in November 2014.”  

Wacky cats, wacky stunts, cute cats, cute kids, offensive comedy, and R-rated content are some of the most popular methods to drive traffic. But if someone is trying to promote a product, service, personality or other business, traffic isn’t always the most important metric. Reaching the right audience with the right message becomes the goal. Cute babies might get clicks, but not business.       Audiences are bombarded by words and messages. In a short attention world addicted to entertainment, videos serve as great vehicles for public relations. But videos can be expensive and time-consuming to produce.

To discover what works, an all-star panel of publicists and marketers gave us their best advice and, along with me, selected a few of their favorites.  Here’s how to gain market share, reach audiences and achieve some of your public relations goals using video in a very competitive world.  

“What makes a good content marketing video?’ asks Michelle Messenger Garrett of Garrett Public Relations. “It should reflect your tone of voice. And you should know the goal behind the video. What are you trying to achieve?”  Garrett adds “User-generated video is a very inexpensive way to go with video content marketing–and it can be very effective.”  

David Spark, of brand journalism and media consulting firm Spark Media Solutions, notes the value of emotion.  “One of the big values of video is you can see emotion. So often corporate videos are devoid of emotion because they’re so heavily scripted, prepared, or they’re just spouting out marketing jargon. My favorite part of video, and what can make a great video, is when you watch people react. Take a look at the reality shows and look at how many times they cut away to reaction shots, and how the reaction alone can tell far more about what the person said than the actual words that came out of their mouth. For that reason, I like to produce funny “man on the street” videos where I purposely go out of my way to ask the question you’re not supposed to ask.”  

“For example, at the RSA security show I’ve asked people to give me their password. At VMworld, I’ve asked people how they explain virtualization to their mom. And at Dreamforce, I’ve asked people “When is the best time to swear at your customers?” Watch the videos and you’ll see there are lots of people simply reacting to the question. You want to spark a conversation in the industry, these kinds of videos do it.”      

Spark says big tech events can be a goldmine for user-generated video. “Very few people can absorb an entire event after the fact in real time. But, everyone would like a five-minute summary of the event. You could do that, and co-opt the event’s brand for your needs.” (Robert Wynne – FORBES)

Off Da Wall

0

YELLO Hotel Harmoni, pertama di Jakarta, telah menerima lebih dari empat puluh hasil karya dari street artist amatir dan profesional sepanjang bulan Oktober hingga akhirnya terpilih dua puluh delapan seniman terbaik untuk diundang berkompetisi langsung di festival urban Off Da Wall pertama di ibukota. Beberapa tahun belakangan ini seni urban di Indonesia memasuki fase yang menarik dimana berbagai komunitas tumbuh berkembang serta bermunculannya seniman muda yang lebih ‘berani’ mengeksplorasi bakat mereka demi mencuri perhatian publik.  

“Kami merasa sekarang merupakan saat yang terbaik untuk unjuk gigi sebagai merek hotel yang peduli & mendukung jenis seni semacam ini,” kutip Irene Janti, Chief Brands & Marketing Officer – Tauzia Hotel Management, “YELLO Hotels secara konsep hendak menghadirkan aspek kreatif yang sebelumnya belum pernah dihadirkan oleh merek hotel dari segmen ekonomis. Dengan penekanan akan seni urban, kami memposisikan diri sebagai ruang kreatif bagi para netizen.”

Beberapa objektif yang menginspirasi kompetisi ini adalah upaya mempromosikan street art sebagai bentuk seni yang terbuka bagi publik Indonesia, melindungi hak berekspresi & kreatifitas, membantu menemukan bakat terpendam serta memfasilitiasi perkembangan karier mereka, hingga akhirnya – merubah paradigma publik akan street art sebagai kegiatan positif yang baik bagi anak muda Indonesia.  

Selain untuk berkompetisi, event ini juga memiliki berbagai tenant bazaar yang menawarkan menu makanan, lini fashion hingga artis tato. Stan Tauzia Equal Chance – program CSR Tauzia juga akan hadir untuk mendorong para tamu agar dapat berbagi kepada anak jalanan yang kurang mampu.   “Bazaar akan dibuka mulai pukul 10 pagi bersamaan dengan kompetisi grafiti. Untuk menghibur para tamu, kami juga menyediakan pertunjukan musik dari Jakarta BeatBox, Scaller, Animal Pop Family, DJ Novi, Sweaters & Vira Talisa,” kutip Narantara Sitepu, YELLO Brand Manager – Tauzia Hotel Management.  

Dance battle & YELLO Roar – pertujukan perkusi khas YELLO Hotel oleh para staf juga akan menjadi bagian penting dari keseluruhan acara.  

Untuk upacara peresmian hotel, akan hadir perwakilan dari Tauzia Hotel Management, Agung Sedayu Group – selaku pemilik hotel dan juga Hotel Manager untuk sesi penyemprotan pilox sebagai bentuk penyerahan hotel ke pihak management. “Berbagai selebriti grafiti dari Indonesia & Prancis akan turut meramaikan event ini, termasuk Kongo, Fenx, Colorz, Tilt, Mist, Darbotz, Stereoflow, Farhan Siki, Soni Irawan & Tutu.”  

Nama-nama besar ini juga akan ikut berpartisipasi sebagai juri yang akan membantu memberikan penilaian pada setiap hasil karya para kontestan.  

Kegiatan yang ditunggu-tunggu selanjutnya adalah ‘graffiti jam’ oleh Smoke & Sidvizeus – hasil kurasi Gardu House, salah satu komunitas street art terbesar di Indonesia.   YELLO ‘Off Da Wall’ juga didukung oleh Museum Nasional, d’gallerie Jakarta dan Institut Francais Indonesia.  

YELLO Hotels, a 3-star economic hotel for tech-friendly travelers with a sense of style looking to Get Wired! There will be 13 hotels with 2,135 rooms by 2020 with locations in Surabaya, Jakarta, Tangerang, Nusa Tenggara Timur, Yogyakarta, Sukabumi, Bandung, Bali & Semarang. To find out more, check out yellohotels.com  

Established in 2001, Tauzia Hotel Management is a network of 113 hotels in operation & development under the brands of WorldHotels – a master franchise in luxury segment, Preference Hotels – a label for a collection of charm hotels, HARRIS Hotels – midscale hotels featuring healthy lifestyle concept, YELLO Hotels – the netizen’s new economic hotels & POP! Hotels – eco-friendly hotel for smart travelers in budget segment.

Along with hotel management services, Tauzia provides Estate Management & consulting services with a vision to build a blend of culture in management style and product management as well as services while promoting cultural diversity in the hospitality business. Find out more at @tauziahotels and tauzia.com

La Hoya Comida Mexicana – For Tex Mex Lovers

0

Tidak banyak restoran Meksiko di Jakarta, maka ketika berkunjung ke La Hoya Comida Mexicana, seperti menemukan “oase” di belantara kuliner Jakarta. Berlokasi di Gandaria City Gandaria City Mall, restoran ini tidak hanya menawarkan makanan khas Meksiko, tapi juga menyajikan atmosfer Amerika Utara, dengan live band yang memainkan lagu-lagu Latin. Saat ini ada acara “Latin Jazz Night” setiap Sabtu malam, mulai jam 19.00 WIB.  

La Hoya adalah restoran baru yang dikelola oleh Arena Corp, yang sudah terlebih dahulu membuka sejumlah restoran yang sudah populer, sebutlah Seribu Rasa, Hong Kong Cafe, Delika, Tatsuya, dan Penang Bistro. Jadi, sebetulnya, mereka sudah terbiasa dengan mengelola restoran kelas atas dengan manajemen yang solid – yang membedakan adalah temanya.  

Restoran ini cukup mewah, dekorasinya yang sangat khas Latino, termasuk air mancur yang mengundang perhatian, membuatnya menjadi unik. Ruangan terbagi dua, indoor dan outdoor. Yang pertama tentu cocok untuk keluarga, sementara di outdoor yang diperbolehkan untuk merokok, sangat pas untuk hang out bersama teman-teman – di mana live band ada di sini.    

Meksiko memiliki makanan khas dengan cita rasa yang khas. Siapa yang tak kenal nachos atau burritos, yang cukup lekat dengan lidah orang Indonesia. Atau, tacos, kudapan yang terdiri atas gulungan atau lipatan tortila yang diisi dengan berbagai macam bahan di dalamnya.  

Yup, semua makanan khas tersebut bisa ditemui di La Hoya. Restoran ini menyajikan makanan Mexican ala Tex-Mex style, mulai dari salad, chicken wings, nachos, tacos, burritos, churros, soup, steak, dan lain-lain, yang dibandrol mulai dari Rp 33.000 hingga Rp 235.000. Mereka juga menyajikan minuman, mulai dari non alkokol, hingga alkohol, termasuk bir, cocktail, dan wine, dengan harga mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 125.000 per gelas. Jangan lupa tequila dan cocktail margarita yang menjadi andalan restoran Latin tersebut.  

Soal porsi, jangan bayangkan besar ala porsi orang-orang bule, karena di sini sudah disesuaikan dengan porsi orang-orang lokal Indonesia. Jadi, pas. Buen provecho!  

LA HOYA Comida Mexicana

Gandaria City Mall Mainstreet Dining, Level G, Unit MG 31 – 32 Jl. KH. M. Syafii Hadzani No.8, Kebayoran Lama, Jakarta 12240 Phone: (+6221) 29236458

Miyagi Restaurant, Great Japanese for Everyone

0

Banyak restoran Jepang di Indonesia, tapi MIYAGI tergolong unik. Dengan mengusung konsep ‘Great Japanese for Everyone’, MIYAGI menyuguhkan tradisi etnik kuliner ala Jepang dengan menyuguhkan kualitas premium serta penyajian khas Jepang dalam suasana modern. Ini benar-benar sensasi kuliner yang memanjakan lidah para food lover Ibukota.  

Masakan Jepang selalu kaya akan tradisi dan cara memasak yang unik sehingga menjadikannya  sebagai salah satu pilihan makanan populer di dunia, begitu pun di Indonesia. MIYAGI Restaurant  didesain sebagai restoran keluarga di mana suasana serta ruang di tiap sudut restoran memberikan sentuhan kekeluargaan dan rasa nyaman sehingga tiap anggota keluarga bisa merasakan kehangatan yang sama. Pilihan menu yang tersaji juga variatif dan tersedia untuk segala kebutuhan usia. Dari anak-anak, orangtua hingga lanjut usia, semua terwakili dari soal rasa dan selera.    

Memasuki restoran, memang  langsung terlihat konsep elegan mulai dari entrancesampai ke area utama. Selain menikmati menu-menu andalan,  food lover juga bisa memilih tempat yang tersedia seperti Main Dining Area, Sushi Bar, hingga Private Room membuat  terasa nyaman  saat menikmati kebersamaan keluarga ataupun rekan kerja.   

Kehadiran MIYAGI yang menyasar kalangan middle to upper mid ini serta merta mempertegas kiprah Arena Corporation dalam bisnis kuliner Tanah Air sebagai pemimpin operator restoran terpercaya di Indonesia. Petrus L. Sudjono selaku Director of Arena Corporation menyampaikan, “Kami gembira dapat meramaikan industri kuliner Tanah Air dengan menawarkan kekhasan makanan Jepang. Makanan Jepang tetap memiliki peluang bisnis menjanjikan yang layak dikembangkan karena kental dengan cita rasa dan penyajian unik sehingga sangat populer dan selalu menjadi pilihan makanan favorit dunia. Kami percaya, kehadiran MIYAGI dapat menambah daftar pilihan restoran Jepang yang ada di Indonesia.”  

 Ada pun menunya, MIYAGI menawarkan keberagaman makanan Jepang yang sudah sangat populer di kalangan pecinta kuliner Tanah Air dengan menu favorit di antaranya: appetizer/otsumami (Salmon Aburi Salad, Chawan Musi); sashimi (Chirasi Don, Nama Hottate); sushi (Jo Unagi, Toro, Ebi Mentai, Spicy Tuna, Spicy Salmon, Kizami Unagi); makimono (Salmon Cheese Aburi Maki, Gyuniku Aburi Maki, Spider Maki, Miyagi Maki); tempura; donburi (Oyaku Don, Yakiniku Don, Chicken Katsu Don); udon (Tempura Soba, Beef Udon); house special (Salmon Kama Nizuke, Salmon Cappacio) dan dessert(Azuki, Mizaki). Yang menarik dari menu di atas adalah sajian untuk anak yaitu Kids Set Menu yang membuat mereka bisa langsung bereksperiman dalam membuat sushi.  

“Dengan keanekaragaman menu, bahan masakan segar, balancedan berkualitas premium dalam  penyajian modern hingga ambience hangat dan elegan, kami percaya MIYAGI akan menjadi salah satu destinasi kuliner Jepang favorit di Indonesia khususnya Jakarta. Kami senantiasa mengontrol makanan yang akan dinikmati pengunjung yang datang sehingga kualitas tetap terjamin. Selain itu untuk memberikan kesan dan pengalaman ekstra, khususnya bagi anak-anak, kami juga menyediakan  kesempatan membuat roll sushi sendiri sehingga kegiatan menyantap makanan menjadi lebih seru dan menyenangkan,” jelas Petrus L. Sudjono.  

Da Maria Membawa Pesona Pantai Amalfi ke Bali

0

Pengusaha restoran Maurice Terzini meluncurkan restoran Italia modern bergaya Osteria yang mengedepankan hidangan khas Italia yang sederhana, wine, dan dengan desain yang indah.

Maurice Terzini dan Adrian Reed dari Motel Mexicola telah bergabung bersama untuk membuka restoran Da Maria Bali. Pertemanan dan kolaborasi yang telah dijalin selama bertahun-tahun di Sydney dan Bali, Maurice dan Adrian telah menikmati begitu banyak makan malam bersama di restoran Maurice di Sydney dan selalu membahas mengenai konsep restoran Italia di Bali. Ide ini sekarang menjadi kenyataan, dan Sabtu, 5 November, Da Maria dibuka.  

Da Maria adalah restoran Italia modern bergaya Osteria hasil karya pengusaha restoran asal Australia, Maurice Terzini. Dengan design yang memukau dari Lazarini Pickering, Da Maria mengedepankan keragaman dari makanan Italia, wine, musik, fashion, seni dan kebersamaan bergaya Capri di jantung Seminyak.  

Maurice Terzini adalah salah satu pengusaha paling kreatif yang dihargai di Australia, terkenal dengan restoran-restorannya yang khas dan unik. Terzini memiliki talenta untuk berimajinasi dan merealisasikan imajinasinya. Visi nya sangat maju dengan ide, gaya dan pemilihan lokasi yang sangat cemerlang. Itulah yang akhirnya membawa ia ke Da Maria. Restoran milik Maurice Terzini yang terkenal di Sydney, Australia, antara lain Icebergs Dining Room and Bar (IDRB), Da Orazio Pizza & Porchetta di Pantai Bondi dan The Dolphin Hotel di Surry Hills serta Caffe e Cucina dan Melbourne Wine Room yang diluncurkan di awal kariernya.  

“Saya menghabiskan masa muda saya di pantai Adriatic di Italia dengan cinta terhadap budaya dan warisan kekayaan Italia dari orang tua saya yang keturunan Italia. Inilah yang membuat saya jatuh cinta dengan keramah tamahan ala Italia, “ ujar Maurice Terzini.

“Saya menjadi sangat terinspirasi dengan kecintaaan orang Italia terhadap makanan dan hiburan. Saya mulai mengembangkan rasa cinta tersebut dan sampai pada sebuah kesimpulan yaitu semua hal itu terhubung – mulai dari makanan, minuman, fashion, seni dan musik, semua bercampur dan terhubung untuk menciptakan tempat yang spesial dimana semua elemen tersebut dapat bersandingan dengan natural. Saya cinta Bali, terutaa sekarang karena dunia restoran dan hiburan di bali telah berkembang dengan sangat baik.”  

Carl Pickering dari Lazarini Pickering Architects mengedepankan desain yang terinsipirasi dari Pantai Amalfi di era tahun 1960 dengan palet biru putih yang segar dan gaya geometris yang tegas, Design ini merupakan penghargaan bagi designer asal Italia, Giò Ponti, yang menciptakan Sorrento hotel il Parco dei Principi di tahun 1960 – hotel desain pertama yang diciptakan – di mana ia merancang segalanya, termasuk desainn lantai yang indah.

Di Da Maria, Pickering ingin menciptakan ruang yang segar, dengan pendingin udara tapi tamu juga tetap merasa seperti berada di taman. Terzini adalah seseorang yang bagaikan reinterpretasi akan keramah-tamahan gaya Italia dan tim desain diarahkan untuk merancang desain restoran berdasarkan gaya tersebut. Terinspirasi dari masa lampau, Da Maria kelihatan sangat unik dan tidak bisa disamakan dengan restoran lain dimana pun.  

“Da Maria adalah cerminan Maurice Terzini di Bali. Gaya Bali tidak akan sesuai dengan ide Maurice terhadap restoran ini. Ia ingin menghadirkan hidangan Italia yang sederhana, segar dan tidak rumit, di ruangan bergaya tropis. “ ujar Carl Pickering. “Kami harus menciptakan restoran yang mendukung ide tersebut. Restoran bergaya courtyard yang khas di tahun 1960 terasa sangat pas untuk ide ini. Kami bekerja dengan konsep ini untuk menciptakan venue yang pada akhirnya kelihatan seperti restoran bergaya courtyard di tahun 1960, tapi dengan interprestasi dan gaya yang modern.”  

Basis dari desain ini adalah keluguan dan kesederhanaan gaya Eropa yang rapih dan ditambah dengan nuansa hijau yang didapat dari tanaman yang khas di Bali seperti pohon karet, kaktus, dan ranting ranting markisa yang terjurai sepanjang tembok dari langit-langit yang terinspirasi dari gaya Roman Pantheon yang bisa dibuka tutup. Tiga air mancur yang dicat dengan motif geometris berwarna biru dan putih, terletak dibawah lampu gantung yang dibuat di Bali, yang menggunakan hiasan yang sederhana dan mengingatkan akan restoran bergaya courtyard di Italia.

Bali memiliki banyak sekali lampu jenis ini, jadi Pirckering dan Terzini ingin menemukan sesuatu yang berbeda, dan memutuskan untuk menggunakan lampu gantung berbentuk lingkaran, dengan gaya yang mirip seperti yang mereka ciptakan di IDRB enam belas tahun lalu. Air mancur bergaya ikonik Italia dan Neapolitan yang juga memberi nuansa segar dengan suara gemericik airnya. Ada sebuah air mancur yang sangat sederhana di biara Santa Chiara di Naples, yang muncul di pikiran Pickering dan Terzini saat mereka mendesain dan dengan visi mereka, telah menciptakan kembali suatu bagian yang indah dari Italia.  

 Setiap elemen dari Da Maria diluta di Bali, dan sangat menyenangkan bagi Terzini dan Pickering untuk bekerja dengan pekerja seni yang sangat bertalenta dan selalu tersenyum. Meja dan kursi di Da Maria adalah ekspresi dari gaya fer forge Perancis dengan modifikasi yang dibuat pada prototip dan dengan sempurna di selesaikan tepat waktu. Kehadiran Pickering di Bali sebelum pembukaan didedikasikan khusus untuk penyempurnaan elemen detail khusus yang ditambahkan di menit menit terakhir, dan dengan sempurna selesai dalam waktu sehari.  

Langit-langit di Da Maria adalah elemen desain paling menakjubkan, Pickering menyebutnya sebagai Kapel Sistine Bali. Langit langit merupakan elemen paling terlihat di restaurant, team design memutuskan untuk mengambil beberapa motif yang terinspirasi dari Gio Ponti dan membesarkan, serta memanipulasi motif motif itu untuk menciptakan langit langit yang sangat menarik perhatian, menciptakan divisi di antara ruangan dan dinding di sisinya. Konsep yang sangat menarik ini kemudian di aplikasikan di permukaan yang lain: di mana garis garis diagonal pontiesque bertemu dengan tembok dan mereka menjadi garis garis. Elemen grafis kedua kemudian diperkenalkan pada bar dan air mancur yang menyerupai pola pada lantai. Setiap aspek telah dikerjakan secara manual oleh grup pekerja seni yang sangat menakjubkan  

Terzini dan teamnya telah mendesain menu yang menyenangkan dan dapat dengan mudah merepresentasikan pendekatan modern ke rasa Italia yang klasik dan simpel, dengan pizza tentu saja sebagai pusat nya. Dengan adonan yang difermentasi selama 24 jam dan terinspirasi dari teknik dan gaya special Neapolitan, pizza-pizza ini dimasak di oven batu lava yang terinspirasi dari Naples. Menu special lainnya adalah Porchetta tradisional dari Italia, babi utuh yang di bumbui dengan bumbu bumbu lokal dan dimasak secara perlahan lahan di atas arang. Pilihan yang lebih ringan termasuk makanan pembuka seperti Asparagus dengan anchovy butter dan keju parmesan, Snapper Crudo dengan tomat, cabai dan marjoram serta gurita dengan kacang yang direndam semalaman, cuka anggur merah dan parsley.

Dari panggangan kayu dihidangkan King Prawns dengan cabai, buah zaitun hitam, daun mint dan Abruzzian Arrosticini – hidangan tradisional dari daging domba seperti sate dengan lemon, dan garam rosemary dihidangkan untuk disantap bersama bagi 5, 10 ataupun 15 orang. Juga ada berbagai pilihan pasta seperti Oreccheitte dengan Spanner Crab, Zucchini Flowers and lemon or Gnocchi pesto alla Genovese. Untuk mengakhiri berbagai pilihan makanan penutup  tersedia Bomboloni atau Tiramisu Da Maria, ataupun hidangan penutup khas Da Maria, Semangka disajikan diatas es dengan pilihan Campari, Lime Sherbert ataupun garam cabai. Bagi tamu yang ingin mencoba perjalanan bersantap di Da Maria, menu La Panarda cocok untuk perayaan dan menawarkan pilihan yang beragam bagi rombongan tamu.  

“Kami menawarkan makanan tradisional Italia, dimasak dengan tepat, di lingkungan modern tanpa berusaha untuk menciptakan kembali makanan tersebut,” ujar Chef Steven Skelly. “Makanan ini terjangkau, segar dan menyenangkan, kami sungguh menikmati proses memasaknya. Anda dapat datang setiap malam, membawa serta anak anak, ataupun berkencan, serta berpesta ataupun makan sendirian. Kami melayani setiap demografis usia, dari 8 hingga 80 tahun dan tidak ada perbedaan antara hari Senin maupun hari Sabtu. Saya akan berpikir untuk mengajak anak saya untuk bersantap disini, dan juga ibu saya.”  

Bar di Da Maria memiliki nuansa Bar Americano dan memfokuskan pada kesederhanaan yang elegan dimana semua minuman memiliki rasa dari Campari ataupun Aperol, di gabungkan dengan white spirits buah buahan local, dan citrus. Minuman klasik favorit Italia seperti Negroni dan Spritz disempurnakan dengan minuman klasik lainnya dengan penekanan pada gaya aperitif yang tidak terlalu manis. Da Maria juga membuat berbagai minuman berakohol mereka sendiri, termasuk vermouth. Daftar anggur juga dibuat secara modern, simple dan dengan pilihan yang dipikirkan untuk dengan sempurna cocok dengan gaya masakan.  

Music memainkan peranan yang sangat penting di Da Maria, dengan playlist di Da Maria di buat oleh DJ dan event produser yang ikonik di Sydney, Kali dari Picnic. Live DJ akan diperkenalkan setiap malam setelah pukul 10.30 malam, dengan house music sebagai tema musiknya. Kemodernan eropa akan menjadi pendekatan yang merefleksikan perumpamaan bahwa setiap hari adalah hari Sabtu di Bali, dan para tamu yang sedang makan malam akan perlahan berdansa di atas meja.

Website Da Maria sendiri akan menyediakan link untuk playlist gratis yang merefleksikan apa yang sedang diputar di restoran dan ini akan secara regular di update. Untuk set mix pertama dapat ditemukan di link berikut: soundcloud.com/picnic-touring/da-maria-tropical-cool-down-1

Da Maria akan berkolaborasi dengan Adrian Reed dari Motel Mexicola untuk menciptakan pengalaman yang berkesan dan unik, serta acara-acara yang akan menjadi ikon di calendar Bali yang menyenangkan. Terzini memiliki sejarah terkenal untuk menciptakan acara yang seru seperti acara yang selalu dituju pengunjung di hari Tahun Baru di IDRB di Bondi, Sydney.  

Da Maria juga memiliki butik yang dedesign isinya dengan sangat teliti, merefleksikan latar belakang Terzini di dunia fashion. Fashion label Terzini dengan partnernya, Lucy Hinkfuss, Ten Pieces diluncurkan pada tahun 2011 dan telah memiliki pengikut setia lokal. Boutique ini, Da Maria Shop by Ten Pieces, adalah refleksi dari kebudayaan Da Maria, dimana semua seragam dari Ten Pieces dan desain yang merefleksikan interior yang super visual. Ten Pieces adalah jenis pakaian bergaya unisex yang nyaman, terjangkauserta bisa dikenakan kapan saja. Cocok untuk digunakan di gym maupun untuk keluar di malam hari. Tepat untuk gaya hidup di Bali.  

Kunjungi: damariabali.com

Chef Enrico Bartolini @ Shangri-La International Festival of Gastronomy 2016

0

Shangri-La Hotel, Jakarta invites food lovers to share a passion for the culinary arts at the Shangri-La International Festival of Gastronomy from 25 to 29 October 2016

 
Shangri-La Hotel, Jakarta will take part in the excitement of the acclaimed Shangri-La International Festival of Gastronomy by presenting the Michelin two-starred Chef Enrico Bartolini, who will travel from Devero Restaurant in Milan, Italy to showcase his unique menu at Rosso, the hotel’s Italian restaurant, from 25 to 29 October 2016.
The festival will celebrate an illustrious line-up of 12 chefs at 11 Shangri-La hotels. The 12 chefs – three of whom have restaurants listed in The World’s 50 Best Restaurants – will headline Shangri-La’s culinary event.
Anca di Polo Arrosto con Aalsa Allo Yuzu
The festival is on its second running since its first inception in 2015 and will be simultaneously launched at 11 of the group’s hotels in 10 cities: Beijing, Hong Kong, Jakarta, London, Manila, Paris, Taipei, Tokyo, Shanghai, and Singapore.
Returning to the gastronomy festival for the second year, Chef Bartolini will present his flawlessly executed contemporary classic cuisine that is inspired by the past and present. His dishes are intensely flavoured and aesthetically perfect for photography. Born in 1979 and brought up in Pescia, in the province of Pistoia, Chef Bartolini is lauded by food and wine critics as one of Italy’s most talented young chefs.
Risotto with Red Turnip & Gorgonzola Sauce
Chef Bartolini honed his culinary craft across Europe under world-class masters, such as Carlo Petrini, Mark Page and Massimiliano Alajmo, before taking up creative direction of Le Robinie Restaurant. Since 2010, he has been at the helm of the Devero Restaurant and Dodici 24 Quick Restaurant in Cavenago di Brianza, near Milan.
Octopus
He received his first Michelin star when he was just 29 and his second at 33. Along with three Gambero Rosso forks and three L’Espresso Guide chef hats, the stars sealed his reputation as an internationally renowned chef.
Spaghetti with Prawn & Vegetable
Ever enterprising and imaginative, Bartolini has collaborated on a variety of culinary projects, including partnering with Krug Champagne on its ‘pop-up’ restaurant in Italy, developing a menu for first-class travellers on the airline Emirates, launching a line of beers with the Angelo Poretti Brewery and working with fashion brand Hermes to create dishes for its collection launch in Milan. In 2014, Bartolini developed the menu for Hong Kong’s first regional Italian concept restaurant called Sepa.
Soft Potato Egg & Eggs
Chef Bartolini’s style is contemporary classic – a merging of modern innovative culinary techniques and traditional culinary values. This gastronomic merger of present and past to create original flavours has led to Bartolini being described as innovative, balanced and meditative.
Slow Cooked Veal with Pantelleria Capers and Tuna Sauce
Chef Bartolini’s creation can be enjoyed during lunch and dinner, with prices start from IDR398,000 (US$30) and IDR1,098,000 (US$83) including pairing wines. For more information on Chef Bartolini’s visit or to make a reservation, please contact (021) 2922 9999 or email to [email protected]
Information on the menus, prices and chefs will be available on ShangriLaLovesFood.com from 1 September 2016. Reservations for each event can be made at the individual hotel’s website at www.shangri-la.com.
Gambero Mezzo Fritto Con Salsa al Tamarindo
About Shangri-La International Festival of Gastronomy
The Shangri-La International Festival of Gastronomy, co-sponsored by evian® and BADOIT, will spotlight the chefs’ remarkable talents and techniques as they elevate guests’ dining experiences through culinary artistry and excellence from 25 October to 1 November 2016. Join the excitement of the worldwide week-long culinary festival celebrating 12 world-acclaimed chefs: Frédéric Anton, Stefano Baiocco, Mauro Colagreco, Ip Chi Cheung, Samuel Lee Sum, Virgilio Martinez, Mok Kit Keung, Christophe Moret, Giancarlo Perbellini, Gaetano Trovato, and Mitsuharu Tsumura. This year, the festival will be simultaneously launched at 11 of the group’s hotels in 10 cities: Beijing, Hong Kong, Jakarta, London, Manila, Paris, Taipei, Tokyo, Shanghai, and Singapore.
Cioccocolato with Hazelnut and Ice Cream
Yoghurt, Raspberry and Licorice
About Shangri-La
Hong Kong-based Shangri-La Hotels and Resorts currently owns and/or manages 98 hotels under the Shangri-La brand with a room inventory of over 40,000. Shangri-La hotels are five-star deluxe properties featuring extensive luxury facilities and services. Shangri-La hotels are located in Australia, Canada, mainland China, Fiji, France, Hong Kong, India, Indonesia, Japan, Malaysia, Maldives, Mauritius, Mongolia, Myanmar, Philippines, Qatar, Singapore, Sultanate of Oman, Taiwan, Thailand, Turkey, the United Arab Emirates and the United Kingdom. The group has a substantial development pipeline with upcoming projects in mainland China, Cambodia, Hong Kong, India, Malaysia, Myanmar, Saudi Arabia and Sri Lanka.