Home Blog Page 35

Toma Café: Best Cup of Coffee in Madrid

0

SECANGKIR kopi menjadi ‘bahasa universal’, apalagi di era Web 2.0 di mana informasi mudah didapatkan dan tidak ada batas wilayah antar negara. Maka, kebutuhan secangkir kopi jualah yang mengantarkan saya ke Toma Café, warung kopi kecil (tentu, modern) di sebuah gang (calle La Palma 49) di kota Madrid, Spanyol. 

Di kota yang mengagungkan seni, arsitektur, makanan, dan sepak bola itu, saya mencicipi secangkir kopi, plus latte coffe, untuk mendapatkan gambar yang fotogenik. Tidak sia-sia menyusuri jalanan Madrid, bersama seorang food enthusiast Billy Oscar, Luissa Luvania, dan dan Teguh Hardjono dari KBRI, dan menemukan kafe ini – yang ending-nya terbayar dengan cita rasa kopi yang nikmatnya bisa dikenang sepanjang masa.  

Terletak di lingkungan Conde Duce lucu, Toma Café didirikan beberapa tahun yang lalu oleh orang Argentina asli Santi dan tim barista yang handal. Toma Cafe menempati ruang yang tidak begitu luas, hanya cukup untuk 20-an orang, tapi mengesankan sebagai very intimate lounge.  

Pengunjungnya saya yakin bukan berasal dari Madrid saja, tapi kota-kota  sekitar, serta para turis Eropa yang sedang berkunjung ke kota itu. Toma dalam bahasa Spanyol artinya “Take it” , meski nyatanya tidak sekadar take away. Ada yang berlama-lama menyeruput secangkir kopi sambil membuka notebook, ada ibu-ibu muda – dengan membawa bayi dalam dorongan, yang asyik bercengkrama, tapi tidak sedikit yang mampir sejenak untuk sekadar meneguk secangkir espresso. Dalam pengamatan yang tak lebih dari satu jam, tempat ini relatif padat dengan para tamu yang keluar-masuk.

Para barista sangat antusias melayani pengunjung, dan pengunjung pun bisa melihat langsung saat pesanannya dibikin. Tidak hanya kopi tentu, tapi tersedia homemade pastries, cookies, dan cake, untuk menemani minuman paling populer di dunia itu. Arriba! (Burhan Abe)

Pasta House AWkitchen Jakarta: Italia versus Jepang

0
Sensansi rasa pasta yang memadukan Italian cuisine taste dengan Japanese ingredients, selain mampu menyelaraskan cita rasa antara Timur dan Barat secara harmoni, juga semakin menambah ‘warna’ pada dunia kuliner di Indonesia.
Open Kitchen
Setelah dua tahun Pasta House AWkitchen hadir di Jakarta, tepatnya di Plaza Senayan Jakarta, resto asal Jepang ini membuka cabang keduanya, 19 Februari 2016. Plaza Indonesia menjadi pilihan lokasinya.
Menurut Lowrenz Tanuwidjaja, COO Pasta House AWkitchen, semua menu yang disajikan di gerai kedua ini adalah menu pilihan sang celebrity chef yang juga merupakan founder, Akira Watanabe. Pasta House AWkitchen menghadirkan pasta sebagai healthy food yang memadukan antara pasta, protein, sayur-sayuran, dan fresh ingredients.
Tuna – Red Snapper
Di Pasta House AWkitchen Plaza Indonesia, kita akan menemukan beberapa varian homemade pasta.  Ada Troffie, Maltagliati, Parpadelle, Chitarra, dan Gnocchi. Chef Akira Watanabe menciptakan tiga macam saus sebagai pelengkap pasta-pasta tersebut. Sebut saja saus Cheese and Cream, Garlic Oil, dan Tomato Sauce. 
“Kami menyiapkan beberapa menu khusus untuk Pasta House AWkitchen Plaza Indonesia. Di sini tersedia  Japanese King Crab ‘Tarabagani’ Pasta dan Spaghettini Cream Sauce Pasta with Sea Urchin. Ada juga Osso Bucco, main course yang populer sebagai makanan ‘classic Italian’. Saya yakin, masakan yang satu ini mampu memberikan sensasi rasa nikmat yang berbeda bagi para pecinta kuliner di Indonesia, sekaligus untuk memberikan variasi menu populer yang ada di Jepang,” ujar Chef Akira Watanabe.
Rossini BA Tenderloin
Menu utama di Pasta House AWkitchen Plaza Indonesia ada yang berbahan utama ikan dan ada pula daging. Restoran yang terletak lantai dua No. E026 ini, juga menghadirkan Tuna Salad with Japanese Radish Sauce sebagai appetizer  bagi penyuka seafood. Sementara buat para penyuka daging, bisa memilih Black Angus Beef Tataki with Soy Truffle Sauce yang bercita rasa yummy.
Capellini with Sakura Shrimp & Truffle Oil
Lobster Linguine
Pasta House AWkitchen Plaza Indonesia memiliki dessert serta minuman yang sangat beragam. Panna Cotta & Berry Sauce yang selama ini sangat identik sebagai hidangan penutup khas Italia, menjadi pilihan utama. Bisa dijumpai pula Chocolate Profiterole serta Cannoli yang menggoda karena memadukan antara kelezatan cita rasa dan tampilan yang cantik. Sementara itu, aneka mocktail, cocktail, jus, kopi, hingga wineyang cukup lengkap, bisa dinikmati di sini.
Open kitchen sengaja didesain untuk memperlihatkan aksi executive chef, yang bagaikan sebuah atraksi saat memenuhi pesanan para tamu. Suasana interior pun didesain open space bergaya romantic modern dan sedikit sentuhan gaya pop art, yang berpadu serasi dengan alunan musik ber-genre blues dan Top 40. Semuanya itu, melengkapi kelezatan dan kenyamanan saat bersantap di Pasta House AWkitchen Plaza Indonesia.
Osso Bucco
Iced Lychee Tea
Sepanjang bulan Februari hingga Maret 2016, Pasta House AWkitchen Plaza Indonesia tidak lupa memberikan berbagai program promo. Program promo itu berupa Winter Promotion; New Dessert (Hi-Tea Promo); Disc.10% bagi Privilege Card Member Plaza Indonesia (bekerja sama dengan Plaza Indonesia) dengan min. transaction IDR 300.000,++; Lunch Set Menu IDR  200.000,++; serta The Plaza Office Tower Employee Card Disc. 10% (min. transaction 250.000,++).
Green Tea Opera Cake
Tentang Pasta House AWkitchen
Pasta House AWkitchen pertama kali berdiri pada Maret 2004 di wilayah Nakameguro, Tokyo. Alasan utama digunakannya sebutan Pasta House karena homemade pasta dan beragam sayuran segar merupakan menu andalan sekaligus menu yang ditonjolkan oleh restoran ini. Adapun inisial AW terinspirasi dari singkatan nama sang pendiri, Akira Watanabe, yang juga seorang celebrity chef terkemuka di Jepang.
Menu cold pasta merupakan hasil karya Chef Akira yang terkenal kelezatannya dan menjadi kekhasan restoran ini. Akira berhasil memadukan cita rasa antara Italian cuisine otentik dengan Japanese ingredient berbekal pengetahuan, cita rasa, serta pengalaman panjangnya di dunia kuliner. Karenanya, hingga 2016 ini sebanyak 15 Pasta House AWkitchen telah berdiri di beberapa kota di Jepang, seperti di Tokyo, Chiba, dan Yokohama, serta dua di antaranya hadir di Jakarta.
Bar
Berbeda dengan kehadirannya di Jepang yang hanya menawarkan varian menu serba pasta, Pasta House AWkitchen yang ada di Jakarta menawarkan kombinasi menu pasta dan pizza. Agar cita rasa otentik tetap terjaga serta masakan yang disajikan berkualitas sempurna, Tanaka Hidekazu (executive chef) sengaja didatangkan dari Jepang. Bahan-bahan yang digunakan pun 70% impor. Contohnya sea urchin dan yellow tail yang didatangkan dari Jepang. Dan untuk terus memanjakan lidah para penikmat kuliner serta mengatasi adanya kejenuhan, Pasta House AWkitchen secara berkala mengganti varian menunya. Hal ini sekaligus untuk mengenalkan ragam sajian lainnya dari Pasta House AWkitchen.

Winemaker Dinner: Taste of Bordeaux

0

Take a break in the middle of the week, I join the Winemaker Dinner with Jean-Michel Cazes at C’s Steak & Seafood Restaurant, Grand Hyatt Jakarta, Tuesday, 16 February 2016 It’s an unforgettable experience with an exquisite selection of Chateau wine paired with an exceptional five-course menu especially designed by the chef.  

Voila the menu:  

  • Lightly smoked scallops, pickled vegetables Chateau Villa Bel-Air, 2001  
  • Lobster risotto, fennel slaw Chateauneuf-du-Pape Blanc, Domain des Senechaux, 2009  
  • Grilled beef tenderloin, bone marrow sauce, organic vegetable Chateauneuf-du-Pape Rouge, Domain des Senechaux, 2010  
  • Slow roasted lamb, gratin dauphinois, green beans Chateau Lynch-Bages, 2006  
  • Selection of French cheeses, pear compote, dried fruit brioche Chateau Lynch-Bages, 2011  
  • Coffee and tea  

Jean-Michel Cazes

Jean-Michel Cazes (born 25 March 1935 in Bordeaux) is a French winemaker and insurance executive. He managed the wine holdings of AXA Millésimes until 2000, the family insurance agency, and the Cazes family estates until 2006. He is the son of André Cazes and grandson of Jean-Charles Cazes who acquired the family’s initial holdings.  

He is one of Bordeaux’s legendary figures, a man of enormous dynamism, vision, energy and charm. His family have owned 5th Growth Ch Lynch Bages for decades but in recent years have added Ch Les Ormes de Pez in St Estephe to their portfolio. He has also been responsible for pioneering developments in wine tourism, gastronomy, wine education and the revitalization of the hamlet of Bages which sits behind Ch Lynch Bags.  

Chateau Lynch Bages

Château Lynch Bages, a 5ème Cru Classé, is one of the best-known Médoc estates and has always had a particularly strong following on this side of the English Channel. Since 1973 it has been owned by the enigmatic Jean-Michel Cazes and is now run by his son, Jean-Charles.  

Lynch Bages’s vineyards are superbly sited on a plateau west of Pauillac town, in the small village of Bages. The 90 hectares of vineyards (Red: Cabernet Sauvignon 75%, Merlot 15%, Cabernet Franc 10%) lie on deep gravel beds over limestone.

For the reds, fermentation is temperature-controlled with extensive ‘remontage’ to ensure concentration and depth of colour. A special system of pipes transfers the wine from the cuves to the oak barriques (60% new) where it matures for 15 months.  

Lynch Bages can be surprisingly soft and approachable when young. However, when fully mature, it develops a succulent richness and a heavenly bouquet of minty blackcurrants and cigar boxes. As Oz Clarke says “Lynch Bages is impressive at five years, beautiful at ten years and irresistible at twenty.”  

Padang Culinaire Goes to Madrid

0
Gule Kambing ala Marco Padang
Kuliner sudah sudah makin populer, dan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat. Indonesia, melalui KBRI Madrid, kembali ikut ambil bagian dalam mengenalkan kuliner tradisional  Nusantara di Madrid, Spanyol, 24 Januari 2016.
Kegiatan promosi warisan budaya kuliner tradisional Indonesia ini, salah satunya dalam format adalah jamuan santap siang (brunch) di Restoran El Jardin, Hotel Intercontinental. Juga kegiatan masak bareng dengan pada calon chef di Gredos San Diego Gastronomy School, Madrid, Spanyol.
                   
Menu yang ditampilkan Indonesia adalah masakan Padang yang telah tersohor di seluruh dunia dengan dukungan Marco Padang, pionir restoran yang mengangkat masakan Padang ke level yang lebih tinggi di Jakarta.
“Spanyol merupakan negara yang sangat menghormati budaya kuliner,” ujar Yuli Mumpuni Widarso, Dubes RI untuk Spanyol.
Itiak Lado Ijo
Hal ini, katanya, terlihat pada komitmen berbagai pihak di negara tersebut, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Otonom, hingga kelangan ahli kuliner dan restaurateur yang terus mengembangkan dan mempromosikan budaya kuliner mereka, yang antara lain ada penyelenggaraan event bergengsi “Madrid Fusion” di Palacio de Congresso Madrid 25 – 27 Januari, yang pada tahun 2016 memasuki tahun ke 14. Pihak panitia sedang berupaya agar Indonesia akan menjadi tuan rumah Madrid Fusion 2018 di Bali.
Seafood Panggang Pacak
Untuk itu, misi kuliner Indonesia ke Madrid kali ini sangat relevan.  Selain itu pada saat yang berdekatan di Madrid juga diselenggarakan beberapa kegiatan internasional terkait dengan prmoso parisiwata dan kuliner, yakni: UN WTO (World Tourism Organization) Awardee Day, di Markas UN WTO Madird, 20 Januari. Terdapat 3 finalis dari Indonesia untuk kategori kebijakan pemerintah, partipasi LSM, dan perusahaan serta partisipasi komunitas.

Juga ada FITUR, Pameran Pariwisata Internasoional di IFEMA Madrid yang berlangsung pada 20 – 24 Januari. Terdapat pavilion Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata RI. (Burhan Abe)

Baca juga:

Diplomasi Rendang

0

Jamuan Santap Malam – Promosi Kuliner Indonesia 2016

Promosi Kuliner Indonesia
Kuliner bukan sekadar makanan, tapi bisa juga menjadi duta sebuah negara. KBRI Madrid sangat menyadari hal itu, dan secara berkala telah mempromosikan warisan budaya kuliner Indonesia ke Spanyol. Tahun ini giliran masakan Padang yang mendapat kesempatan untuk diperkenalkan ke kalangan industri pariwisata Spanyol dan kalangan ahli kuliner internasional, 19 Januari 2016.
Budaya di Balik Kuliner
Acara dalam format sebuah jamuan santap malam itu berlangsung di Hotel Intercontinenal, Madrid. Tak kurang dari 130 tamu yang hadir malam itu, menyaksikan ketrampilan tim juru masak restoran Marco Padang yang mempunyai keunggulan dalam menyajikan masakan Padang, Sumatera Barat, dengan selera kuliner internasinal.
Banyuwangi Ikut Memeriahkan
Tidak sekadar makan malam, tapi ruang tempat acara berlangsung mempunyai atmosfer Sumatera Barat, lengkap dengan pertunjukan kesenian asal daerah tersebut.
“Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementrian Pariswasata RI tentang promosi keanekaragaman dan kekayaan waisan budaya kuliner tradisional Indonesia sebagai salah satu daya tarik pariwisata Indonesia,” ujar Duta Besar RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso.
Diplomasi Kuliner
Sebetulnya, sejak 2011 KBRI Madrid telah memperkenalkan warisan budaya kuliner Indonesia di Spanyol, antara lain melalui kegiatan “Santap Siang Indonesia” (Almuerzo Indonesia) di KBRI Madrid dan “Seminggu Sajian Masakan Eksotik Indonesia” (Semana de Cocina Exotica Indonesia) di Restoran El Jardin, Hotel Intercontinental Madrid, setiap bulan Januari. Memperingati lima tahun kegiatan tersebut, Januari 2015 KBRI Madrid menyelenggarakan “Pekan Warisan Budaya Kuliner Tradisional Indonesia” (Semana Tradicional Culinaria Patrimonio Indonesia) di Restoran El Jardin, Hotel Intercontinental Madrid yang dibuka dengan Gala Dinner di Albenis Hall di hotel yang sama, menyajikan menu tradisional Bali hasil racikan Chef Henry Bloem dan Chef Vindex Tengker.
KBRI Madrid pada September 2013 juga telah menyusun “Buku Masakan Indonesia” dalam bahasa Spanyol (La Exotica Cocina Indonesia). Selain itu pada Januari 2015 untuk pertama kalinya Indonesia berpartsipasi dalam “Madrid Fusion” diwakili oleh Akademi Gastronomi Indonesia (AGI), di bawah pimpinan Vita Datau Mesakh.
Soto Padang
Ayam Panggang Lado Ijo
Gule Kambing
Rendang Hitam Kayu Bakar + Seafood Panggang Pacak
Babur Ketan Item
Tahun 2016 masakan Padang dengan tim juru masak (chef) restoran Marco Padang Peranakan, yang terdiri dari Marco Lim, Timotius Agus Rachmat, dan Wanda Mahardi, menyiapkan menu andalan, yang terdiri dari beberapa course, dimulai dari makanan pembuka Soto Padang, disambung dengan Ayam Panggang Ladio Ijo, Randang Hitam Kayu Bakar, Seafood Panggang Pacak, Gule Kambing, serta penutup Bubur Ketan Item.
Kelemahan makanan tradisional biasanya terletak pada presentasinya. Dan itu tidak terjadi dengan makanan dalam santap malam kali ini. Makanan Padang disajikan dalam presentasi yang menarik ala fining dining, bahkan bisa dipadukan dengan winedari Spanyol.
Chef Marco Lim, Timotius Agus Rachmat, dan Wanda Mahardi
Rendang adalah menu wajib dalam gala dinner ini, bahkan boleh jadi menjadi primadona. Ya, rendang tidak hanya dikenal sebagai masakan Padang, yang sangat populer di Indonesia, tapi santapan berupa daging sapi yang diolah dengan santan hingga kering itu juga masuk di urutan ke-11 dari 50 daftar makanan terenak di dunia yang pernah dipublikasikan CNN, sehingga membuat para tamu penasaran. “Rendang yang mempunyai 27 bumbu, merupakan makanan yang mempunyai filosofi tinggi, populer, dan diharapkan bisa jadi locomotive food untuk makanan Indonesia yang lain,” jelas Vita Datau Mesakh dari AGI. (Burhan Abe)
Baca juga:

East Meet West

0

Masakan Padang Masuk Gredos San Diego Gastronomy School, Buitrago, Madrid

Dapur di Gredos San Diego
Indonesia memiliki warisan budaya kuliner yang beraneka ragam, mencerminkan keanekaragaman tradisi dan kekayaan alam setiap wilayah di Indonesia. Karenanya, sangat tepat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mempromosikan tingginya budaya Indonesia dalam kegiatan promosi Indonesia di luar negeri. Salah satunya masakan Padang, yang diperkenalkan ke Gredos San Diego Gastronomy School, Buitrago, Madrid, Spanyol, Jumat 22 Januari 2016.
Icil-icip Masakan Padang
Sebuah acara makan siang digelar hari itu, yang dihadiri antara lain oleh Presidente Gredos San Diego School, Carlos de la Higuera dan Director del Colegio Gredos San Diego School, Javier de Miguel Redondo. Sementara delegasi Indonesia antara lain  Duta Besar RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso, Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Ditjen Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya dan jajarannya.
Red Wine vs Jahe Sereh
Jamuan santap siang itu disiapkan oleh dua pihak, yakni chefdari Indonesia, yang terdiri dari Marko Lim, Timotius Agus Rachmat, dan Wanda Mahardi, serta para siswa dari Gredos San Diego Gastronomy School. Para calon chef sekolah tersebut menyiapkan appetizer dan dessert, sementara dari tim Indonesia, yang di-support Marko Padang Jakarta, menyiapkan beberapa course. “Fusion food, perpaduan antara makanan Barat dan makanan Timur,” ujar Vita Datau Mesakh, salah seorang penggagas acara ini yang juga Presiden Akademi Gastronomi Indonesia (AGI).
 
Starter: Sup Tomat
Appetizer (1)
Appetizer (2)
Appetizer (3)
Tapi bukan sekadar tentang makanan, karena gastronomi juga menyangkut kebudayaan. Menyiapkan makanan juga buka sekadar memasak dan menyajikannya untuk para tamu, tapi sekaligus menjadi ajang pengenalan antar dua bangsa. Para siswa bisa belajar tentang makanan Indonesia, Padang khususnya, termasuk pengetahuan bahan dan teknik memasak, dari pakarnya. Sementara itu, para tamu tidak sekadar mencicipi makanan rendang asal Padang, misalnya, tapi juga mengerti apa filosofi yang terkandung di dalamnya.
Ada dua makanan pembuka dan satu makanan penutup yang disiapkan para siswa. Sementara chef Indonesia menyiapkan sup ikan kuning, ayam panggang gule, dan nasi rendang. Anggur merah asal Spanyol menemani makan siang itu, sementara Indonesia mengeluarkan minuman hangat, yang berbahan jahe merah, sirih, dan lime.
Ikan Kuah Kuning
Ayam a la Padang
Rendang
Para tamu sangat terkesan dengan makanan yang disajikan siang, tak kurang dari Presidente Gredos San Diego School, Carlos de la Higuera ikut memuji makanan Padang, terutama rendang dan minuman jahe merah. You are what you eat. Kami adalah bangsa yang sangat menghormati budaya kuliner, dan sangat terbuka untuk mengenal kuliner dari negara lain,” katanya.
Jamuan Makan Siang
 
Gredos San Diego Gastronomy School, Buitrago, adalah salah satu dari delapan sekolah di bawah naungan Gredos San Diego di Madrid, dengan jumlah siswa saat in mencapai 14.000. Untuk sekolah yang berbadan hukum koperasi, Gredos San Diego tergolong terbesar di Spanyol. Saat ini sudah ada memorandum of understanding antara mereka dengan AGI, yang kelak bisa ditingkatkan dalam bentuk kerjasama yang kongkret antara keduanya.
Jamuan makan siang tersebut adalah salah satu dari kegiatan dari beberapa kegiatan yang berkaitan dengan kuliner. Menurut Yuli Mumpuni Widarso, KBRI Madrid selama lima tahun belakangan ini rajin mengenalkan warisan budaya kuliner Indonesia di Spanyol. “Makanan bisa menjadi pintu masuk bangsa lain mengenal lebih jauh tentang Indonesia,” jelasnya.
Buitrago vs Padang
Para Calon Chef
Meski tahun ini Indonesia tidak terlibat dalam Madrid Fusion yang berlangsung di Palacio de Congresso Madrid, 25 – 27 Januari 2016, manajemen acara itu menganggap penting Indonesia, dan telah menyampaikan proposal kepada Menteri Pariwisata RI untuk menyelenggarakan Madrid Fusion 2028 di  Bali. (Burhan Abe)
Baca juga:

Brunch @ Hotel Berbintang: Diplomasi Sate Padang

0

“Makan Sate Padang yuuk… Asli dan cuma sehari, loh!”

Bunyi di selebaran itu sangat menggoda. Tidak hanya bagi orang Indonesia yang berada di Madrid, Spanyol, tapi juga orang asing – melalui selebaran berbahasa Inggris tentu –, yang ingin merasakan makanan Indonesia.
Sunday Brunch
Alhasil, acara brunch yang diselenggararakan di El Jardin, Hotel InterContinental, Madrid, Spanyol, pada Minggu 24 Januari, pukul 13.30 – 16.30 membludak. Seat yang dijual dengan harga 67 Euro per orang itu fully booked.
Sate Padang
Inilah salah satu dari kegiatan promosi warisan budaya kuliner tradisional Indonesia yang diselenggarakan KBRI di Madrid. Menu yang ditampilkan Indonesia masih masakan Padang, yang selain rendangnya yang populer, sate bisa menjadi andalan berikutnya. Maklum, banyak orang yang mengenal sate, dan sate dengan bumbu ala Padang persembahan Marco Padang, tentu menarik perhatian.
Memang tidak hanya sate, tapi juga ada nasi, gado-gado, sup ikan kuah kuning, ayam lado ijo, udang balado, dan tentu saja rendang. Sementara dessert-nya ketan item.
Antrean Tamu
Chef Timotius dan Para Tamu
“Kami ingin lebih banyak orang mengenal makanan Indonesia, dan kali ini Padang,” ujar Duta Besar RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso. Selain untuk umum, KBRI juga mengundang tamu-tamu penting, termasuk duta besar-duta besar negara lain.
Ibu Dubes RI di Madrid dan Para Tamu
Makan siang ala prasmanan itu memang tidak melulu menampilkan makanan Indonesia, tapi ada juga makanan western, Jepang, seafood, dan lain-lain. Tapi makanan Indonesia termasuk favorit. ”Mereka kebanyakan ingin mencoba hal-hal baru, dan masakan Padang cukup bisa diterima. Soal kepedasan, memang kami kurangi levelnya, juga ada beberapa makanan yang bumbunya kami pisah,” kata Marco Lim, salah seorang chef di perjamuan ini.
Diplomasi Rendang dan Sate Padang
Menurut Yuli Mumpuni, misi kuliner Indonesia ke Madrid kali ini sangat relevan. Apalagi dalam waktu berdekatan ada event kuliner besar berskala internasional, yakni Madrid Fusion  di Palacio de Congresso Madrid 25 – 27 Januari 2016.
Dudes Belanda dan Istri, diapit Dubes RI dan Chef Timotius
Diplomasi kuliner bukan sekadar promosi makanan tradisional, tapi juga menunjukkan betapa beragam dan kayanya budaya Indonesia. Itu sebabnya, KBRI Madrid secara berkesinambungan melakukan langkah dan strategi promosi kuliner dan gastronomi di berbagai kesempatan. ”Ini akan memberikan pengaruh positif atas citra Indonesia dan memupuk kedekatan budaya Indonesia terhadap setiap elemen masyarakat setempat serta berpengaruh kongkrit pada hubungan kerjasama bilateral RI-Spanyol dari saat kini hingga di masa mendatang,” jelas Yuli Mumpuni. (Burhan Abe)

Double Tree by Hilton Jakarta Introduces Sea Grain Restaurant & Bar

0
Bar
Double Tree by Hilton Jakarta – Diponegoro announced the opening of Sea Grain Restaurant & Bar, the newest dining destination, 3 February 2016. Featuring Mediterranean Cuisine with a local twist, this industrial and rustic, modern, casual restaurant and bar brings fresh ingredients to a tempting offering on its dinner menu.
Sangria
Located on the 3rd floor, the restaurant and bar’s design is best described as relaxed with a rich mix of colours and fabrics which reflect the lavish ambiance of the area. Boasting impressive interior design, features 640 square meters of indoor and outdoor spaces, includes three private dining rooms.
Mezze Platter
The outlet offers a vibrant new atmosphere with menus that emphasize the freshness of each ingredient, Sea Grain features a local twist at most of the stunning dishes on the menu. Ahmad Nurseha, Chef de Cuisine Sea Grain has combined his great knowledge of fusion cooking – expertly and tastefully blending the flavor and spices of the Mediterranean with local. “Through local ingredients twisting, we can offer the selection of the best Mediterranean favorites that fit in both local and international taste in order to provide our guests a unique variety of flavor and a unforgettable culinary journey”, explains Chef Ahmad.
Steam Sea Bass
Available for decent dinners and after-hours drinks, Sea Grain provides the perfect setting for every crowd. Enjoy dining on a sumptuous meal, savour a glass of wine from the extensive menu, or simply unwind on a comfy sofa and feel the breeze of evening light from the semi outdoor spaces.
Lusaka Crepes Tiramisu
“Walid Ouezini, our Food and Beverage Manager here at the DoubleTree by Hilton Jakarta – Diponegoro, created a great signature cocktail, our home made Sangria. By adding a bounty of fresh local fruits to the Mediterranean character drink, he created a unique signature drink based on his secret recipe”, said Markus Kaliss, General Manager.
Restaurant
Sea Grain Restaurant & Bar officially opens on February 3, and is available for individual, group and party bookings. For more information, call +62 0 21 2985 7093

Tokoh Reggae Indonesia yang Perlu Diketahui

0

Reggae merupakan salah satu jenis musik yang memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan musik lainnya. Musik yang satu ini telah ada sejak puluhan tahun yang silam, yang pada awalnya lahir dan berkembang di Jamaika. Namun kini dapat anda lihat sendiri, bahwa jenis musik yang satu ini cukup terjual dan terkenal di pasar dunia bahkan di negeri kita yang tercinta.  

Bahkan hinga memunculkan klub khusus pecinta musik dari Jamaika ini, yakni dengan sebutan rasta. Yang kemudian dapat anda lihat, ciri khas dari pemain musik ataupun penggemarnya, memiliki penampilan dengan warna baju merah kuning hijau, dengan gaya rambut panjang dan gimbal. Hal tersebut memang karena pada awalanya lahir dari kalangan orang yang miskin dan dari jalanan.   Namun, tidak sedikit pula yang memiliki anggapan yang negatif akan musik reggae, karena mungkin mereka yang memiliki anggapan seperti itu melihatnya hanya dari penampilan atau pun dari isi lagu yang mereka dendangkan. Yang memandang para rastaman atau rastafari menggunakan barang haram seperti ganja, alkohol dan lain sebagainya.  

Padahal sesungguhnya tidak seperti itu, di mana mereka hanya membawakan sebuah lagu yang mewakilkan perasaannya akan harapan mendapatkan kedamaian, kemudian sebuah kebebasan, cinta dan hal-hal lain yang bersifat kehidupan sosial. Dengan penampilannya yang terkesan kumuh, ataupun kotor hanyalah sebuah bentuk pembawaannya saja.  

Inilah beberapa tokoh yang juga ikut mencintai dan mengembangkan musik Jamaika tersebut di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:  

1. Tony Q Rastafara

Ia merupakan anak Indonesia yang lahir di kota Semarang pada tahun sekitar 1961. Di mana ia menjadi salah satu pelopor yang memperkenalkan serta mengembangkan jenis musik dengan gaya Jamaika ditambah dengan gayanya sendiri yang sehingga memiliki banyak penggemar.  

2. Souljah

Yang kedua merupakan sebuah band dengan musik Jamaikanya, yang lahir dan kemudian terbentuk dari kumpulan beberapa teman sekampus di Universitas Indonesia sekedar iseng dan hanya mengisi waktu yang kosong. Yang pada akhirnya sekitar tahun 2005 mereka mampu mengeluarkan album. nah bagi anda yang menggemarinya, maka anda dapat mendengarkan semua aliran musik reggae terlengkap di aplikasi JOOX dari handphone Anda. 

Open The Grand Indonesia Outlet, Tim Ho Wan Launches Its First BBQ Chicken Bun in The World

0
  • Located in West Mall, Grand Indonesia, This is the Tim Ho Wan’s 2nd Outlet in Indonesia.
  • A No Pork Menu for Every Dish and a Variant of Other New Menus.

A Michelin star Dim Sum restaurant, Tim Ho Wan, opened its second outlet in West Mall Grand Indonesia and for the first time ever introduced its newest creation; Barbeque Chicken Bun. This most affordable Hong Kong Dim Sum Restaurant in the world is also introducing their newest menu which is the No Pork Menu, as a delighting improvement to its famous existing dishes.  

Tim Ho Wan Indonesia’s Operational Director, Michael Goh expressed, “Tim Ho Wan proudly present the 2nd restaurant in Grand Indonesia and also by introducing the menu which has been awaited by our loyal customers which is Barbeque Chicken Bun. This main course is created and introduced firstly in Indonesia. This menu is not yet available in any other Tim Ho Wan Restaurant in the world. Michael further explained that the other specialty which distinguished this restaurant from other Tim Ho Wan restaurant is that they have a no pork menu which is exclusively made for our loyal customers. So they can try various menus. We also introduce our distinct new rice & noodle dishes including Yang Chow Fried Rice, Beef Brisket and Tendon Noodle and Wonton Noodle Soup. Not only prepared and made from fresh ingredients and with quality, but also offers a special taste. Come visit our restaurant and enjoy this new dish!” He said.   

Tim Ho Wan Indonesia’s Marketing Head, Sambadha also explained, ‘The newest Tim Ho Wan Restaurant in Grand Indonesia has an area of ​​approximately 315 m2 and a capacity of up to 105 seats offering 24 No-Pork dishes with some new creations like such as Chicken Wing with Prawn Sauce, Vegetable Filled Fried Wanton, Chicken Wanton with Garlic Spinach, Chicken Mushroom Rice, etc. He also added besides the new material, the shape is also newly created like round hakaw, vegetable dim sum, etc. Tim Ho Wan has also made it their mission to create various menus to satisfy their customers.  

The first Tim Ho Wan outlet in Hong Kong is a small restaurant where the chef and cooks work using simple utensils. Despite the simplicity, the restaurant is able to serve the best dishes making the place vehemently popular and forcing people to wait in a long line just to be seated. Despite its lack of sumptuous facilities and ornaments, the restaurant earns a Michelin star, thanks to its dishes which can easily compete with some of the world’s most luxuriant dishes served in five-star hotels. And with the restaurant’s price list affordable to most, Tim Ho Wan has been dubbed “the world’s most affordable Michelin-starred restaurant”.  

Tim Ho Wan Grand Indonesia, West Mall, Lower Ground. No. 24-25. Jalan MH Thamrin no. 1 Menteng, Jakarta Pusat. Telepon (021) 23580290. Opens  10:00 – 22:00.