Home Blog Page 41

Startup

0

Semua yang besar, bermula dari yang kecil. Kalimat tersebut bukan berasal dari Mak Erot, tapi faktanya hampir semua bisnis yang kini raksasa, dulunya berawal dari  startup business.   Istilah startup kini populer seiring dengan maraknya bisnis yang dijalankan secara online– meski arti startup sesunggguhnya berarti tindakan atau proses memulai sebuah organisasi baru atau bisnis, tidak selalu online. “Yang mengatakan menyamakan startup dengan bisnis di bidang teknologi atau Internet adalah mislead. Seharusnya orang yang berjualan mi ayam, grosir kain di Tanah Abang, jualan seminar, atau servis AC, apa pun jenis bisnisnya, asalkan baru dimulai, bisa disebut startup,” kata Rein Mahatma, co-founder Startupbisnis.com.  

Memang, istilah startup mendunia ketika banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan. Juga, ada satu kesamaan dari orang-orang yang terlibat dalam industri startup saat ini, yang identik dengan teknologi dan Internet.  

Dalam sejumlah studi, Indonesia disebut-sebut memiliki potensi pertumbuhan startup yang besar, terutama karena penetrasi Internet yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya pengguna telepon seluler pintar. Jumlah pengguna media sosial dan layanan antar di Indonesia juga besar. Potensi ini tentunya menjanjikan pertumbuhan startup yang pesat.  

Kemajuan teknologi digital membawa manusia melintasi batas jarak, ruang, dan waktu, termasuk dalam berbisnis. Sangat jarang pebisnis yang tidak memanfaatkan teknologi digital, yang tertuang dalam dunia maya. Internet bahkan menjadi dunia baru yang memiliki bidang kehidupan sendiri, salah satunya bisnis.  

Lebih dari satu dekade, bisnis yang mengalami perkembangan paling pesat terdapat di dunia maya. Contohnya, e-commerce Bukalapak dan Tokopedia, yang berkembang bukan lagi sebagai startup, melainkan bisnis yang kuat. Adapun startup yang sangat fenomenal saat ini adalah Go-Jek.  

Bila dibandingkan, mengawali bisnis di dunia nyata membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadi kuat. Belum lagi keterbatasan jarak, ruang, dan waktu membuat bisnis konvensional tersendat-sendat. Hal inilah yang kemudian membuat orang berlomba-lomba membangun startupbisnisnya demi percepatan meraih kesuksesan. Perbedaan terbesar di antara keduanya adalah pola pikir. Orang yang memulai startup bisnis biasanya tidak mengacu pada pola pikir bisnis konservatif.  

Sumbangan kesuksesan lainnya pada startup bisnis adalah luasnya media sosial yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya dengan frekuensi sebebas-bebasnya. Sebut saja dua media sosial paling populer, seperti Facebook dan Twitter, yang membantu meluaskan popularitas startup bisnis.   Memang, startup bisnis tak selamanya langsung meroket, meskipun banyak yang sukses besar. Tapi, startup bisnis bukan bisnis konservatif yang membutuhkan waktu satu-dua tahun sampai pada titik mapan. Sementara itu, startup bisnis tidak memiliki pola pikir yang sama.  

Gerakan Startup di Asia Tenggara

Silicon Valley adalah pusat inovasi di Amerika Serikat. Ide-ide baru yang lahir dari sini dengan cepat berkembang menjadi standar dunia. Wilayah ini adalah rumah bagi banyak perusahaan IT raksasa dunia, seperti Google, Apple, Yahoo!, Hewlett-Packard, dan Intel. Bahkan Facebook, Twitter, dan Zynga juga telah pindah ke Silicon Valley. Dapat dikatakan, Silicon Valley adalah tempat dengan konsentrasi startup tertinggi dengan infrastruktur yang paling maju.  

Beberapa tahun belakangan, gerakan startup di negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, mulai menggeliat kencang. Namun Anis Uzzaman, CEO & General Partner Fenox Venture Capital, melihat adanya perbedaan antara ekosistem startup di wilayah Asia Tenggara dan Silicon Valley.   Anis Uzzaman adalah sosok yang tak asing lagi di dunia startup. Awalnya ia bekerja di perusahaan trading publik, seperti IBM dan Cadence, yang menjalankan peran rekayasa, penjualan, serta pemasaran. Pada 2011, ia bersama rekanannya mendirikan Fenox Venture Capital, perusahaan modal ventura di Silicon Valley.  

Flavors of The Archipelago @ Mandarin Oriental, Jakarta

0

A Culinary Interpretation by Chef Petty Elliott and Chef Thierry Le Quéau

As an ode to Indonesia’s 70th independence anniversary, Mandarin Oriental, Jakarta partners with one of the country’s most celebrated chef, Petty Elliott, in showcasing authentic flavours presented with a modern take.   A sense of place and innovative dining are values Mandarin Oriental pledges to create. Honouring the special Independence Day, an approach to feature the best undiscovered local favourites from different regions has been opted for Cinnamon, the hotel’s restaurant known for its delectable Indonesian cuisines.  

With Indonesia being a vast country with many islands, Chef Thierry Le Quéau and Chef Petty Elliott select iconic local dishes, perhaps not always known by those living outside the region, and giving it a different spin; From Aceh – to Medan – to Padang, down to Java, crossing the sea to Bali, up to Maluku and on to Kalimantan.  

Highlights include; Gohu Ikan – a dish of tuna sashimi with chilli and basil salsa from Maluku, Rujak Buah – Cinnamon’s own Javanese fruit salad, Sie Itek – duck curry from Aceh, Sate Udang Rica-Rica – Manado’s prawn satay with its famed sambal rica-rica, Arsik – the special Tapanuli style braised barramundi with ginger flower, Mie Ayam – Jakarta’s favourite bowl of noodles and chicken soup, and Konro – Cinnamon’s signature dish of slow braised beef hailed from Makassar.  

Making things more exciting, Chef Thierry and Chef Petty have collaborated in creating a signature dessert that combines an iconic French sweets with Indonesian flavour; Mille-feuille Kolak Pisang. The mille-feuille will be layered with palm sugar spread, coconut jam and mousse, banana pureed with cinnamon, and chopped cashew. A deconstruction of Indonesia’s well-loved dessert, it is a play of authentic ingredients and flavours weaved into layers of pastry goodness. Mille-feuille Kolak Pisang is priced at IDR50,000+ and will be available at The Mandarin Cake Shop for one month.  

A household name in promoting Indonesian delicacies abroad; Chef Petty Elliott shares her excitement. “I am very thrilled to be invited by Mandarin Oriental, Jakarta and to collaborate with Chef Thierry,” she said, “We look forward to feature different dishes from the many regions in Indonesia not many have explored.” Sharing his enthusiasm, Chef Thierry Le Quéau added, “I am very delighted to be working with Chef Petty, having known her for years and to share her passion for Indonesian cuisines.”  

Flavors of the Archipelago – A Culinary Interpretation promotion is priced at IDR 328,000++ and will be available in Cinnamon restaurant from 15 August to 23 August 2015. For further info, please contact +62 (21) 2993 8823 or email mojkt- [email protected].    

About Petty Elliott

Food Writer, consultant and restaurant critic, Petty has been involved in promoting the flavours of Indonesia over the last 10 years since returning from living in the UK, where she participated in the BBC’s Masterchef competition. Championing modern Indonesian cuisine with international audiences, as well as reawakening interest at home, has been her passion. Petty writes regularly for The Jakarta Globe and Now! Jakarta magazine and previously also consulted as head contributor for Miele Guide, Asia’s Best restaurant Guide for 5 years.

Late@ Seniman

0

Seniman is famous for their incredible range of coffee and design experiences. Quietly they have been establishing themselves as a go-to destination for food and their regular breakfast, lunch and afternoon clientele have long been raving about the quality of the food.  

Now Seniman is grabbing the ‘restaurant-bull-by-its-horns’ and looking to make an impact in the dynamic Ubud evening restaurant scene. After careful selection and preparation, Late@ Seniman provides a range of ‘brassiere-style’ food with its new evening menu. Nothing too pretentious, but classic items crafted with passion, quality and the Seniman stylistic touch.    

Late@ Seniman also cleverly use coffee in a number of their signature desserts, from espresso Crème Brulee to a Mocha-nut waffle. You can even order their humorous and inventive ‘Death by Espresso’ a sure-fire Instagram favourite.  

Even the unconventional format of the evening menu is something that has become a much photographed design object. Easy to use and a little bit weird, the menu is a collection of ‘flash- cards’ featuring images and descriptions on colourful backdrops. According to some of the customers it’s “Worth stealing!” (but please don’t take them home..!)  

There is an extensive range of premium beers, wine and of course coffee, chocolate and teas. All of this to be enjoyed in Seniman’s famous Coffee Studio with its unique atmosphere and music playlists taking you into the night.   Seniman’s on-going food development programme will continue to rotate new items and introduce seasonal produce over the next few months. This is just the beginning.  

Some of the many new highlights from the Late@ Seniman new evening menu;  

Beef Burger Sliders

Served as a taster of 3 styles; McSeniman (Swiss cheese, bacon, mustard mayo), King-Hong- Kong (Black pepper, capsicum, soy sauce), Mediterranean (Tomato and jalapeno salsa) Served with a side portion of triple cooked house-chips with tomato relish and wasabi mayonnaise  

Fish and Chips

Fresh snapper fillets with a San Miguel beer batter. Served with a side portion of house chips, minted green pea puree, home made tartar sauce and a wedge of lemon.  

Posh House Chips

Triple-cooked chips with extra Parmesean and truffle seasoning  

Tuna Tartar

Sashimi grade tuna salad with avocado, cucumber, wasabi cream, spicy crisp bread and soy ginger vinaigrette.  

Mushroom Terrine

Assorted mushroom and herb terrine served with a sambal cream sauce.  

Crème Brulee Espresso

Vanilla laced crème brulee served with Seniman espresso and coffee liquer sauce. Seniman  

Espresso Granita

Frozen crystals of Seniman espresso served with cappuccino ice-cream and fresh whipped cream  

Moka-nut Waffle

Single-origin chocolate from Sumatra with mixed nuts in a warm rum-infused waffle. Served with cappuccino ice-cream, honey and warm chocolate sauce.  

Death By Espresso

Imagine your head is a disc of frozen espresso, stand headfirst on the precipice of a sea of milk. When ready to make the ultimate sacrifice, dive into the milk and have someone hold your feet and stir until desired strength. (Available as day or night variants)    

 Seniman Coffee Studio #5 Jl. Sriwedari, Ubud, Bali, Indonesia 80581 Telephone +62 (0) 361 972 085 Email [email protected]

Return Ticket to Flavour and Back: A Tasteful Education

0

Seniman Coffee Studio is at the forefront of transforming the perception of coffee shop culture within Indonesia. Building from the conversation and buzz found at their Coffee Studio in Bali, the team have designed a unique opportunity for residents and tourists to further their interest in coffee.   Always innovating and trialing new creative ideas, Seniman Coffee Studio are unveiling their keenly anticipated ‘Workshop’.  

More in common with a cultural cooking class or an evening fine wine tasting, Seniman’s ‘Coffee Journey’ Workshop sets out the argument for a new appreciation in coffee. Demonstrating years of knowledge and global experience, the team has constructed an accessible yet comprehensive journey through the incredible breadth and potential of coffee.  

Hosted at Seniman Coffee Studio’s Ubud location, these 2-hour workshops begin with an introduction of coffee through the ages up to the present ‘Third Wave’ specialist coffee shop trend. The Master Roaster, Rodney Glick, will demonstrate his creative vision for roasting to optimize the beans for different styles of brews. Throughout the workshop the teams head Baristas will skillfully craft a range of coffees made on multiple different apparatus including the much coveted yet hard to master Syphon. The workshop is fully interactive with numerous tastings, practical hands-on and opportunity for discussions.  

Professionals from within the coffee industry from across Indonesia, Japan, Taiwan, UK and Australia were invited to participate in developing the content led by the Seniman team.   Class sizes are restricted to a maximum of 10 people for high level of engagement with everyone. Bookings are available for individuals or groups.  

Seniman offer complimentary events and training that can be built around the core ‘Coffee Journey’ Workshop with the specific aim to develop knowledge and train practical skills.  

  • Coffee Journey: Coffee Tasting, Home Barista, Cupping
  • Roasting Experience
  • Pour-over Barista
  • Aeropress Barista
  • Training Courses; Espresso Barista, Manual Barista, Latte Art, Roaster
  • Plantation visits; Harvest season only August/September

Being a barista in Australia’s burgeoning coffee industry, I love overseas travel and new cultural experiences. The combination of coffee and a workshop format for visitors is a great idea. The Seniman crews are incredibly knowledgeable but unpretentious which makes for a great combination of education and fun. I’m sure Seniman will have a great success with this initiative. –  Mike, Professional Barista, Australia.    

Seniman are at the forefront of inventive coffee roasting. There are pushing the boundaries of roasting and initiating new conversations around coffee in all its forms. Indonesia needs Seniman.–  Robert, Coffee Roaster, Jakarta  

Visitors to Bali always love to see where coffee is grown! Many people have never seen a coffee tree and really enjoy meeting the local farmers. When they see the process of growing and harvesting coffee their appreciation of drinking coffee expands. I love seeing the smile on peoples’ faces when they see the ripe coffee fruit and connect this to the drink they have in the café. My job is very rewarding. –  Kadek, coffee farmers co-op representative from Kintamani, Bali.  

Seniman Coffee Studio

Tim Ho Wan Jakarta Hadirkan 5 Menu Spesial Baru

0

Special Menu

Restoran Dim Sum berbintang Michelin, Tim Ho Wan di bulan Juli 2015  menghadirkan 5 menu spesial baru khusus untuk para pecinta Dim Sum di Jakarta dan sekitarnya. Gerai Tim Ho Wan yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta ini  meluncurkan hidangan istimewa baru berupa Shrimp Wonton with Spicy Sauce (Pangsit Udang Saus Pedas), Kway Teow Siram Seafood, Fried Seafood Balls with Apricots (Baso Seafood Goreng dengan Aprikot), Steamed Chicken with Fish Maw (Tim Ayam dengan Perut Ikan) dan Lemon Grass Jelly with Strawberry (Jelly Sereh dengan Strawberry).

Direktur Tim Ho Wan Indonesia, Michael Goh menyampaikan, “Tim Ho Wan merasa bangga dan senang untuk dapat selalu menghadirkan kreasi-kreasi baru yang istimewa bagi pelanggan setia kami. Bulan Juli ini, kami mempersembahkan 5 menu baru sekaligus yang bukan saja disiapkan dengan bahan-bahan segar dan bekualitas, namun juga menawarkan cita rasa yang spesial. Silahkan datang ke gerai kami dan rasakan kenikmatannya!”
Fried Seafood Ball with Apricots
Shrimp Wonton with Spicy Sauce
Lemon Grass Jelly with Strawberry
Gerai Tim Ho Wan pertama di Hong Kong adalah sebuah restoran kecil dengan peralatan makan sederhana. Meski tampil apa adanya, kelezatan hidangan terbaik yang mereka suguhkan membuat restoran ini dibanjiri pengunjung yang rela antri karena kecilnya ukuran restoran.
Meski tampil tidak bergelimang kemewahan, restoran ini berhasil memperoleh bintang Michelin karena hidangannya yang tak kalah mewah dengan yang disuguhkan di hotel berbintang. Harganya yang amat terjangkau membuat pemrakarsa restoran ini menyebut Tim Ho Wan sebagai “restoran berbintang Michelin paling terjangkau di dunia”.

Digital Era

0

PETA bisnis transportasi di Jakarta dan beberapa kota besar di  Indonesia, agaknya memerlukan definisi baru setelah muncul jasa pelayanan transportasi model GrabTaxi, GrabBike, Go-Jek, Uber, yang memanfaatkan aplikasi di ponsel. Itu hanya salah satu contoh, bahwa meningkatnya tren digital dan perangkat mobile telah mengubah perilaku konsumen.  

Gadget, termasuk ponsel, sudah menjadi bagian yang tak tak terpisahkan dalam keseharian masyarakat saat ini. Menurut laporan IDC “Always Connected” dua tahun yang lalu, sebanyak 79 persen pengguna smartphone selalu membawa ponsel mereka dalam berbagai situasi. Selain  sebagai kebutuhan untuk berkomunikasi, orang mulai memanfaatkan platform digital untuk yang melakukan berbagai kegiatan – termasuk transaksi bisnis.  

Sebuah penelitian menunjukkan sebagian besar pengguna digital lebih suka mengakses internet melalui  smartphone, bahkan melebihi yang melalui desktop (laptop termasuk di dalamnya).  

Selain itu, penggunaan aplikasi oleh konsumen juga terus meningkat. Masyarakat memilih platform digital berdasarkan pencarian mereka di browser ponsel. Oleh karena itu, produsen (atau publisher untuk media) harus melakukan lebih dari sekadar membangun sebuah aplikasi dan berharap konsumen (atau pembaca) akan menggunakannya.  

Itu sebabnya, setelah muncul di iPad dan Android Tablet – juga di laptop dalam bentuk PDF, MALE pun hadir pula di smartphone (iPhone dan Androidphone). Ini tak lain, karena kami ingin hadir di semua platform agar bisa menjangkau pembaca yang labih luas.    

Kemampuan majalah digital memang tidak bisa dibandingkan dengan majalah konvensional. Perkembangan majalah digital tentunya berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi yang menjadi device atau alat untuk mengakses majalah tersebut. Majalah digital isinya tidak sekadar teks dan foto, tapi bisa memperkayanya dengan video, suara, fitur interaktif, serta tautan web, yang memungkinkan pembaca surfing ke tempatlain. Welcome to digital era!

Sumber: MALE Zone, MALE Magazine

1st Anniversary AWkitchen Pasta House di Indonesia

0
Satu tahun sudah AWkitchen Pasta House memperkaya kosa restoran di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Restoran ini pertama kali hadir di Jepang dengan pendirinya Akira Watanabe yang mengangkat menu pasta sebagai unggulannya. Setahun di Jakarta, AWkitchen Pasta House tak pernah sepi pengunjung. Hal ini tentu tak lepas dari peran serta media dan blogger yang turut serta meliput di awal kiprah restoran ini di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada 3 Juli 2015 ini, AWkitchen Pasta House berbagi kebahagiaan dengan mengadakan dinner yang dikhususkan bagi food blogger dan pada yang selama ini telah membantu sepak terjang AWkitchen Pasta House.  Sehari sebelumnya, 2 Juli 2015, acara yang yang sama juga diadakan untuk media.
“Kami mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada rekan-rekan media yang selama ini telah membantu kesuksesan AWkitchen Pasta House, sejak pembukaan hingga perayaannya yang pertama ini,” kata Lowrenz Tanuwidjaja, Director of Operation. “Kesuksesan AWkitchen tidak mungkin terjadi tanpa support dari teman-teman media dan blogger dan tentu saja dari our loyal customers.”
 
Pada perayaan anniversary ini, AWkitchen mengadakan Promo Anniversary berupa lucky draw discount up to 50% off di sepanjang bulan Juni dengan Grand Prize Trip ke Bali selama 3 hari 2 malam untuk dua orang. Untuk memeriahkan anniversary ini juga diadakan Photo Challenge Moment di mana pelanggan bisa meng-capture makanan/momen mereka di AWkitchen, upload ke social media dengan hashtag #awkanniversary untuk mendapatkan kesempatan memenangkan iPhone 5s.
Trenette Pasta
Berita lain yang tak kalah menggembirakan adalah AWkitchen akan membuka gerai ke dua di Plaza Indonesia pada Desember 2015 dengan konsep yang tidak kalah menarik dari AWkitchen yang pertama.
Capellini Genovese
Calzone
Berbagai promo lainnya yang menarik seperti:
  1. Happy Hour Promo: Get 50% Off 2nd Cocktail, Daily from 3-6pm
  2. La Festa Frutti di Mare Promo: A trio of specially created Seafood dish to delight your senses. (Salmon Pink Radish Carpaccio with Sake Dressing, Spaghettini Ikasumi with Tarabagani, and Acqua
  3. Pazza)
  4. Afternoon Delight Hi-Tea Promo: Delicious array of sweet and
  5. savory petit-fours for 2 persons at only IDR 125++, daily from 3-6pm.
  6. Monthly Special Menu: our upcoming Cold Pasta Festival yaitu pasta dingin dengan saus dan seafood yang segar. Menu Cold Pasta ini adalah salah satu andalan AWkitchen di Jepang, dan membuat AWkitchen menjadi salah satu restoran ternama di sana.
  7. Lunch Set Menu: Set Menu yang khusus dibuat untuk santapan siang hari, di mana hanya dengan IDR 150,000++ pengunjung dapat mencoba Chef’s Salad, berbagai macam Homemade Pasta, dan minuman Iced/Hot Tea.

Superhero Indonesia

0

BOLEH dikatakan setiap orang memiliki tokoh komik favorit dan superhero tersendiri. Cerita itu bisa diperoleh dari mana pun, salah satu sumber yang paling populer: komik.  

Komik meliputi jenis manga, Marvel, atau DC. Tapi tahukah Anda tokoh superhero asal Indonesia? Ada sejumlah komik yang terkenal pada masa lalu, seperti Si Buta dari Goa Hantu, Panji Tengkorak, Pangeran Mlaar, Aquinos, Godam, dan Gundala Putra Petir.  

Sayangnya, ketika komik Jepang dan Amerika masuk ke Indonesia, pamor komik lokal langsung menurun. Padahal sejarah mencatat Indonesia memiliki banyak komikus andal dan cerdas yang melahirkan banyak tokoh superhero lokal yang tak kalah dibanding komikus luar negeri.  

Cerita panjang komik superhero Indonesia dimulai dengan munculnya tokoh heroik Sri Asih dan Siti Gahara karya R.A. Kosasih, serta tokoh Putri Bintang dan Garuda Putih karya John Lo, pada era 1950-an. Kemudian pada 1970 hingga 1980-an, komikus lokal menikmati masa kejayaan komik Indonesia. Saat itu yang naik daun adalah Godam, Si Buta dari Goa hantu, Walet Merah, Panji Tengkorak, Jaka Sembung, Bajing Ireng, dan Gundala Putra Petir.  

Dari segi cerita, komik lokal tak kalah dibanding komik impor. Bahkan karakternya memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Panji Tengkorak, yang lahir dari tangan Hans Jaladara, misalnya, digambarkan dengan pakaian compang-camping, bertopeng tengkorak, dan selalu membawa peti mati. Berbeda halnya superhero saat ini, yang menunjukkan adanya kesan wah dengan warna yang mencolok.

Begitu juga dengan superhero besutan Hasmi, Gundala Putra Petir. Jagoan yang satu ini tak kalah tenar pada era 1970 hingga 1980-an. Kostum Gundala mengingatkan kita pada superhero asal Amerika, The Flash, yang memiliki kecepatan super.  

Hanya saja, dari segi penceritaan, Hasmi memasukkan unsur legenda Ki Ageng Selo, yang memiliki kekuatan menangkap petir, sebagai sumber kemampuan karakter Gundala.  

Kemampuan Komikus Lokal

Meskipun sempat kalah pamor oleh komik asing pada 1990-an, kini bermunculan bakat baru di dunia komik yang lebih matang, variatif, dan kreatif. Terinspirasi oleh kesuksesan heroik luar, para komikus itu mencoba mengikut tren superhero yang sedang digemari dan diaplikasikan dalam karya mereka, baik dari segi kostum, cerita, maupun strategi promosinya. Bukan hanya itu, sudah mulai banyak rumah produksi komik yang berfokus mengembangkan dan membangkitkan komikus underground.  

Beberapa karakter sudah dikenal dan menarik penggemar komik, salah satunya Nusantaranger. Penciptanya adalah tim bertalenta, yang terdiri atas Shani Budi Pandita, Tamalia Arundhina, Keinesasih Hapsari Puteri, Sweta Kartika, Indra Arista, M. Bisri Mustova, dan Hendranto Pratama Putra. Nusantaranger merujuk pada serial Jepang, dengan jagoan yang beranggotakan lima orang yang memiliki kekuatan super.  

Komikus lain, Galang Tirtakusuma, menghadirkan kisah superhero Go! Garudaboi, yang dikemas dengan karakter serta cerita yang ringan dan lucu. Seperti pada zaman keemasan komik Indonesia, unsur komedi tak pernah lupa dimasukkan.  

Tak ketinggalan duo partner Aswin M.C. Siregar dan Marcelino Lefrandt menghadirkan karakter Volt pada 2012, di bawah bendera Skylar Comics. Volt adalah superhero yang memiliki kekuatan listrik. Latar cerita diambil dari beberapa tempat di Indonesia, seperti Kota Jakarta, Kepulauan Seribu, dan Gunung Krakatau.  

Tak hanya ingin menarik hati penggemar lokal, go international menjadi mimpi terbesar keduanya. Kini saatnya Indonesia menunjukkan potensi dan karya yang belum sepenuhnya dikenal. Yang terpenting adalah kebangkitan komik Indonesia yang mendorong komikus muda berani berkarya.

Sumber: MALE Zone, MALE 141

The Power of Social Media (2)

0

YouTube bukan sekadar media sosial saat ini. Jutaan orang di dunia telah menikmati berbagai layanan videonya. Awalnya mungkin terlihat remeh, tapi berikutnya adalah sebuah kekuatan. Justin Bieber dan Adele adalah salah dua contoh orang yang berhasil meroket berkat video yang diunggah ke platform ini. Media online yang dibuat 10 tahun yang lalu ini bukan sekadar ajang penunjang komunikasi belaka. Lewat YouTube, justru ada bakat yang mencuat dan menjadikan seseorang selebritas. Mungkin Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim tidak pernah mengira situs buatan mereka, YouTube, menjadi panggung bakat bagi penggunanya.  

Mengapa begitu banyak yang mengunggah video ke YouTube, tapi hanya segelintir yang populer? Ternyata bukan sekadar faktor keberuntungan tak bermain di sini!  

YouTuber yang berbakat biasanya mengerti bagaimana menghubungkan diri dengan budaya pop yang berkembang di tengah masyarakat. Bahkan ia piawai menempatkan diri dengan merespons topik yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat. Salah satunya pembuatan video parodi bisa menjadi jalan cepat meraih popularitas. Video parodi seperti yang dibuat Norman Kamaru semasa menjadi anggota Brigade Mobil, misalnya, berhasil mengangkatnya ke dunia gemerlap, meski ia tak berniat menjadi selebritas.  

Bagi Wisnu Adji, yang terlibat dalam produksi film Toba Dreams, YouTube merupakan wadah buat orang yang memiliki bakat. “Dengan adanya YouTube, orang bisa menyalurkan bakat terpendamnya. Kreativitas pun tidak sebatas akting atau bernyanyi, tapi banyak bakat yang bisa diperlihatkan,” ujar laki-laki yang kerap mengadakan kasting untuk artis film itu.  

 Web 2.0 Di era Web 2.0, media sosial bukan lagi ajang penunjang komunikasi belaka. Pada zaman kejayaan digital ini, informasi apapun bisa menyebar cepat bak virus melalui dunia maya (viral). Melalui  media sosial, seperti cerita di atas, seseorang yang tadinya tidak dikenal masyarakat jadi populer – dari nobody menjadi somebody.  

Lebih jauh, media sosial saat ini ikut menentukan apa yang diperbincangkan masyarakat. Bahkan media mainstream pun memperhitungkan apa yang diperbincangkan di media sosial. Menurut penelitian, 70 persen wartawan juga memiliki media sosial dan mengikuti apa yang sedang ramai dibicarakan, karena mereka harus mencari isu apa yang sedang ramai di masyarakat.  

Pendeknya, kekuatan Internet yang mengubungkan seluruh penduduk dunia, membuat peristiwa sekecil apapun di kota kecil sekali pun, bisa dengan cepat terkoneksi ke seantero jagat. Apalagi bila informasi itu bergulir secara massif  melalui media sosial.  

 Sumber: MALE Zone, MALE 140

Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer

0

Ngabuburit serasa berada di Pasar Klewer, Solo

Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1436 Hijriah, 19 Juni s/d 5 Juli 2015, La Piazza Summarecon Kelapa Gading mempersembahkan sebuah kegiatan yang menarik bagi para pecinta kuliner, juga para pecinta kain Nusantara. “Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer” merupakan tema yang diangkat dalam festival kuliner yang diadakan sembari menunggu saat berbuka puasa, dibalut dengan nuansa dekorasi Jawa Tengah dengan menghadirkan replika gerbang Pasar Klewer yang ada di Solo.  

Tema tersebut diangkat sebagai salah satu bentuk kepedulian Summarecon kepada para pedagang batik di Pasar Klewer yang tertimpa musibah kebakaran beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan ini, selain bisa mendapatkan beragam kuliner lezat, pengunjung juga bisa melihat dan mendapatkan beragam kain batik khas Solo di area Multi Purpose Hall La Piazza dari 36 peserta Bazar Batik Pasar Klewer yang didatangkan langsung dari Solo.  

Liliawati Rahardjo, Direktur Summarecon mengatakan, “Kami tergerak memilih tema Pasar Klewer adalah berawal dari terjadinya insiden kebakaran di Pasar Klewer pada bulan Desember lalu. Kebetulan, Summarecon juga mempunyai event tahunan yaitu Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF), yang diselenggarakan setiap bulan Mei, yang secara konsisten bertujuan menjadi sarana memelihara kekayaan budaya Indonesia, serta mendorong industri berbasis budaya untuk maju. Oleh sebab itu, adanya momentum bulan Ramadhan yang relatif cukup dekat dengan periode penyelenggaraan JFFF, serta kami harapkan akan memberikan keuntungan yang baik bagi usaha mereka, maka kami kolaborasikan pula event Pasar Klewer ini dengan program kuliner ala Solo sebagai alternatif masyarakat berbuka puasa, serta dilengkapi dengan hiburan khas Jawa.”  

Banyak masyarakat umum yang kurang memahami bahwa batik adalah sebuah proses dan bukan hanya sekedar motif, dan betapa sulitnya proses pembuatan batik tersebut. Proses pembuatan batik itu sendiri sebenarnya adalah sebuah kekayaan budaya yang harus dijaga agar tidak punah. Meskipun Batik Indonesia telah ditetapkan UNESCO sebagai “World Heritage”, namun masih membutuhkan berbagai program untuk menjaga kelestariannya. Hal ini pula sekaligus yang membuat Summarecon tergerak untuk turut mensosialisasikannya ke masyarakat serta mendorong kepedulian mereka.  

Bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai berbagai kualitas batik, maka terdapat dua area pemaparan batik. Pertama yaitu di Multi Purpose Hall, pengunjung dapat mengeksplorasi batik umum dengan kualitas rata-rata dan harga yang lebih terjangkau. Kedua adalah Galeri Batik Eksklusif di La Prisma, yang menyediakan batik-batik terbaik berkualitas tinggi dengan tingkat pembuatan cukup rumit dari Danar Hadi, Djawa, Puro Mangkunegaran, dan Buana Alit Gallery.  

Tak hanya pedagang batik, untuk melengkapi suasana khas Solo, 10 peserta kuliner Pasar Klewer juga khusus didatangkan dari Solo, yaitu Markobar, Srabi Solo Notosuman Ny. Handayani, Jamu Arum Sari, Pukis Telur Kampung Asli & Lekker Solo Sumber Rejeki, Oleh-Oleh Khas Solo Ny. Handayani, Nasi Liwet & Ayam Goreng Kampung Solo Asli Ny. Lany, Selat Segar Galantin & Nasi Langgi Solo, Bakso Pak Min Penumping Solo, Dawet Bu Dermi Pasar Gede Solo, dan Soto Ayam Lek Sri Asli Solo.  

Salah satu yang cukup spesial adalah Markobar, singkatan dari Martabak Kottabarat, menyajikan martabak manis dengan berbagai topping seperti coklat kitkat dan ovomaltine yang saat ini sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Di Solo, Markobar berangkat dari usaha kaki lima yang kemudian berkembang menjadi kafe tempat anak muda berkumpul. Usaha ini dirintis oleh salah satu putra Presiden Jokowi.  

Suasana berbuka puasa di event “Ngenteni Buka Ning Pasar Klewer” semakin seru dengan hadirnya berbagai hiburan khas Jawa, antara lain Gamelan, Tari Bedoyo Kirono Ratih yang langsung dibawakan oleh penari dari Keraton Surakarta Hadiningrat pada 19 Juni 2015 pukul 18.30 WIB, juga yang cukup menarik yaitu musik Keroncong yang dibawakan oleh Sundari Soekotjo dan putrinya Intan Soekotjo pada 19 Juni 2015 pukul 19.00 WIB.