Penang, Malaysia, diam-diam telah menjelma menjadi medical destination di Asia. Rumah sakit-rumah sakit di sana mempunyai servis seperti hotel. Sebagian besar pasiennya ternyata orang Indonesia. Pengalaman apa yang mereka tawarkan? (Burhan Abe)
Singapura sering disebut sebagai medical destination dunia, paling tidak Asia. Memang tidak salah, orang Indonesia pun banyak yang berobat ke sana – tepatnya berobat sambil berwisata. Tapi tidak banyak yang tahu, Malaysia juga menawarkan pengalaman yang tak kalah menariknya dengan Negeri Singa.
Pertengahan Februari 2006 lalu saya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Malaysia, tepatnya Penang. Pulau yang eksotis namun infrastrukturnya terbangun rapi ini terdapat beberapa rumah sakit kelas dunia. Island Hospital, Adventist Hospital, Mount Miriam Hospital, Lam Wah Ee Hospital, Gleneagles Medical Centre, atau Loh Guan Lye Specialists Centre, untuk menyebut beberapa.
Sebagaimana layaknya RS yang profesional, mereka menawarkan layanan medis yang lengkap, mutakhir, dan berorientasi pada pasien. Mulai dari sekadar pelayanan general check up, operasi penyakit serius seperti jantung, kanker, dan penyakit dalam lainnya, hingga pelayanan yang berurusan dengan penampilan, mulai dari sedot lemak, lasik (operasi mata dengan memakai teknologi laser), bahkan bedah kosmetik.
Saya sendiri melakukan general check up dengan paket executive screening programme di Island Hospital. Dokter ahli mewawancarai saya untuk mengetahui riwayat penyakit, memeriksa, dan mengetesnya dengan peralatan paling mutakhir. Ada Chest X-Ray dan Ultrasound Examination of Upper Abdomen yang memeriksa paru-paru dan rongga tubuh, ada tes jantung dengan memakai treadmil dan peralatan lainnya, serta pemeriksaan urine dan darah. Hasil check up seharga RM 600 (1 RM setara dengan Rp 2.500) itu bisa diketahui hari itu juga, tepatnya memakan waktu total 5,5 jam.
Alhamdulillah, tidak terdeteksi penyakit yang serius dalam tubuh saya. Hanya saja, kandungan kolesterol saya cukup tinggi. Kandungan kolestrol dalam darah orang normal berkisar 50.26 – 201.03 mg/dl, tapi saya 243.94 mg/dl. Huh!
“Tidak usah risau, orang kota penyakitnya rata-rata memang begitu. Kelebihan kolesterol. Sebenarnya, kolestreol tinggi bisa diturunkan asal pola makan kita benar, menghindari makanan berlemak dan banyak mengonsumsi sayur serta buah-buahan. Jangan lupa, rajin berolah raga,” ujar DR. Chong Keat Foong, Consultant Physician yang menangani saya, menghibur.
Selain berobat medis, biasanya orang yang memilih berobat ke luar negeri akan memanfaatkan kesempatan untuk berbelanja atau berwisata. Penang sebagai salah satu tujuan berobat mungkin belum begitu banyak diketahui orang Indonesia, khususnya Jakarta. Tapi bagi orang Medan, Penang sebagai twin city begitu dekat, baik secara psikis maupun fisik – hanya 40 menit dicapai dengan pesawat terbang. Yang menarik, jika Anda ber-KTP atau paspor Medan, tidak perlu lagi membayar fiskal jika ke Malaysia.
So, lebih murah ke Penang ketimbang ke Jakarta, misalnya. Bahkan sebuah masakapai penerbangan asal Malaysia yang kini sedang gencar-gencarnya berpromosi menawarkan tiket hemat Medan – Penang hanya Rp 29.999.
Orang yang belum pernah mengunjungi Malaysia, khususnya Penang, dalam lima tahun terakhir mungkin tidak akan menyangka bahwa negara bagian ini sudah sedemikian maju di segala bidang, termasuk dunia pelayanan kesehatan. Island Hospital, misalnya, yang didirikan pada 1996, melayani berbagai pelayanan kesehatan.
Menurut DR. Chan Kok Ewe, Chief Executive Officer Island Hospital, rumah sakit yang berlokasi di George Town dan mampu menampung kunjungan 400 pasien dan 140 pasien tinggal ini, memiliki kapasitas untuk pembedahan jantung dengan dokter yang berkompeten. Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah operasi pembuatan by pass jantung (CABG-Coronary Artery By-Pass Graft) dan perbaikan penggantian katup (off pumps and valve replacement).