Operasi sedot lemak dan pembesaran buah dada kembali marak seiring pengakuan terbuka sejumlah selebriti yang melakukannya. Tekniknya pun kian aman dan tak menyakitkan. Bahkan bermunculan tour operator yang menawarkan paket wisata medis ke Thailand dan Malaysia – sambil tetirah di resor mewah membuang lemak yang berlimpah!
Dua minggu lebih menghilang dari tanah air, Sita – maaf, nama aslinya saya samarkan – kembali dengan membuat kejutan. Wajahnya sumringah dan selalu menebar senyum. Berbeda dengan kebiasaannya menggunakan baju longgar, kali ini ia datang ke pesta dengan mengenakan baju model kemben yang memamerkan lengan, bahu, sebagian bukit dadanya, serta belahan paha tinggi yang memajang paha dan betis mulusnya. Body Sita memang kelihatan lebih langsing. Pipinya yang biasanya agak gembil (chubby) juga lebih tirus. “Sexy nggak gua?” katanya sambil mengerling genit.
Sumpah, nilai Sita di mata saya memang naik dua angka. Bukan cuma pesona ragawi. Tampang cemberutnya juga sudah hilang entah ke mana. Ia kelihatan lebih percaya diri. Ketika saya tanya apa yang membuatnya begitu berbeda, ia menjawab sambil tersenyum manis, “Saya baru kembali dari Phuket.”
Berlibur? Ya. Tapi lebih tepatnya berlibur plus. Wanita pengusaha beranak dua balita ini baru saja kembali dari perjalanan ‘liburan’ ke Thailand. Phuket – juga Chiang Mai dan Bangkok – kini menjadi surga bagi kaum platinum untuk bersalin raga menjadi The Swan. Mereka dilayani bak ratu di rumah-rumah sakit swasta yang lebih mirip resor, namun dengan dokter-dokter spesialis di berbagai bidang. Soal makanan maupun bahasa tak menjadi masalah. Seperli laiknya resor eksklusif, Anda bisa memesan makanan apa saja yang Anda suka. Hampir semua rumah sakit memiliki perawat yang mahir berbahasa asing: Melayu, Mandarin, Jepang, Arab, apalagi Inggris. Para dokternya semua bisa berbahasa Inggris.
Data Kantor Layanan Ekspor, Departemen Promosi Ekspor Thailand mencatat pada 2003 saja jumlah pasien asing yang menjalani perawatan di berbagai rumah sakit swasta di Thailand mencapai 973.532 dan memberi pemasukan THB 27 miliar (sekitar Rp 6,35 triliun). Seiring dengan promosi gencar yang dilakukan pemerintah Thailand, pada 2005 angka ini melesat menjadi sekitar THB 40 miliar (sekitar Rp 9,4 triliun).
Kebanyakan pasien asing berasal dari Asia, seperti Cina, Jepang, Korea, dan Indonesia, serta Eropa dan Amerika. Umumnya datang untuk melakukan bedah plastik. Orang Cina umumnya datang untuk membesarkan kelopak mata, sementara Korea, Jepang dan Indonesia umumnya untuk membesarkan payudara, sedot atau bedah lemak dan vaginoplasty – mengencangkan kembali organ intim wanita yang mulai kedodoran. Sebaliknya, banyak orang Barat yang datang untuk mengecilkan buah dada yang kebesaran hingga membuat sakit punggung.
Sejak lima tahun belakangan, tren memperindah penampilan diri memang kian marak saja, termasuk di Indonesia. Ini ditandai dengan kian menjamurnya klinik-klinik yang memberikan layanan kecantikan secara instan ini. Peminatnya bukan cuma para entertainer dan model yang memang harus selalu tampil memukau, namun juga pengusaha dan ibu rumah tangga. “Ada yang karena ingin tampil lebih percaya diri, tapi ada juga yang karena tuntutan suami yang ingin melihat pasangannya selalu tampil sempurna,” tutur Yulfi Herman, pengusaha butik papan atas.
Seperti juga di Thailand dan Malaysia, klinik-klinik ini melayani mulai dari bedah kosmetik, menanam implant untuk memperbesar payudara, hingga melenyapkan lemak yang tak diinginkan dari bagian tubuh tertentu. Sumber Platinum di sebuah rumah sakit besar menyebut permintaan tertinggi masih membuang lemak berlebih. Bahkan, kini ada beberapa biro perjalanan yang siap melayani permintaan medical trip alias wisata kesehatan ke Thailand atau Malaysia yang dikemas dalam liburan yang menyenangkan. Sambil tetirah di resor mewah Anda bisa membuang lemak yang berlimpah, atau membuat payu dara semakin indah! (Teguh Poeradisastra)
Platinum Society No. 14 – Majalah SWA, Maret 2006