Suami yang mempunyai gaya hidup bebas memberikan peluang masuknya orang ketiga, akibatnya timbul rasa saling curiga, malas berkomunikasi – saling membisu, dan segi keuangan pun menjadi kacau oleh kesenangan yang harus dibayar oleh si ayah, sehingga semua rencana untuk kepentingan keluarga menjadi terbengkalai.
Family quality time pun sulit diraih, karena yang harusnya berperan sebagai kepala keluarga sudah terjebak dalam kesibukan pribadinya. Lain persoalan bila ayah dan ibu bersepakat dengan pola seperti ini, serta sudah dibicarakan sebelumnya dengan anak-anak, sehingga ada kesepakatan akan waktu untuk bersama. Dapat juga disepakati bahwa hari Minggu semua harus berkumpul pada jam tertentu, selanjutnya bisa diteruskan dengan kegiatan masing-masing. Saling menyediakan waktu untuk berkumpul bersama sangatlah penting, karena disitulah terjadinya suasana hubungan keluarga yang akrab.
Agar terjalin hubungan emosi yang baik, suami-istri harus saling memperhatikan. suami mengasihi istri, ayah melindungi keluarga, menyayangi anak – sebaliknya istri menghargai suami dan anak mengandalkan ayah. Saling berbagi, memberi dan menerima, memahami, mau mendengarkan dan memberikan perhatian, merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah keluarga.
Ayah yang baik adalah ayah yang bisa berperan sebagai pelindung sekaligus teman yang selalu siap mendampingi. Suami berinteraksi dengan istri layaknya sebagai pasangan, teman dan kekasih yang selalu siap menemani dan mendengarkan keluh-kesahnya, we are soulmate for each other. (20 Agustus 2008)
Sumber: Male Emporium