Tapi bukan ceritanya yang penting, drama musikal ini adalah lakon yang meriah dan menghibur. Koreografi yang dikerjakan oleh Eko Supriyanto, dengan gerakan-gerakan yang indah namun simpel, sangat mewarnai sepanjang pertunjukan. Gerakan tari begitu sinkron dengan musik yang dimainkan Nusantara Symphony Orchestra pimpinan Indra Perkasa. Para pemainnya pun selain berdialog diwajibkan bisa menyanyi – beberapa diperankan oleh penyanyi profesional, sebutlah Nina Tamam, Sita Nursanti, serta komedia Fitri Tropika.

Hiburan dengan dialog yang benas joke-joke yang segar inilah yang bisa menyihir penontn untuk tetap bertahan selama dua jam dengan jeda 20 menit itu. Sebagai penulis andal, Joko mampu menghadirkan detail cerita yang menarik, meski kadang bertele-tele tapi sering tak terduga, tapi mampu membuat para penonton tertawa.
Dan yang terpenting, Joko bertutur dalam bahasa gaul sekarang, termasuk bahasa “banci” via mulut asisten Bram, Amir (diperankan oleh Yudi Firmansyah dan Ario Bayu), yang mewarnai pergaulan masa kini.
Sebagai pertunjukan, Onrop! Musikal cukup memuaskan. Meski belum menjadi tren, tapi paling tidak melalui pertunjukan senilai Rp 3 miliar ini, Joko berhasil menyampikan visinya, yakni pentingnya kebebasan berekspresi dan bahaya intoleransi, dengan cara menghibur. (Burhan Abe)