AUSTRALIA posisinya memang berada di bawah, tapi untuk urusan seni melambung tinggi di atas. Melbourne, bahkan disebut sebagai the city of art. Berkeliling Kota Melbourne seolah mengunjungi pameran seni dengan berbagai aliran. Di sepanjang jalan-jalan di kota saja dapat ditemukan beragam karya seni. Bahkan penempatannya sangat menakjubkan.
Sejak 1850-an, Pemerintah
Kota Melbourne mengeluarkan kebijakan mempercantik kota dengan menempatkan
banyak karya seni. Sampai 2015, kabarnya koleksi yang ada di dalam kota sudah
lebih dari 8.000 karya. Karya-karya itu sangat beragam, mulai karya dalam
ruangan, artefak, patung, seni instalasi, tugu peringatan, hingga berbagai bentuk
air mancur.
Sebagai kota yang lekat
dengan seni dan kebudayaan, Melbourne merupakan kota di Australia yang sarat
dengan hiburan. Berbagai festival diadakan setiap tahun, hingga akhirnya pesta
rakyat itulah yang menjadi alasan kuat berkunjung ke kota tersebut. Berikut ini
lima besar festival dengan predikat wajib kunjung: Laneway Festival, Melbourne
International Jazz Festival, Melbourne International Film Festival, Melbourne
Writers Festival, dan Melbourne Fringe Festival.
The Famous Melbournian Musician
Pada 1970-an, Australia
kebanjiran musikus dan penyanyi dari seberang lautan. Semua stasiun radio
memutar lagu-lagu dari Inggris dan Amerika. Kemudian muncul masalah ketika
stasiun radio harus membayar lagu yang diudarakan. Hal itu menimbulkan konflik
terbuka antara radio dan lisensi label di Australia. Walhasil, banyak stasiun
radio yang beralih ke label independen yang bermunculan di Australia.
Kondisi tersebut malah menguntungkan musikus di Australia. Para musikus pun menciptakan karya bercirikan warna musik Australia, meskipun ada beberapa yang membawakan cover version penyanyi terkenal. Konflik yang membuahkan kreativitas ini mengangkat nama AC/DC, Sherbet, dan John Paul Young di dunia musik lokal. Di samping itu, media lokal turut mendukung keberadaan musikus lokal yang memperkaya kreativitas mereka.
Karya orisinal hasil
kreativitas mereka pun menjadikan para musikus ini sukses di luar Australia.
Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, AC/DC, Rose Tattoo, dan Little River Band
mereguk kesuksesan di luar tanah air mereka. Diam-diam pula beberapa penyanyi,
seperti Olivia Newton-John, mencecap keberhasilan di Amerika. Single-nya Let Me Be There meraih Country Music Association Female Vocalist of
the Year pada 1974.
Keindahan suara Olivia
Newton-John mengalahkan musikus asal Nashville, seperti Loretta Lynn, Dolly
Parton, dan Tanya Tucker. Kemenangannya itu mengundang protes, karena Olivia
Newton-John bukanlah asli Amerika. Namun ia malah dibela oleh penyanyi country lainnya, seperti Stella Parton,
saudara Dolly Parton, yang kemudian merilis lagu Ode to Olivia (1976).
Berbicara tentang
Melbourne berarti berbicara mengenai Air Supply, grup yang membawakan lagu-lagu
bergenre soft rock. Lirik lagunya
dikenal memiliki kedalaman tema tentang cinta, yang disukai pasar, dengan
harmonisasi yang sangat kuat. Dua personel grup ini, Russell Hitchcock dan
Graham Russell, sangat tersohor.
Pada 1977, mereka menjadi
band pembuka dalam tur Rod Stewart di Australia, yang kemudian membawa Air
Supply pada konsernya di Amerika dan Kanada. Tiga tahun kemudian, dengan Lost in Love, mereka mengangkangi
Amerika dengan penjualan lebih dari 3 juta keping. Air Supply pun menjelma
ibarat pohon besar dengan akar yang sangat dalam.
Sejumlah nama yang
mendulang kesuksesan di luar negeri, di antaranya, Nick Cave and the Bad Seed,
Little River Band, Jason Donovan, Kylie Minogue, Dannii Minogue, Tina Arena,
dan Jet. Perbedaan adalah kreativitas yang mereka pertaruhkan. Meskipun
sepintas memiliki kemiripan dengan musikus dan penyanyi sejenis, sebenarnya
musiknya jauh berbeda.
Seperti dikatakan oleh
Nick Cave, musikus dan penulis lagu dari Australia, ada faktor yang membuat
mereka dapat menelurkan karya yang baik. Faktor tersebut adalah mencari,
mengumpulkan, dan meramu bahan yang ada menjadi sesuatu yang belum pernah
tercipta. Identitas para musikus itu sangat melekat pada karya mereka, baik lagu
maupun kemampuan musikalitas yang dimiliki. Kekuatan dan bakat itulah yang
membuat nama mereka melambung. Perhatikan saja Tina Arena, yang dipuji-puji
media di luar Australia sebagai penyanyi yang memiliki karakter vokal yang kuat
dan mulus serta pitch yang sempurna.
Paul Dempsey adalah
contoh musikus abad ke-21 asal Melbourne yang memiliki kemampuan memainkan
instrumen, mulai piano, gitar, drum, hingga perkusi. Ia terbukti mampu mengolah
musiknya dengan baik hingga menghasilkan karya yang dahsyat. Bersama band-nya,
Something for Kate, ia mendapat berbagai penghargaan dalam acara musik
bergengsi.
Mengulik Melbourne
berarti mengulas pula genre electronic
dance. Genre ini sangat populer di kota tersebut sebanding dengan festival
yang terselenggara sepanjang tahun. Maka hadirlah School of Synthesis, yang
salah satu pemiliknya Davide Cerbone, produser musik bergenre electronic dance.
Saking populernya genre itu, ada band rock yang memasukkannya dalam komposisi
musiknya, seperti yang dilakukan band Regurgitator dan Rogue Traders.
No comments:
Post a Comment