Anomali Bisnis F&B

Plaza-plaza bertumbuhan, mal-mal bermunculan, dan yang mereka garap pertama kali adalah F&B – bukan department store atau yang lainnya. Foodcourt dibangun semenarik mungkin agar pengunjung bisa berbondong-bondong datang. Resto-resto tidak sekadar berkutat di makanannya saja, tapi mendandani atmosfernya agar terlihat unik dan punya diferensiasi dengan yang lain.

Mengapa bisnis F&B menarik? Jawaban bodohnya, mungkin kita bisa pinjam dari pengusaha Bob Sadino, yang mengoperasikan Kem Chick’s, pasar swalayan modern pertama di Indonesia. “Selama (maaf) pantat manusia masih bolong, bisnis makanan tetap menarik,” katanya.

Logikanya, orang pasti membutuhkan makanan, dan yang bisa menyediakan kebutuhan tersebut adalah resto, kafe, atau pengusaha yang bergerak di bidang F&B.

Yang jelas, bisnis makanan memang tergolong usaha yang sangat menjanjikan. Beberapa pengusaha restoran, misalnya, bahkan berani mengklaim bahwa laba bisnis ini sangat besar, bisa mencapai 150% atau lebih. Bukan main!

Tentu, untuk mencapai pendapatan sebesar itu tidak semudah membalik telapak tangan. Hanya restoran yang sudah sukses menjaring pelanggan. Boleh jadi karena yang dijual sesuai dengan selera maupun kebutuhan pasar. Berikutnya adalah karena faktor-faktor penunjang lainnya, seperti lokasi yang strategis, harganya yang sesuai dengan target pasar, dan lain-lain.

Tidak mudah memang terjun ke bisnis F&B. Kita yang tidak bersentuhan langsung dengan bisnis tersebut, hanya menangkap fakta permukaannya saja. Fun dan hura-huranya saja. Tapi bukankah bisnis F&B yang berkaitan dengan lifestyle dasarnya memang demikian. Meminjam kredo orang-orang yang terjun ke bisnis hiburan, “There’s no business like F&B biz!” (Burhan Abe)

Previous article
Next article

Related Stories

spot_img

Discover

Ekonomi RI 2025 Masih Tangguh, Tapi Alarm Sudah Bunyi

CORE Indonesia Ingatkan Risiko Domestik dan Global di Paruh Kedua Di tengah gejolak global dan...

ChatGPT dan Ekonomi Kreatif Digital

Panduan Praktis, Mengubah AI Menjadi Mesin Uang Di tengah transformasi digital yang masif, satu pertanyaan...

Strategi Bisnis Konglomerat yang Tak Diajarkan di Sekolah Formal

The Playbook: Indonesia Edition Apa kesamaan antara Djarum Group, Salim, Astra, CT Corp, hingga...

Merayakan Mid-Autumn dengan Sentuhan Elegan dari JW Marriott Hotel...

Mooncake Artisanals untuk Momen Kebersamaan yang Sarat Makna Di dunia kuliner kelas atas, rasa bukan...

Banyan Group Menuju Hotel ke-100: Dari Shangri-La ke Safari,...

Banyan Group Siap Cetak Sejarah dengan Ekspansi Global, Debut Safari di Afrika, dan Perayaan...

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru Indonesia Oleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki...

Popular Categories

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here