Home Blog Page 2

20 Tahun Java Jazz: Barisan Musisi Kelas Dunia Siap Guncang Jakarta

0

Tak terasa, dua dekade sudah Jakarta International BNI Java Jazz Festival menjadi panggung utama bagi perayaan musik dan gaya hidup urban di Indonesia. Di usia ke-20 ini, festival musik paling bergengsi di Tanah Air kembali mengumumkan deretan musisi yang akan meramaikan panggungnya tahun ini—dan seperti biasa, lineup-nya tidak main-main.

Dari Soul Amerika ke Etnik Elektronik Thailand

Nama-nama besar sudah diumumkan, dan semuanya membawa karakter yang tak bisa diabaikan. Ada UMI, penyanyi R&B asal Amerika Serikat dengan warna vokal lembut dan pesan spiritual dalam lirik-liriknya. Lee Ritenour, gitaris jazz legendaris yang telah mengukir sejarah sejak era fusion tahun ‘70-an. Tontrakul, produser musik asal Thailand yang menyatukan elemen tradisional Asia dengan atmosfer elektronik masa kini.

Lee Ritenour

Dari Inggris, hadir Tara Lily, musisi lintas budaya yang tumbuh besar dalam lingkungan hip-hop dan jazz, namun tak lupa akar Asia Selatan-nya. Dari dalam negeri, nama-nama seperti RAN membawa energi pop yang selalu segar dan bisa diandalkan untuk membakar semangat penonton.

Festival ini akan digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, dengan 11 panggung yang tersebar di berbagai titik, menyuguhkan lebih dari sekadar konser—ini adalah eksplorasi musikal yang luas, dari jazz klasik hingga nuansa kontemporer. Tiket sudah tersedia melalui javajazzfestival.com.

Tara Lily

Ketika Kemewahan Menyatu dengan Alam

0

Alila Dong’ao Island Resmi Dibuka di Tiongkok

Hyatt Hotels Corporation baru saja meresmikan Alila Dong’ao Island Zhuhai, resor pulau pertama Alila di wilayah Greater China. Terletak di ujung barat daya Pulau Dong’ao yang berbatu, dan hanya berjarak kurang dari satu jam perjalanan feri dari kota Zhuhai, resor ini menawarkan pengalaman mewah serba suite yang berpadu dengan keindahan alam dan ketenangan laut.

“Kami sangat antusias membuka pintu di destinasi luar biasa ini,” ujar Chua Thin Thin, General Manager Alila Dong’ao Island Zhuhai. “Resor ini tidak hanya menjadi tempat menginap, tapi juga perjalanan yang penuh makna—mengenal alam, budaya, dan diri sendiri dalam balutan desain inovatif yang menghormati lingkungan sekitar.”

Arsitektur yang Meresapi Alam

Desain resor ini digarap oleh desainer interior ternama Ju Bin, yang mengambil inspirasi dari budaya Lingnan lokal dan elemen-elemen alami pulau. Area drop-off dengan “lingkaran batu” menggunakan granit dan batu abu-abu, menyerupai formasi batu alami di pulau—sebuah simbol koneksi antara modernitas dan waktu.

Tamu yang tiba akan disambut oleh kolam air yang tenang dan lobi terbuka dengan pemandangan laut yang memukau. Kanopi bergelombang yang menggantung di atas bangunan utama menggambarkan riak ombak, sementara jalur taman yang mengikuti kontur alami pulau menawarkan momen keheningan dan eksplorasi personal.

Suite dengan Sentuhan Elegansi Lokal

Resor ini memiliki 104 suite luas, dimulai dari 86 meter persegi, dengan pemandangan laut atau taman pribadi yang hijau. Setiap suite dirancang dengan estetika kontemporer yang disempurnakan oleh elemen dekoratif khas Lingnan. Tamu akan menemukan jendela besar dari lantai ke langit-langit, ruang tamu terpisah, kamar mandi dengan dua wastafel, balkon atau ruang teh pribadi, dan beberapa bahkan dilengkapi kolam renang pribadi.

Dua suite eksklusif di atap menawarkan pengalaman menginap yang sangat personal, masing-masing dengan gaya desain interior berbeda: klasik atau modern modis, serta pemandangan laut 270 derajat yang spektakuler.

Cita Rasa Otentik dari Pulau

Kehidupan kuliner di Alila Dong’ao Island dipenuhi dengan bahan-bahan segar dan pendekatan farm-to-table. Restoran SEASALT menyajikan sajian laut dalam suasana santai indoor-outdoor, lengkap dengan menu sarapan sehat a la carte. Sementara itu, HOITONG menghadirkan cita rasa Kanton otentik, bekerja sama dengan petani lokal dan kebun organik resor untuk menjamin kesegaran bahan.

CHUN bar yang berada di area lounge terbuka adalah tempat sempurna untuk menikmati afternoon tea dengan panorama laut, atau mencicipi koktail lokal dan teh dingin saat matahari terbenam—disertai ritual senja khas Alila yang ditandai dengan bunyi mangkuk nyanyi (singing bowl).

10 Best Places to Visit in Abu Dhabi

0

Abu Dhabi, a city brimming with life welcomes you with its top-notch infrastructure, a vast expanse of desert, some beautiful beaches, adrenaline-pumping adventure activities, and exquisite luxury hotels.

The capital of UAE, it’s one of the seven cities that form the Emirates. The city showcases traditional Arabian culture and heritage with dollops of stunning modern architecture to take your breath away. The city has tons on offer and you’ll feel pretty lost wondering which ones should be a must on your itinerary. Don’t you worry. We have compiled this list of the 10 best places you must visit on your visit to Abu Dhabi.

1. Sheikh Zayed Grand Mosque

Built of milky-white marble and with its 82 domes and beautifully decorated walls, floors, and ceilings, the Sheikh Zayed Grand Mosque leaves every visitor absolutely speechless. You’ll get to see the world’s largest carpet here at the main prayer hall covering all of 60,570 square feet. The carpet is the fruit of painstaking effort put in by 1200-1300 weavers for almost two years. The dazzling chandeliers have been imported from Germany and they add a new dimension to the mosque’s beauty.

2. Ferrari World

Inspired by the Formula 1 giants Ferrari, speed is the mantra at Ferrari World. The Ferrari World is home to the world’s fastest roller coaster, the Formula Rossa which zooms through at a remarkable 240 kms/hr. You can get deals on Ferrai World Tickets here, but this usually available some time.

There’s also a gallery displaying some stunning Ferrari models. Go for the Scuderia Challenge on a virtual Yas Marina circuit to get a hang of driving a Ferrari. It’s a day filled with fun and adventure with your family and friends at the Ferrari World.

3. The Emirates Palace

This magnificent luxury hotel is a benchmark in opulence. Even if you choose not to dine here, do visit the place to witness the stunningly decorated interiors with gold finish. Inspired by traditional Arabian culture, the hotel houses rare artifacts.

Don’t forget to look up and take in the spectacular beauty of the large central dome. If budget isn’t a constraint, do drop by at the Le Café, which serves, yes you heard it right, Gold Capuccino, coffee with a sprinkling of real 24-carat gold flakes.

4. The Abu Dhabi Corniche

Take in breathtaking views of the gorgeous city skyline from the Abu Dhabi Corniche promenade. Away from the hustle and bustle of the city, this is a perfect place to unwind. You may take a relaxing stroll along the beach or you may cycle around a bit.

For something more exciting, go for speed boating. You may also rent a bike to explore this beach with a separate section for families. The beach also has showers and umbrellas for you to relax beneath.

5. Louvre Museum

The Louvre Museum located on the Saadiyat Island is a stunning display of modern architecture. The dome above is a sight to behold. The dome is web patterned and the rays of the sun filter through to create a stunning visual effect. Apart from being an architectural wonder, the Abu Dhabi Louvre also exhibits works of art from all around the world and enjoys the distinction of being the Arabian Peninsula’s largest art museum.

6. Heritage Village

If you are looking to delve deeper into the Arabian culture and the traditional way of life of the Arabs, head for the Heritage Village. It’s a fine display of Persian heritage at this recreated village with its tents, wooden houses, camel sheds, and shops selling craft items. The Heritage Village also has its own museum to tell you more about age-old Arabian customs and traditions.

7. The Warner Bros. World

The Warner Bros. World, as the name suggests is a display of the world of Hollywood films produced by the production giants. There are 6 themed zones, all inspired by movies from the production house of Warner Bros.- Gotham City (Batman), Bedrock (The Flinstones), Cartoon Junction (Hanna-Barbera), Metropolis (The Superman), Dynamite Gulch (The Looney Tunes), and the Warner Brothers Plaza, a showcase of Hollywood in all its splendor.

Ice Wine, Primadona asal Kanada

0

Dalam setiap event di Jakata, ice wine selalu mendapat banyak perhatian. Maklum, rasanya yang manis ”masuk” dengan lidah orang Indonesia. Selera memang bersifat personal, kata ahli wine Yohan Handoyo. Kita tidak bisa menyalahkan orang yang satu suka dengan Cabernet Sauvignon yang rasanya sepat, tapi yang lain suka dengan Chardonnay yang lebih ringan.

Penggemar minuman anggur tentu punya pilihan favorit untuk jenis wine tertentu. Selain merek dan produsen yang mengeluarkannya, rasa tentu saja yang menjadi pertimbangannya. Orang-orang Eropa yang kental tradisi dengan wine, boleh jadi lebih menyukai wine yang tanic atau terasa sepat. Justru tanin inilah yang juga memberi kesempatan bagi sebotol wine untuk dapat memberikan potensi rasa terbaiknya ke mulut pencicipnya.

Sementara itu orang Indonesia tidak terlalu akrab dengan rasa sepat tersebut, apalagi rasa sepat bukanlah rasa yang biasa diapresiasi dalam budaya kuliner kita. Maka, yang banyak dipilih kebanyakan orang Indonesia adalah rasa wine yang tidak terlalu kompleks, light. Bahkan kalau perlu rasanya manis. Itu sebabnya, ice wine menjadi salah satu wine favorit di Indonesia.

Ice wine dikenal juga seagai dessert wine, karena cocoknya memang dipadukan dengan makanan penutup. Manisnya ice wine karena dua hal, yaitu kadar gula natural yang tinggi dalam buah anggurnya dan proses fermentasi yang berbeda.

Ice wine, sebagai satu kata, atau di Jerman, eiswein adalah jenis anggur yang dihasilkan dari buah anggur yang telah dibekukan sebelum waktunya. Suhu musim dingin akan membekukan anggur tersebut, dan dipres dalam keadaan yang masih beku. Dalam proses ini air akan terpisahkan dari gula, karena titik didih air berbeda dengan titik didih gula.

Anggur-anggur yang dipakai untuk ice wine ini, sebutlah Sauternes, Tokaji, atau Trockenbeerenauslese, haruslah yang berkualitas tinggi, yang mempunyai bentuk yang baik hingga masa pemanenannya. Kondisi inilah membuat karaterstik ice wine yang khas, manis yang fresh dengan acidity yang seimbang.

Di Austria, Jerman dan Kanada, anggur-anggur yang secara natural beku ini memang disebut ice wine. Di negara-negara lain, beberapa winemaker menggunakan cryoextraction (yang secara teknis dibekukan) untuk menghasilkan efek seperti yang disayaratkan ice wine. Ice wine “buatan” ini kadang-kadang direferensikan sebagai “icebox wines”. Misalnya Bonny Doon’s Vin de Glacière.

Jenis anggur yang dipakai untuk pembuatan ice wine sangat bervariasi. Riesling, misalnya, banyak dipakai para produsen ice wine di Jerman; Vidal sangat populer di Inggris dan Kanada; dan juga yang menarik Cabernet Franc pun banyak dimanfaatkan untuk ice red wine.

Banyak produsen, khususnya dari Dunia Baru, melakukan eksperimen membuat ice wine dari berbagai varietas anggur: yang putih seperti Seyval Blanc, Chardonnay, Kerner, Gewürztraminer, Chenin Blanc, Pinot Blanc, dan Ehrenfelser; atau merah sebutlah Merlot, Pinot Noir, dan bahkan Cabernet Sauvignon. Pillitteri Estates dari Ontario, Kanada, mengklaim sebagai winery pertama di dunia yang memproduksi ice wine Shiraz (Syrah).

Beberapa pembuat ice wine di Kanada mencoba bereksperimen dengan membuat sparkling wine dari jenis minuman ini. Sparkling ice wines mempunyai tekstur yang sama dengan sparkling wine pada umumnya, sebutlah champagne atau Asti, tetapi dengan dengan fuller body, dan secara signifikan kadar gulanya sudah pasti lebih tinggi, diseimbangkan dengan keasaman yang tinggi pula.

Gaya Hidup Laut Tropis di Titik Paling Dinamis Canggu

Matahari belum sepenuhnya tenggelam ketika langit di atas Canggu berubah jingga keemasan. Di bibir pantai Echo yang selalu sibuk dengan selancar dan suara ombak, berdiri sebuah tempat baru yang tidak hanya menjanjikan suasana, tapi juga menawarkan cara hidup: Beach House, bagian dari kawasan Regent Bali Canggu, yang membuka pintunya bagi siapa pun yang ingin menikmati laut—tanpa kehilangan sentuhan elegansi.

Tempat ini bukan sekadar restoran atau bar pinggir pantai. Ia adalah panggung yang disiapkan untuk perayaan waktu senggang, tempat di mana siang dan malam bertukar peran dalam keheningan estetis. Bukan pula sekadar destinasi baru untuk wisatawan Canggu yang tak pernah habis, tapi lebih mirip pernyataan sikap tentang bagaimana hidup seharusnya dijalani—dengan kaki telanjang di pasir, dan koktail di tangan.

Dapur Tropis dan Laut Nusantara

Beach House memulai narasi kulinernya dari laut. Setiap menu mengedepankan bahan-bahan lokal, khususnya hasil laut dan rempah tropis, yang diolah menjadi hidangan kontemporer berkelas. Tuna Tataki, misalnya, dibakar sebentar dan disajikan dengan saus tiram yang ringan. Di sisi lain, Lobster Roll tampil sederhana namun kaya rasa—menyatukan daging lobster segar dengan sayuran renyah dan rempah aromatik.

Ada juga Spicy Shrimp dengan sentuhan mayo pedas dan tobiko, yang menciptakan keseimbangan antara rasa gurih dan pedas dalam sekali suap. Tapi daya tarik sebenarnya mungkin justru ada di pengalaman BBQ pesisir, di mana ikan tangkapan segar dari Lombok—seperti kakap merah atau seabream—dipanggang terbuka, langsung di pinggir laut.

Bagi mereka yang mencari menu tinggi protein, tersedia Wagyu Striploin lengkap dengan saus chimichurri buatan rumah. Sementara untuk pengunjung yang lebih peduli lingkungan, ada sajian kembang kol panggang zero-waste yang disajikan bersama kuskus dan purée kembang kol—mewakili komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Paskah Penuh Makna di Tepi Samudra

Umana Bali menghadirkan perayaan Paskah dalam balutan kehangatan keluarga, kelezatan kuliner, dan ketenangan batin

Menggantung anggun di atas tebing kapur Ungasan, Umana Bali, LXR Hotels & Resorts bukan hanya destinasi liburan; ia adalah sebuah tempat perlindungan. Di sini, filosofi kuno Tri Hita Karana—harmoni antara alam, manusia, dan spiritualitas—dihidupkan dalam wujud pengalaman personal yang menyentuh.

Dan saat Paskah tiba, Umana mengundang para tamunya untuk kembali merayakan, tidak hanya dengan telur warna-warni atau makanan manis, tetapi dengan momen-momen yang menyatukan tubuh, jiwa, dan kebersamaan.

Pada tanggal 18 hingga 20 April, resor ini berubah menjadi panggung perayaan yang penuh kehangatan, ritme yang tenang, dan kenangan yang bertahan lama. Di antara hembusan angin laut dan panorama cakrawala yang tak terputus, Paskah di Umana dirayakan sebagai sebuah ritus pengingat—akan pentingnya meresapi waktu dan mengisi ruang batin.

Warna-warni Ceria untuk Si Kecil

Perayaan dimulai dengan canda dan tawa anak-anak di Kids Club, yang disulap menjadi galeri kecil penuh kreativitas lewat kegiatan “Egg-stra Colorful Easter” pada 19 April. Telur-telur menjadi kanvas mungil bagi imajinasi yang tak terbatas. Keesokan harinya, dalam “Egg-citing Easter Hunt”, mereka diajak menjelajahi taman hijau resort untuk menemukan kejutan dan harta karun kecil.

Di Uma Beach House, anak-anak adalah tamu utama dalam acara “Easter for the Little VIP.” Mereka bebas bermain air, membuat kerajinan dari tanah liat, dan membawa pulang celengan kelinci sebagai pengingat akan hari yang menyenangkan—sebuah pengalaman yang membalut permainan dengan kenangan.

Keseimbangan Diri di Tengah Alam

Bagi mereka yang mencari ketenangan dan pembaruan, Lohma Spa menghadirkan serangkaian perawatan yang dirancang khusus untuk Paskah. Mulai dari “Easter Detox Ritual”—serangkaian eksfoliasi, balutan pelembap, dan pijat pemulih selama 90 menit—hingga “Parent–Child Easter Bliss”, yang mempertemukan orang tua dan anak dalam pengalaman spa paralel yang menghangatkan hati.

Untuk pengalaman yang lebih mendalam, tamu dapat mencoba “Easter Hydrotherapy Renewal Circuit,” perjalanan sensorik melewati ruang uap, sauna, dan kolam hidroterapi, yang ideal untuk kelompok kecil hingga enam orang.

Dua Malam, Dua Dapur, Satu Visi: Membakar Batas Rasa

YUKI Group dan Serai dari Melbourne Siap Guncang Bali Lewat Kolaborasi Kuliner yang Tak Main-Main

Kalau kamu pikir dunia kuliner Bali udah mentok di smoothie bowl dan panggang-panggangan, pikir lagi. Mei ini, pulau dewata bakal jadi medan pertempuran rasa—di mana api, teknik, dan ego kuliner bertemu dalam dua malam yang nggak cuma menggoda lidah, tapi juga menggugah rasa penasaran.

Di satu sisi: Ross Magnaye, chef berdarah Filipina-Australia yang restorannya, Serai, dinobatkan sebagai Restoran Terbaik di Melbourne 2024 versi Time Out. Di sisi lain: YUKI Group, otak di balik restoran ikonik YUKI dan Meimei di Bali. Kolaborasi ini? Dua malam makan malam, dua lokasi, satu misi: menabrak pakem, merayakan akar Asia, dan bikin lo ketagihan datang lagi.

Meimei, 1 Mei: Asap, Arang, dan Rasa Asia Tenggara

Malam pertama digelar di Meimei Canggu, rumah bagi barbeque Asia Tenggara yang tajam, liar, dan hangat. Di dapur: Chef Ross dan Chef Yudha Permana memadukan gaya berani khas Serai dengan pendekatan elegan YUKI.

Hasilnya: menu pilihan khusus chef yang dibakar dengan teknik kayu bakar, wine pairing yang disusun cermat, dan koktail racikan Windu Tenaya yang pas jadi pelengkap malam. Jangan datang tanpa rasa penasaran. Jangan pulang sebelum habis dessert.

The Britannic Explorer: Perpaduan Mewah Kuliner dan Petualangan di Atas Rel

0

Menjelang peluncurannya pada Juli 2025, The Britannic Explorer, A Belmond Train memperkenalkan pengalaman kuliner eksklusif yang dikurasi oleh koki ternama Simon Rogan dan dipimpin oleh Executive Head Chef yang baru diangkat, Sven-Hanson Britt.

Kereta sleeper mewah pertama yang beroperasi di Inggris dan Wales ini menjanjikan lebih dari sekadar perjalanan—ia menghadirkan pengalaman gastronomi yang merayakan kekayaan hasil bumi dan warisan kuliner Britania.

Filosofi Farm-to-Table di Atas Rel

Sebagai pelopor gerakan farm-to-fork di Inggris, Simon Rogan menciptakan menu yang merayakan bahan musiman dan berkelanjutan dari berbagai wilayah yang dilalui kereta. Mulai dari teh sore, makan siang, hingga makan malam, setiap menu disesuaikan dengan kekayaan lokal setempat.

Kereta ini akan menempuh tiga rute utama: Cornwall, Lake District, dan Wales, masing-masing menawarkan pengalaman kuliner berbeda. Di dalam dua gerbong makan yang diberi nama Malva dan Samphire, para tamu akan menikmati sajian otentik yang disiapkan dengan cermat oleh Chef Sven dan timnya.

Menu Penuh Inovasi dan Rasa

Menu yang ditawarkan benar-benar mencerminkan lanskap dan cita rasa regional. Sarapan menampilkan biji-bijian lokal organik dan regeneratif, seperti fermented barley crumpets dengan sumsum tulang sapi panggang dan keju cheddar tua, hingga pikelets dari biji flax dan buah-buahan kebun panggang.

Hidangan khas Inggris seperti belut asap Lincolnshire di atas roti gandum hitam dan crop-rotation porridge dengan jamur liar dan brassica musiman juga masuk dalam daftar. Chef Simon menyatakan bahwa kerjasama dengan Sven—yang berbagi filosofi dan keahlian dalam bahan lokal—merupakan kombinasi ideal.

Petualangan Rasa di Setiap Rute

  • Rute Wales menyajikan makan siang ala piknik dengan rarebit and leek tart yang klasik.
  • Rute Cornwall menghadirkan barbekyu khas pantai yang menyajikan hasil laut lokal seperti asparagus desa Roche, kerang St Austell, cumi tangkapan jig, dan ikan red mullet Cornwall.
  • Makanan penutup seperti Cornish summer berries dengan krim chamomile dan meadowsweet menutup pengalaman kuliner dengan manis.

BUZO Hadirkan Malam Kuliner yang Istimewa: Perpaduan Jepang–Italia dalam Suasana Tropis Bali

Di tengah deretan restoran trendi dan butik bergaya di Seminyak, BUZO muncul sebagai destinasi kuliner yang menghadirkan sesuatu yang benar-benar berbeda—perpaduan berani antara cita rasa Jepang dan Italia yang diracik dengan sentuhan kontemporer. Mengusung konsep Italian-Japanese fusion dining, BUZO tidak hanya menawarkan makanan yang lezat, tetapi juga menciptakan suasana makan malam yang hidup, sosial, dan penuh kejutan.

Berlokasi di pusat Seminyak—kawasan yang dikenal sebagai jantung gaya hidup modern Bali—BUZO menjadi tempat berkumpul yang ideal bagi para pencinta kuliner, wisatawan, dan warga lokal yang mencari pengalaman makan malam yang tidak biasa.

Dikenal dengan suasananya yang vibrant namun tetap santai, Seminyak adalah tempat di mana budaya Bali berpadu dengan pengaruh global—dan BUZO menangkap esensi tersebut secara sempurna dalam setiap detail ruang, menu, dan program mingguan mereka.

Di bawah arahan kreatif Chef Will Meyrick, nama yang tak asing di dunia kuliner Asia Tenggara, BUZO menciptakan menu yang memadukan teknik kuliner Italia seperti pasta segar dan pizza panggang kayu dengan filosofi dan cita rasa khas Jepang—dari penggunaan miso, shoyu, yuzu, hingga teknik fermentasi dan plating yang mengutamakan harmoni.

Hasilnya adalah hidangan yang kompleks namun tetap menyenangkan untuk dinikmati, menciptakan pengalaman kuliner yang menggugah rasa sekaligus membangkitkan rasa ingin tahu.

Untuk semakin memperkaya pengalaman tersebut, BUZO kini menghadirkan dua program makan malam mingguan yang dikurasi dengan cermat:

The Tokyo Pasta Club – Setiap Hari Selasa

Selasa malam di BUZO kini menjadi ajang eksplorasi rasa lewat The Tokyo Pasta Club. Di sini, para tamu disuguhkan pasta buatan tangan yang dimasak dengan bahan dan teknik khas Jepang. Bayangkan spaghetti al dente yang disajikan dengan creamy miso, udon carbonara, atau fettuccine dengan topping nori panggang dan shichimi togarashi.

Memimpin dengan Nilai: Kepemimpinan Spiritual di Tengah Dunia yang Bergejolak

0
Oleh: Eileen Rachman & Linawaty Mustopoh

Di era di mana transformasi digital dan disrupsi telah menjadi mantra wajib di ruang-ruang rapat, satu hal yang kerap luput dari perhatian justru adalah hal yang paling esensial: kemanusiaan. Saat data, algoritma, dan efisiensi menjadi ukuran utama kesuksesan, tidak sedikit pemimpin yang terjebak dalam logika untung-rugi semata. Di tengah arus deras ini, hadirnya kepemimpinan spiritual bak oasis—memberikan arah, makna, dan keseimbangan yang kian langka di dunia bisnis modern.

Beyond Religion: Memaknai Ulang Spiritualitas dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan spiritual sering disalahartikan sebagai sesuatu yang bersifat religius. Padahal esensinya jauh lebih luas. Ini bukan soal dogma, melainkan soal nilai. Tentang bagaimana seorang pemimpin memandang peran dan tanggung jawabnya terhadap tim, organisasi, dan masyarakat secara utuh.

Nilai-nilai seperti integritas, empati, kejujuran, dan kesederhanaan menjadi fondasi yang membentuk keputusan-keputusan strategis. Pemimpin spiritual tidak sekadar mengarahkan organisasi untuk bertumbuh, tetapi juga memastikan bahwa pertumbuhan itu terjadi dengan cara yang bermartabat dan membawa manfaat lebih luas.

Kepemimpinan yang Berakar, Bukan Sekadar Bergerak

Dalam pusaran volatilitas—ekonomi yang tidak stabil, kebijakan yang berubah cepat, dan ekspektasi pasar yang kian menuntut—kepemimpinan spiritual menjadi jangkar yang menstabilkan. Ia memberi ruang bagi pemimpin untuk berhenti sejenak, merenung, dan memastikan bahwa arah yang diambil bukan hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai luhur yang diyakini.

Gus Dur adalah contoh klasik dari pemimpin yang menjadikan spiritualitas sebagai inti dari cara memimpinnya. Dengan gaya yang sering kali tak terduga, ia justru menyampaikan pesan-pesan toleransi, kesederhanaan, dan pengabdian secara konsisten. Kebijakan-kebijakan inklusif yang ia terapkan tak hanya menyentuh aspek administratif, tetapi menyentuh hati banyak orang.

Di ranah bisnis, Nurhayati Subakat dari Paragon Technology & Innovation memperlihatkan bahwa nilai spiritual dapat menjadi kekuatan luar biasa dalam menghadapi krisis. Ketika perusahaannya terbakar habis, ia tidak hanya bangkit—ia bangkit dengan keyakinan, empati, dan semangat berbagi yang justru memperkuat budaya perusahaannya.

Mengelola Bisnis dengan Jiwa

Kepemimpinan spiritual bukan tentang kelembutan tanpa arah. Sebaliknya, ini adalah tentang ketegasan yang berlandaskan pada kebijaksanaan. Tentang mengambil keputusan yang berani, tapi tetap menjunjung nilai moral. Tentang keberanian untuk berkata “tidak” pada jalan pintas, dan memilih jalan yang mungkin lebih panjang, namun membawa hasil yang berkelanjutan.

Pemimpin spiritual tidak hanya memikirkan pertumbuhan bisnis, tapi juga pertumbuhan manusia di dalamnya. Mereka menciptakan lingkungan kerja yang menghargai keunikan individu, menumbuhkan kepercayaan, dan membuka ruang untuk dialog yang jujur.

Membawa Makna ke Dalam Boardroom

Saat ini, kita menyaksikan pergeseran paradigma kepemimpinan. Dari yang transaksional menjadi transformatif. Dari yang berorientasi hasil, menjadi berorientasi makna. Dan kepemimpinan spiritual adalah jembatan antara keduanya.