Home Blog Page 64

E-Commerce

0

Belanja online sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Kemudahan, hemat waktu, dan tenaga, menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi semua ini tidak hanya dilakukan via desktop atau laptop, tapi juga via smartphone yang tentu lebih praktis.  

Berbagai layanan belanja online tak hanya menyasar produk fashion ataupun elektronik, tapi juga kuliner dan paket wisata. Kemunculan e-commerce penunjang gaya hidup masa kini, tentu bukan suatu kebetulan, tapi berkaitan dengan naiknya pendapatan rata-rata orang Indonesia.  

Pendapatan kelas menengah Indonesia saat ini sudah menembus US$ 4.000, naik dua kali lipat dibanding tahun lalu, dan banyak yang memprediksi akhir tahun 2014 bisa mendekati US$ 5.000. “Sebanyak 50 persen populasi Indonesia usianya di bawah 30 tahun dan mereka adalah usia produktif yang well educated, punya pekerjaan bagus, dan berpikir pada hal-hal lifestyle,” ujar Rama Mamuaya, CEO DailySocial.net, situs berita mengenai teknologi web dan Internet, memberikan analisis.  

Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan pengguna Internet yang cukup tinggi, ada yang menyebut kini mencapai 74 juta. Tak pelak lagi, Indonesia sebagai pengguna terbanyak di Asia Tenggara, dan sekitar 4,5 juta orang berbelanja secara online pada 2013. Ada memprediksi angka tersebut akan meningkat hingga 8,7 juta pada 2016.

Cukup banyak pelaku e-commerce di Indonesia, baik kategori startup maupun yang besar, yang beroperasi di Indonesia. Lazada.co.id, Zalora.co.id, Berrybenka.com, Tiket.com, Rakuten Belanja Online (RBO), dan Qraved.com, untuk menyebut beberapa. Mereka mendapat berkah dari maraknya bisnis online di Indonesia, bahkan RBO, misalnya, telah menjadi salah satu anak perusahaan Rakuten yang tumbuh paling cepat di dunia.

Menurut Andry Suhaili, CEO dan founder PriceArea, mesin pencari e-commerce kepada Tech in Asia, nilai perputaran uang di e-commerce di Indonesia, tercatat sekitar US$ 1,8 miliar, dan akan meningkat hingga US$ 4,49 miliar pada 2016. Yup, ada potensi luar biasa dalam bisnis Internet serta e-commerce di Indonesia. (Burhan Abe)

Sumber: MALE 64

The Vanishing Newspaper

0

Gelombang digital agaknya tak terbendung lagi. Sudah banyak yang meramalkan bahwa digitalisasi mulai merambah ke segala aspek kehidupan kita. Setelah teknologi digital masuk ke dunia komunikasi, cara menyampaikan pesan pun berubah.

Media sosial yang sedang marak, misalnya, memudahkan orang lain untuk bertukar informasi. Sementara itu aplikasi chatting, membuat komunikasi tak terhalang jarak. Bukan hanya komunikasi personal, konten marketing, bahkan kampanye politik pun, mulai dilakukan di dunia maya – via komputer, bahkan perangkat mobile.  

Seperti apa teknologi digital akan terus berkembang, tidak ada yang tahu pasti. Namun, tentu tidak berlebihan kalau besar Google Eric Emerson Schmidt, berpendpat bahwa masa depan media cetak adanya di dunia digital.  

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Perhatikan saja, siapa di antara kita yang tidak mempunyai  ponsel atau smartphone. Bahkan sebagian di antara mereka sudah mempunyai tablet, minimal smartphone yang berukuran besar, yang sering disebut phablet. Asal tahu saja, phablet seperti Galaxy Note 3 berukuran 5,7 inci, tahun lalu laris manis,  dan tahun ini akan banyak lagi produk sejenis yang siap masuk pasaran.  

Peranti-peranti tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, mulai dari menelopon, ber-networkingvia media sosial atau aplikasi chatting, mendengarkan lagu, main game, browsing, dan tentu saja mengonsumsi berita via onlinedan media digital.  

Saat ini, khususnya di Indonesia dibandingkan negara maju, peralihan media offline ke online memang belum nampak besar. Tapi pergerakannya di kota-kota besar lumayan cepat, bahkan tumbuh seperti deret ukur. Peredaran smartphone dan tablet yang terpusat di kota-kota besar, ikut mengubah gaya hidup digital kaum urban Indonesia, tidak berbeda dengan gaya hidup penduduk dunia di kota-kota besar.

Banyak pakar membuat prediksi bahwa media cetak akan menjadi masa lalu. Tak kurang dari Philip Meyer, yang menulis buku The Vanishing Newspaper yang meramalkan koran bahwa akan berakhir dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini juga diamini oleh Asto Subroto dari lembaga Survey Mars.

Ramalan terbaru dan cukup mengejutkan, seperti diisebut di muka, datang dari Eric Schmidt, bahwa usia media cetak tinggal lima tahun lagi. Ia meyakini gelombang digitalisasi akan berpengaruh kepada perkembangan media, yang tadinya cetak beralih ke digital. Selain mengurangi biaya cetak, dengan basis digital penerbit bisa lebih mudah mencapai target pembaca. Bukan mustahil, semakin meluas pembacanya, pengiklan pun semakin tertarik beriklan di media digital agar tepat sasarsan. (Burhan Abe)

Sumber: MALE 63

Kaffein

0

Coffee-for-thought

Every cup is specially tailored for you. Please talk to our barista about your preference, our baristas would be glad to personalize a cup for you. Be it extra shot of espresso, homemade syrup, skim milk, or go experimental and wild with your own creations? Go ahead! We are doing a cup just like how you like it.

Ran out of ideas on what to order? No problem, specialty drinks are lined up. Pick from choices of Babycinno to a simple classic Americano. The choice is yours.

Make you happy

Stop wondering what we serve to make you feel delightful. Of course there is something special for everyone. Hot or iced, blended or not, wonderful menus are lined up for your palate. And what’s a good fun without a plate of savories or sweet cakes? Be sure to couple up your drinks with options of snacks and deserts for a perfect delight.

Don’t miss out on the full dining menu selections, ranging from Mini Bites, Soup and Salad to Sandwiches/Burgers, Local Delight and Desserts too.

What’s brewing?

Carefully processed and organically grown, our coffee beans are processed to a constant and perfect blending. Kaffein offers range of Arabica beans that are grown from several rainforests in the highland area of Sulawesi, Aceh, Sumatra, Java, Flores and Papua, and 100% Arabica beans.

Seek & you will find

You will find us in every possible corner of shopping malls, offices, residential areas, hospitals, transit points, (airport, gas station, rest area), universities and more coming up!  Kaffein comes in different forms of carts, counters, mini or full-sized café where each different location serves different kind of ambience.

The Ambience

Some feel that coffee best enjoyed in the kitchen in the wee of the morning, others like it on their work desk, in the car and the rest just love to sip it at home. Surprise surprise! We have the exact setting, just like how you like it. We have choices of casual seats, lush sofas, and cool comfortable outdoor lounge. Discover the different ambience in the all of Kaffein’s outlets.

Sharing is indeed caring. We care, thus we share.

Do you know?  By drinking a cup of Kaffein, do realize that you have made an incredible impact in a child’s life? Together with Panorama Foundation, you have taken part in the improvement of a child’s quality of education and health.

Djakarta Warehouse Project

0

Acara LA Ice Djakarta Warehouse Project (DWP) 2013 sempat menyedot perhatian para partygoer Jakarta. DJ asal Jerman, Anton Zaslavski atau Zedd, menjadi salah satu DJ yang ditunggu kehadirannya dalam acara yang digelar di Ecopark, Ancol, Jakarta, Jumat, 13 Desember lalu, itu.

Dengan menyajikan hitnya, seperti Stay The Night, Spectrum, dan tentu saja Clarity, Zedd seperti menyihir penonton. Meski diguyur hujan dan beralaskan lumpur, ribuan clubbertak bergeming, malah bergoyang mengikuti irama.

Selain itu, sekitar 40 DJ internasional dan lokal tampil. Sebutlah Alesso, Breakbot, Flight Facilities, Madeon, dan Martin Solveig, juga DJ Riri, Hizkia, Anton Wirjono, serta sang master David Guetta.

Bagi Anda yang belum akrab dengan event ini, pergelaran DWP tahun ini adalah yang kelima. Sementara musik jazz punya Java Jazz, blues punya Jakarta Blues Fest, DWP adalah pesta musik dance. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 45 performer yang menggetarkan saraf musikalitas audiens, yang membuat badan bergerak dan berjoget ria sepanjang malam.

Ada keriaan, pasti ada musik—dan bukan kebetulan kalau musik dance yang menjadi pilihan. Merunut sejarahnya, perkembangan musik beriringan dengan berkembangnya industri elektronik. David Dunn dalam “A History of Electronic Music Pioneers” menyebut kemunculan musik elektronik bermula dari dibuatnya Clavecin electrique, yang didesain oleh Jean-Baptiste de Laborde di Prancis pada 1759. Sementara itu, Wikipedia mencatat, pada 1969 lagu Popcorn, yang dirilis oleh Gershon Kingsley, banyak disebut sebagai lagu pertama yang mewakili Dance Track(McCurley dan Flynn, 2013).

Terlepas dari berbagai pendapat tersebut, musik elektronik kemudian populer dengan sebutan musik dance, techno, trance, house, dan akhirnya muncul sebutan electronic dance music (EDM)—istilah yang dimaksudkan untuk merangkum semua genre musik jenis ini.

Apa pun, yang jelas, EDM telah mewabah ke seluruh dunia. Beberapa contohnya adalah Levelsmilik Avicii yang sempat menjadi anthem untuk setiap keriaan. Begitu juga dengan Titanium dari David Guetta atau We Found Love sebuah kolaborasi apik antara Rihanna dan Calvin Harris. Hingga fenomena Harlem Shake  sampai Katy Perry, di lagu Dark Horse dalam album terbarunya, Prism, juga menawarkan musik trap yang berasal dari selatan Amerika Serikat. (Burhan Abe)

Sumber: MALE 60

The V.I.P.s by Arantxa Adi

0

Absolut Elyx Arantxa Adi  The V.I.P.S 2014 Collection berlangsung di Kempinski, Jakarta, 11 Desember 2013. Ultra premium vodka nomor satu di dunia ini berkolaborasi dengan desainer Arantxa Adi mengadakan acara fashion show dan dinner.

Acara ini juga dimeriahkan oleh Siera Sutedjo, Maria Calista,  dan Raisa. Juga ada DJ Patricia, DJ Hizkia, Avakustik, dan tentu saja 35 top model yang membawakan busana Arantxa Adi. Sedangkan percaya acara dipercayakan kepada Javier Justin dan Aimee Juliette.    

Absolut Elyx, the world’s number one Ultra Premium Vodka, with Arantxa Adi will again presents Arantxa Adi The V.I.P.s 2014 Collections, which will take place on Wednesday, December 11th, 2013 at the exclusive Grand Ballroom Kempinski Hotel. This fashion show will also become a celebration to mark the launch of Absolut Elyx in a new 3 liters bottle. This must attend event will begin punctually at 6:300 p.m.  

A timeless class and sophistication of High-end Fashion and Couture, infused with handcrafted luxury of the ultimate Ultra Premium Vodka.  

Arantxa Adi is a renowned Indonesian designer who has been involved in the fashion world for more than 14 years. His greatest achievement includes being chosen by Citizens of Humanity to design for the US denim label for Fall 2010 where he is the only designer from Asia who was given the honor.   For Arantxa Adi The V.I.P.s 2014 Collections, Arantxa Adi has prepared his latest creations as a tribute to the late Elizabeth Taylor and Absolut Elyx. The character and elegance of Elizabeth Taylor and Absolut Elyx is the source of inspiration for this young and talented fashion designer in creating his modern lifestyle fashion for all of the Indonesian vodka connoisseurs. 

This elegant fashion show will be difficult to achieve without the presence of Jay Subiakto, who is famous for his vision, creativity and visual beauty in all of the performances he has handled, as the art director for Arantxa Adi The V.I.P.s 2014 Collections.

Detoks Digital

0

SEDANG marak berkembang tentang detoks digital. Beberapa agen perjalanan kelas atas mempromosikan tujuan liburan dimana mereka akan tidak mempunyai akses wifi ataupun telepon, dan sebuah pusat perbelanjaan kelas atas di London menyediakan silence room, di mana orang diharuskan meninggalkan ponsel (juga sepatu) di depan pintu dan dilenyapkan dari kebisingan kota dan kehidupan retail.  

Bagi para pekerja di Asia-Pasifik, liburan bebas wifi atau perjalanan belanja (shopping trips) akan menjadi penyiksaan. Masih jauh dari kebutuhan “beralih dari pekerjaan”, justru mereka bertekad untuk tetap pada pekerjaan setiap waktu. Pada musim panas ini, 41% dari para pebisnis akan tetap bekerja 1-3 jam perhari selama masa liburan mereka dan 17% akan menghabiskan lebih dari 3 jam perhari selama liburan, hal ini diungkapkan menurut penelitian Regus. Jikalau mereka terputus dari jangkauan sinyal telepon, mereka hanya akan merasa khawatir karena pekerjaan mereka akan tertinggal, daripada menikmati kesempatan untuk bersantai.  

Risiko yang harus dibayar karena panjangnya jam kerja

Untuk selalu mengejar agar menjadi yang teratas juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bekerja lebih dari 11 jam sehari dapat meningkatkan resiko serangan jantung sebanyak 67% dibanding dengan orang yang hanya bekerja ‘normal’ selama 8 jam sehari. Peningkatan resiko ini diduga muncul karena orang yang bekerja lebih lama lebih rentan menderita stress, peningkatan kadar kortisol, kebiasaan makan yang buruk dan kurangnya olahraga karena waktu luang yang terbatas.  

Sangat sedikit orang akan terkejut dengan hubungan antara lamanya bekerja dan masalah kesehatan, hanya saja karena terlalu banyak orang terjebak di treadmill berjam-jam lamanya. Masalah ini diperparah di Asia karena budaya “wajah waktu – face time”: Anda tidak dapat meninggalkan lingkungan kerja sebelum atasan Anda, lalu kemudian bagaimana cara Anda mengendalikan jam kerja Anda sendiri atau keseimbangan dalam kehidupan kerja Anda?  

Hubungan antara kontrol dan keseimbangan kehidupan kerja Anda diteliti dalam Regus Worklife Balance Index, di mana ditunjukkan bahwa pemilik usaha menikmati keseimbangan antara pekerjaan – kehidupan sehari-hari yang lebih baik daripada para pekerja. Jika mereka terlihat seperti workaholic, mereka melakukan itu karena pilihan mereka dan pada waktu-waktu yang mereka tentukan sendiri.

Akibatnya gaya hidup mereka mungkin lebih sedikit dari stres daripada para pekerja yang dirantai di belakang meja serta dihalangi oleh ketidak-inginan atasan mereka untuk pulang atau para profesional yang terganggu pada saat liburan mereka karena harus menjawab surel pekerjaan.  

Membiarkan orang bekerja dengan cara mereka masing-masing

Jika dapat memilih akan meningkatkan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaaan, merupakan salah satu pendukung dalam pekerjaan yang fleksibel. 63% pebisnis berpikir bahwa praktik kerja yang fleksibel – seperti memberikan pilihan tentang tempat kerja dan waktu kerja – dapat mengurangi stres. Dan 63% bidang bisnis berpikir bahwa pekerjaan yang fleksibel dapat memberikan semangat dan motivasi yang lebih banyak. Jadi tidak mengherankan jika adanya tempat praktik kerja yang fleksibel mengakibatkan peningkatan produktivitas dan menurunkan persentase pergantian staff.  

Dengan semakin banyak perusahaan menawarkan pilihan kerja yang fleksibel, contohnya di Regus, semakin banyak kita melihat orang diseluruh dunia menggunakan business centre kami yang beralasan untuk bekerja lebih dekat dengan rumah, atau sekedar singgah sebelum atau sesudah pertemuan untuk melanjutkan pekerjaan daripada harus membuang waktu kembali ke kantor. Semakin banyak kami memperluas jaringan global kami, semakin banyak kemudahan dan penghematan waktu yang kami tawarkan.  

Bagaimana manajer dapat membantu?

Untuk memaksimalkan manfaat dari pekerjaan yang fleksibel dan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, mungkin akan diperlukan adaptasi budaya manajemen bagi beberapa usaha. Pertama, penghargaan dan promosi harus didasarkan pada hasil, bukan kehadiran. Mungkin bagi orang-orang yang ambisius pekerjaan yang fleksibel  dan kerja jarak jauh dapat membahayakan prospek karir mereka, tentu mereka tidak akan menggunakan cara ini. Mereka tentu akan merasa harus selalu dilihat oleh atasan mereka.  

Kedua, para pekerja tidak harus terpaku pada smartphone mereka setelah jam kerja berakhir atau disaat mereka cuti. Tentu saja, keadaan darurat dapat terjadi dan orang-orang perlu dihubungi diluar jam kerja, namun hal ini seharusnya menjadi pengecualian bukan rutinitas. Istirahat bukanlah istirahat jika hanya mengganti tempat bekerja menjadi tepi kolam renang.  

Solusi Digital

0


PERKEMBANGAN media digital interaktif selama dua tahun terakhir mengalami kemajuan yang signifikan. Membaca majalah dan surat kabar di tablet lebih dari sekadar membolak-balik halaman, tapi ada grafis yang bergerak, teks yang bergulir,  foto yang lebih detil dan bisa berlapis-lapis, juga video yang sempurna.

Dengan teknologi touchscreen, semua pengalaman itu bisa didapat hanya dalam sentuhan. Bukan hanya halaman editorial, materi iklan pun mendapatkan medium yang lebih fun.
Perpindahan pembaca media konvensional ke digital memang luar biasa. Terbukti, beberapa penerbitan meraih sukses dalam menjaring downloader, sebutlah Popular Science yang mempunyai 97.000 pelanggan, British Journal of Photography200.000 pelanggan, dan Game Informeryang sudah menembus 1 juta pelanggan. MALE sendiri, yang hadir dengan tiga platform (iPad, tablet berbasis Andoid, dan PDF), sudah diunduh lebih dari 18 juta kali dalam setahun.


Memang, migrasi pembaca media digital interaktif belum sesignifikan dengan migrasi iklannya. Padahal, tidak ada alasan untuk menolak kehadiran platform baru ini. Paling tidak, ada beberapa alasan kuat mengapa merek Anda membutuhkan solusi digital.

Pertama, populasi tablet dan smartphone terus membesar. The Pew Research Center melaporkan pada Oktober 2012, sebanyak 25% orang Amerika memiliki tablet sendiri – padahal dua tahun sebelumnya cuma 4%. Pertumbuhan yang sama juga terjadi di beberapa kota besar dunia. Sementara itu Apple melaporkan bahwa jumlah kumulatif download aplikasi dari App Store selama lima tahun terakhir sudah mencapai 40 miliar.
Kedua, medium tablet yang bergerak memberikan peluang bagi pengiklan untuk membuat kreatif yang lebih menarik. Pemakai tablet ingin mendapatkan konten yang jauh lebih mendalam, sehingga memberi kesempatan pengiklan untuk bisa berinteraksi dengan pembacanya.
Menurut hasil studi Marin Software, pengguna tablet tergerak untuk selalu melakukan surfingdi mediumnya, 42% lebih dalam ketimbang di komputer tradisional. Penelitian InsightExpress menunjukkan bahwa iklan di tablet memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan di PC. Dengan kata lain, iklan via tablet (dan smartphone) terbukti menjadi lebih menarik dan efektif daripada kampanye via PC.
Banyak lembaga riset membuat prediksi tentang jumlah uang yang akan dibelanjakan untuk iklan di tablet dan mobile. Angkanya bervariasi, namun semuanya meramalkan akan ada pertumbuhan yang signifikan. eMarketer melaporkan bahwa $8,4 miliar uang yang sudah dibelanjakan untuk iklan mobile dan digital secara global pada 2012, dan mereka memprediksi angka tersebut akan naik menjadi  $36,8 miliar pada 2016.
Dengan berbagai fakta di atas, beranikah kita menolak kehadiran media digital, khususnya tablet publishing? No one can ignore it. (Burhan Abe)

Gaya Hidup

0

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Bagaimana ia berbusana, mengomsumsi makanan, menikmati musik, film, bersosialisasi, dan lain-lain. Tapi gaya hidup pada umumnya tidak langgeng, bisa berubah sesuai dengan perubahan zaman.

Sebuah produk branded asal AS, misalnya, dulu mengidentikkan gaya hidup yang keren itu adalah adventure. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, adventure yang keren itu adalah berpetualang rasa, mencicipi makanan kelas atas (haute cuisine), menikmati premium wine, hang out di klub-klub ternama, dan seterusnya.

MALE 55 edisi 1st Anniversary memberikan sedikit referensi tentang kota-kota dunia yang sangat menyenangkan untuk hang outsemalam suntuk. Lengkap dengan klub-klub paling hip di dunia, mulai dari kota Reykjavik, Amsterdam, Zurich, Berlin, Tel Aviv, Budapest, hingga Saint Petersburg. These towns are know how to party!

Pilihan restoran untuk makan malam yang berkesan, kami juga mempunyai rekomendasinya. Lima yang patut dicoba adalah El Celler de Can Roca (Girona, Spanyol),  Eleven Madison Park (New York, AS),  D.O.M (Sao Paulo, Brazil), Les Creations de Narisawa (Tokyo, Jepang), dan restoran negeri sendiri,  Mozaic (Bali) yang dinobatkan sebagai resto terbaik di Indonesia oleh San Pellegrino World’s Best Restaurants – Asia 2013.

Wine bukan sekadar minuman tapi sudah menjadi bagian dari juga gaya hidup. Ikuti artikelnya di edisi ini juga agar Anda tidak sekadar menjadi follower, tapi trendsetter.

Minuman yang disebut sebagai social drink ini sedang hits di kota-kota besar dunia, termasuk Jakarta. Produksi wine dunia terus meningkat sejak 1996, bahkan konon tak sebanding dengan permintaannya – setidaknya menurut laporan analis Morgan Stanley, Tom Kierath, dan Crystal Wang.

Melengkapi edisi lifestyle kali ini, kami menampilkan Allen Iverson (Face to Face), pemain basket legendaris yang gayanya sangat eksentrik, yang memutuskan pensiun tahun ini. Eks pemain NBA ini beberapa saat yang lalu ia datang ke Indonesia untuk ambil bagian dalam perhelatan LA Lights Streetball di Jakarta.

Juga jangan lupa, ada seleb cantik menghiasi cover edisi kali ini, Sendy Mamahit, yang sempat muncul di Lights On di MALE edisi perdana. Serta model seksi Shela Nadine (Lights On) yang difoto di Tanjung Lesung, Banten. It’s gonna be awesome! (Burhan Abe – Chief Editor at MALE)

Sumber: MALE 55

Go Digital

0

GELOMBANG digital itu ternyata serius. Media cetak di AS dan negara-negara maju sudah banyak yang berganti ke digital, dan riaknya pasti akan menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, menurut ramalan Eric Schmidt, Executive Chairman Google, tidak ada masa depan lagi bagi media cetak.  

Bos Google itu mengungkapkannya di konferensi Magazine Publishers Association. Schmdit banyak membahas mengenai masa depan dunia mobile  (yang di dalamnya termasuk tablet) dan bagaimana media dapat memanfaatkannya.  

Prediksi Schmidt bukan tanpa alasan, bagaimana pun tablet memiliki banyak fungsi yang tidak dimiliki oleh majalah fisik. Faktanya, tablet saat ini sudah lebih populer dibandingkan PC. “Tablet mempunyai banyak kelebihan, di antaranya bisa menunjukkan lokasi, memiliki akselerometer, dan yang lebih penting memberikan pengalaman interaktif yang luar biasa. Semua itu tidak bisa dilakukan di majalah cetak,” kata Schmidt  (Mashable, 25/10).  

Teknologi tablet pun tidak berhenti seperti yang sekarang ada, dalam lima tahun akan ada tablet baru yang memiliki kinerja yang tinggi, dan akan semakin mempercepat  migrasi media tradisional ke tablet.  

Perpindahan dari cetak ke digital, bukan sekali ini saja diramalkan. Bahkan beberapa majalah cetak sudah memutuskan untuk membuat versi digitalnya. Termasuk yang fenomenal Newsweek yang setelah 80 tahun berjaya di cetak, memutuskan untuk go digital. Majalah berita legendaris tersebut mengumumkan berhenti terbit dalam bentuk cetak dan beralih ke edisi digital pada akhir 2012.  

Di Indonesia kelompok penerbit besar memang sudah menjajal platform digital, meski belum sepenuhnya bermigrasi secara sempurna. Sementara penerbit kebanyakan masih asyik di platform cetak, karena memang tidak mudah menaklukkan teknologinya, juga permodalannya yang tidak kecil jika terjun ke digital. Tapi terutama memang karena mindset mereka yang belum sepenuhnya meyakini bahwa masa depan majalah adalah digital.  

Setelah adanya penemuan tablet, suka atau tidak suka, majalah cetak seperti di ambang kematian. Banyak pembaca yang mulai meninggalkan cetak, bahkan tidak sedikit pembaca muda yang tidak akrab dengan majalah cetak karena terlahir di era digital.  

Memang, gelombang perpindahan pembaca dari cetak ke digital, tidak segera diimbangi dengan pengiklannya, yang membuat para publisher ragu-ragu untuk go digital. Tapi ini hanya persoalan waktu saja. Riset terbaru PricewaterhouseCoopers (PWC) menunjukkan bahwa pertumbuhan iklan media onlie cukup mengesankan, bahkan dalam lima tahun ke depan diprediksi tumbuh sekitar 13% per tahun. (Burhan Abe)

Sumber: MALE 54

1st Anniversary MALE Magazine

0

SETAHUN sudah usia Majalah MALE, dan edisi 53 ini memasuki tahun kedua. Setahun yang lalu, banyak tantangan ketika hendak menerbitkan majalah ini. Pertama, majalah digital interaktif ini adalah platform baru di dunia online. Kedua, tidak ada tempat sekolah atau berguru untuk mempelajari teknologi baru ini. Ketiga, semua awak redaksi MALE mayoritas jebolan majalah cetak, tidak ada satu pun yang pernah bekerja di majalah digital interaktif. Maklum, ini memang barang baru, yang kalau diibaratkan universitas, belum meluluskan alumninya.

Tapi hidup terasa biasa-biasa saja kalau tidak ada tantangannya. Maka, dengan tekad bulat, serta pengasahan segala kreativitas, 2 November 2012, edisi perdana MALE terbit. Puji Tuhan, sambutan pembaca luar biasa! Dalam setahun downloader-nya tak kurang dari 18 juta – yang masih bisa terus bertambah.

Kalau majalah serupa hanya memikirkan 12 tema dalam setahun, MALE memikirkan 52 tema dalam kurun waktu yang sama. Selama setahun sudah 52 model yang kami foto dan wawancara untuk jadi cover (Insight), 52 model untuk rubrik Lights On, serta kalau mau ditambahkan, 52 tokoh atau selebriti pria untuk Face to Face.

Edisi 53 ini tampilkan Vitalia Shesya sebagai cover, model seksi yang sempat kontroversial karena keterlibatannya dengan seorang petinggi yang dikaitkan dengan sebuah partai politik. Juga kami tampilkan kembali lima model cover yang downloder-nya termasuk tinggi: Manohara, Wiwid, Sylvia Fully, DJ Yasmin, dan Joanna Alexandra. (Burhan Abe)

Sumber: MALE 53