Home Blog Page 44

Kartini

0

Panggil aku Kartini saja, itu namaku. Kami orang Jawa tidak punya nama keluarga. Kartini adalah sekaligus nama keluarga dan nama kecilku, dan “Raden Ajeng’, dua kata ini menunjukkan gelar. Ketika aku memberikan alamatku… tentu aku tidak bisa hanya menulis Kartini, bukan? Hal ini pasti akan mereka anggap aneh di Belanda, sedang untuk menulis jeffrouw (nona) atau sejenisnya di depan namaku, wah, aku tidak berhak untuk itu – aku hanyalah orang Jawa (24 Mei 1899)   

Hari terbit MALE edisi 130 ini bertepatan dengan Hari Kartini 2015. Persamaan hak antara pria dan wanita adalah topik jadul yang selalu menarik untuk dibahas. Apalagi, kalau yang membahas Zoya Amirin, seksolog yang selalu rajin menulis kolom sejak majalah ini terbit, tentu tak kalah serunya.   

Kebanyakan pria, demikian Zoya, ketika membahas soal emansipasi, terbagi menjadi dua. Pertama, ada pria yang menyatakan mengagumi, memuja, bahkan mengakui membina hubungan intim, baik berpacaran, bertunangan, maupun menikah, dengan wanita mandiri—perkasa secara emosional—yang androgynous, yang banyak menjalankan peran maskulin, seperti menjadi breadwinner di keluarga dan bekerja di bidang yang didominasi pria.   

Kedua, ada pria yang berpendapat wanita mandiri yang androgin lebih aman sejauh hanya menjadi kekasih, bukan sebagai istri. Sebab, menurut sang pria, wanita ini akan merepotkan, karena gajinya lebih tinggi, kariernya lebih bersinar, mengintimidasi, plus mendominasi di tempat tidur. Anda tipe pria yang mana?   

Ternyata, dari sudut pandang seorang seksolog, tidak penting! Sebab, seperti pepatah yang jutaan kali Anda baca, wanita sesungguhnya ingin dicintai, bukan dimengerti. Karena itu, marilah mencintai wanita sebagai partner ketimbang berusaha keras memahaminya, karena sesungguhnya pria dan wanita memang berbeda. “Jadilah pria seksi yang pro-feminis,” tulis Zoya, yang lengkapnya bisa Anda baca di kolomnya (Sexpert, MALE 130).   

Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April bukan hanya soal sanggul dan kebaya. Selain soal hubugan pria – wanita, menarik disimak pendapat Linda Amalia Sari Gumelar. Bukan semata soal emansipasi wanita, “Tapi bagaimana meningkatkan peran bersama, agar perempuan Indonesia berkualitas, cerdas, melahirkan anak yang sehat, dan menjadikan keluarga sejahtera,” ujarnya.   

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak era Kabinet Indonesia Bersatu II itu menjelaskan, masih banyak pekerjaan rumah masalah perempuan yang harus diselesaikan. PR itu mulai dari tingginya angka kematian ibu melahirkan, perdagangan manusia, tingkat kesehatan perempuan, hingga pelecehan seksual.   

Hari Kartini memang semacam pintu masuk untuk membicarakan apa saja yang terkait dengan kehidupan kaum perempuan. Membahas Kartini seharusnya memang bukan semata sebagai tokoh, tapi juga pokok.

Sumber: MALE 130

Beer and Breakfast @ Artotel Thamrin Jakarta

0

Sabtu 11 April 2015, Artotel Thamrin Jakarta mengundang rekan travel agent, tamu koorperasi, dan teman-teman media untuk menikmati suguhan yang unik dan baru yaitu Beer and Breakfast mulai pukul 07.00 pagi sampai jam 10.00 siang. Beer and Breakfast yang ditawarkan dengan harga Rp 250.000++ akan memuaskan para pencinta bir di Jakarta dan sekitarnya.  

Menikmati sarapan pagi dengan minuman yang berbeda daripada biasanya, Artotel Thamrin Jakarta memadukan menu sarapan prasmanan dengan isi ulang gratis draughts beers selama tiga jam tanpa henti. Beer and Breakfast bertempat tempat di restoran RoCA area lobi untuk menyempurnakan atmosfer bersantai dan memperat hubungan satu sama lain. Sebuah ide yang baru dan berbeda untuk sarapan Anda dan kami menantang Anda untuk mencobanya!  

“Kami ingin membuat sarapan yang berbeda dari hari-hari biasanya, di mana sarapan di hari kerja itu berbeda dengan sarapan di akhir pekan. Sarapan dan minum bir di Sabtu pagi diharapkan dapat membuat customer kami lebih santai dan menikmati akhir pekan mereka,’’ ujar General Manager Artotel Thamrin Jakarta, Daniel Sunu.

Drink beers and save water!

Mengenai Artotel Thamrin Jakarta

Artotel berasal dari kata “Art” dan “Hotel”. Kata Art ini terinspirasi dari seni rupa kontemporer tercermin dari desain lobi, publik area, dan kamar hotel yang terkesan artistik dari hasil kreativitas seniman lokal anak bangsa, sehingga secara langsung Artotel mengangkat dan mempromosikan seni rupa kontemporer Indonesia. Artotel Thamrin Jakarta memiliki fasilitas 107 kamar, 1 Restaurant & Bar dengan brand RoCA (restaurant of contemporary art), 2 ruang pertemuan dengan kapasitas 10 – 200 orang, art gallery, business center dan BART (Bar @ the Rooftop).

 Mengenai Artotel Indonesia

Artotel Indonesia adalah Hotel Management yang mengusung konsep Urban Boutique Aart Hotel yang dalam pengelolaannya ditangani oleh para profesional muda yang mempunyai pengalaman di dunia property khususnya perhotelan, design & branding, sales & marketing.

Artotel Indonesia mempunyai 2 (dua) properti yang sudah beroperasi di tahun 2013, yaitu Artotel Surabaya yang dibuka pada tanggal 7 Juli 2012 dan Artotel Jakarta-Thamrin yang diresmikan pada tanggal 17 October 2013.

Untuk property berikutnya di project pipeline Artotel, akan dibuka Artotel Bandung (2015) dan Artotel Bali – Sanur (2015) dengan konsep yang berbeda tentunya sesuai dengan keunikan dari konsep Artotel itu sendiri.  

Artotel Jakarta-Thamrin Jl. Sunda No. 3 Jakarta 10350 p. +62 21 3192 5888 f.  +62 21 3192 5999 e. [email protected], web. artotelindonesia.com

Lunch Set Menu @ Pastahouse AWKitchen Jakarta

0

Masih di awal tahun 2015 Pastahouse AWkitchen menawarkan lunch set menu baru dengan harga yang terjangkau yaitu Rp.150.000++, pengunjung dapat menikmati menu pasta cocok untuk makan siang. Hadir di setiap hari kerja (Senin – Kamis) dari pukul 11.00 hingga pukul 14.00, ada 5 pilihan homemade pasta di dalam set menu tidak ketinggalan juga chef salad dengan pilihan minum ice tea atau hot tea.

Pilihan hidangan pasta tersebut adalah Fusilli pasta with sakura shrimp dan broccoli peperoncino, Trofie pasta with eggplant and cherry tomato in tomato sauce, Torenette pasta with shrimo and green bean in Genovese sauce, Gnocchi pasta with corn and watercress in cream sauce serta AWKitchen’s Calzone.  

Selain lunch set menu, Pastahouse AWKitchen juga menghadirkan lima signature cocktail, yaitu Picollo, Elderberry, Yukitobi, Cucumber Peach dan Meet and greet. Dengan harga yang juga terjangkau pilihan rasa cocktail dari AWkitchen sangat beragam dan penuh kejutan.  


Fusili Pasta with Sakura Shrimp & Broccoli Peperoncino.
Bagi Anda yang menyukai rasa baru dan unik bisa mencoba fusilli pasta with sakura shrimp and broccoli peperoncino. Sesuai namanya pasta ini memakai sakuura shrimp sebagai toppingnya dan dipadukan dengan broccoli, dengan rasa yang ringan dan unik cocok untuk menemani santap siang anda.

Trofie Pasta with Eggplant and Cherry Tomato in Tomato Sauce. Bagi Anda yang menyukai pasta dengan base tomato sauce cobalah trofie pasta with eggplant and cherry tomato in tomato sauce. Sesuai dengan namanya pasta ini menggunakan tomato sauce dipadukan dengan cherry tomato serta eggplant, tekstur pasta yang unik dan dimasak dengan sempurna serta detil pasta yang di buat satu persatu oleh chef menjadikan pasta ini memiliki rasa yang segar dan kuat.

Tornette Pasta with Shrimp and Green Bean in Genovese Sauce. Bagi Anda penggemar udang pilihan pasta yang satu ini cocok untuk anda. Menggunakan Torenette pasta dipadukan dengan udang serta green bean dan di tambah dengan Genovese sauce (classic basil pesto) menambah lezat hidangan yang satu ini.  

Gnocchi Pasta with Corn and Watercress in Cream Sauce. Hidangan pasta yang satu ini memiliki rasa yang creamy tetapi ringan untuk di nikmati. Di buat dari gnocchi pasta dipadukan dengan jagung serta watercress menjadikan pasta ini wajib untuk di coba.  

AWKitchen’s Calzone, selanjutnya adalah hidangan pilihan terakhir untuk set menu. Sesuai namanya calzone merupakan “pizza yang ditutup” walaupun merupakan masakan khas Itali, AWKitchen’s calzone tetap memiliki cita rasa jepang dengan cara menggunakan 3 jenis jamur dari jepang, selain creamy mushroom calzone juga berisikan beef pepperoni dan telur.  

Piccolo, adalah cocktail yang dibuat dari Bacardi rum, apple juice, apple syrup, dan fresh kiwi. Rasa cocktail yang ringan dan segar menjadikan piccolo sebagai cocktail cocok di minum bersama teman dan sebagai pendamping hidangan anda.

Elderberry. Ini adalah cocktailyang dibuat dari vodka, campari, strawberry, pomegranate, elder flower, serta cinnamon dan basil. Rasa cocktail yang cukup kuat langsung membuat peminumnya ‘terkejut’. Karena rasanya yang cukup strong membuat peminumnya bertualang di lautan rasa.  

Yukitobi, dari penampilannya saja cocktail ini sudah berbeda. Ada sebongkah bola es yang menarik perhatian sehingga menambah unik presentasi dari cocktail ini, di Jepang yukitobi artinya permainan salju. Kini bola salju itu disajikan bersama gin, peach liqueur, lychee syrup, serta fresh lemon. Ada dua cara meminumnya yaitu, pertama langsung di seruput dan cara kedua adalah dengan cara membuat lubang di bola es dan biarkan syrup lychee menyatu dengan bola es.  

Cucumber Peach. Minuman ini terbuat dari vodka, concombre syrup, peach syrup, fill up tonic water, dan lemon fresh. Dari penampilan saja cucumber peach sudah menarik untuk di minum, dengan penampilan dan rasa yang segar minuman ini cocok di minum sebagai penutup hari setelah lelah bekerja.  

Meet and Greet, cocktail ini disajikan di atas tray bersama potongan canapé. Cara meminumnya adalah teguk sedikit, lalu makanlah canapé-nya selagi mengunyah (jangan dihabiskan), teruskan meneguk minumannya lagi. Akan terasa bedanya dibandingkan dengan langsung menyeruput habis minuman yang diracik dari campuran jim beam, madu, oreagni powder, dan lime tanpa canapé.  


Tentang Akira Watanabe dan Pastahouse AWKitchen

Sesuai namanya — Pastahouse AWKitchen —, maka Akira mengandalkan beragam menu pasta. Menu cold pasta adalah hasil karya Akira yang sudah diakui lezat oleh pelanggannya. Kunci kesuksesan Akira adalah berhasil meamdukan authentic Italian cuisine dengan Japanese ingredients. Lalu namanya juga dipakai untuk mengukuhkan nama restorannya menjadi AW.  

Pastahouse AWkitchen pertama kali dibuka Maret 2004, di wilayah Nakameguro Tokyo. Kini Pastahouse AWKitchen juga ada di Chiba dan Yokohama, Jepang. Selain memiliki Pastahouse AWKitchen, Akira juga membuka restoran yang menyajikan Japanese Vegetarian shabu-shabu bernama Yasaittami dan pizzeria sole & luna yang hanya menjual pizza.

Selain itu juga ada restoran yang khusus menjual sandwich yaitu Panino Vino. Kini jumlah keseluruhan restoran milik Akira hamper mencapai angka 30. Namun ada perbedaan antara Pastahouse AWKitchen di Jepang dan di Indonesia, sebab Pastahouse AWKitchen Jakarta menawarkan pasta dan pizza sekaligus. Akira Watanabe lah yang mengiijinkan adanya pasta dan pizza di Pastahouse AWKitchen Jakarta, termasuk memilih menunya.

Food Blogger

0

SUATU ketika Sheraton Bali Kuta Resort memperkenalkan program, salah satunya Sunset Gatherings, yang memberikan pengalaman unik kepada tamunya untuk berkuliner ria sambil menikmati sunset di pantai Kuta yang dramatik. Yang  menarik, hotel yang tergabung dalam kelompok Starwood itu tidak hanya mengundang media, tapi juga food blogger dari Indonesia dan manca negara.  

Yang ingin dikatakan di sini, blogger, dalam hal ini yang menulis kuliner, mulai penting, bahkan sejajar dengan media. Nara sumber sudah mulai memperhitungkan kehadiran mereka, dalam membantu publikasi.  

Danti Yuliandari, Public Relations Manager Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua, menyebut sudah menjadi agenda Marketing Initiative Marriott International pada 2015 mengundang blogger (travel ataupun food). “Kalau dipersentasekan, besarnya mencapai 70 persen,” ujar Danti. Ia mengungkapkan, Marriott sekarang lebih berfokus pada generasi millennial dan dunia digital. “Millennial generation lebih percaya rekomendasi atau review dari blogger, instead of advertisement atau traditional promotion lain,” ucapnya.  

Dalam acara The Tonight Show Starring Jimmy Fallon, stand-up comedian dari Amerika Serikat, Sebastian Maniscalco, melempar bit sarkastis tentang food blogging. “Who’s got the time to write an 18 page essay on asparagus they had last night,” ujarnya.  

Yup, food blogging memang merupakan kegiatan yang sedang digemari sehingga tidak mengejutkan jika Maniscalco membuat bit tersebut. Banyak pencinta makanan yang akhirnya mencoba menulis pengalaman mereka. Bukan hanya itu, mereka pun memotret makanan yang akan atau sedang dinikmati, sehingga tulisan yang diunggah menjadi lebih hidup.  

Latar belakang peminat food blogging ini bermacam-macam, mulai pelajar hingga pekerja kantoran. Mereka yang melakukan hal itu dikenal sebagai food blogger.  

Tapi kenapa para penulis ini memilih makanan sebagai topik utama? Bagi Soya Yanagawa, food blogging merupakan kegiatan pelepas penat dari rutinitas sebagai pegawai kantoran. “Work hard, play hard adalah ide cemerlang untuk menyeimbangkan kehidupan bekerja saya. Supaya tidak merasa tertekan dalam pekerjaan, ada baiknya kita melakukan hal-hal yang kita gemari. Makan dan bercerita adalah dua hal yang paling saya gemari, jadi kenapa tidak menggabungkan keduanya,” kata Soya, yang menumpahkan kecintaannya akan dunia kuliner di soyavsfood.com.  

Pria keturunan Jepang ini menjelaskan, ada sejumlah hal yang menjadikan makanan menarik ditulis, di antaranya, cerita di balik makanan, cerita sewaktu memakan makanan, detail tentang bahan makanan, serta pendapat, penilaian, atau masukan mengenai makanan tersebut.  

Adapun menurut Yenny Michael, pemilik https://yennyw.wordpress.com/, adanya tantangan dalam tulisan akan membuat orang tertarik mencoba makanan tersebut. Itulah yang membuat food blogging menjadi kegiatan yang menyenangkan dilakukan.  

 Search Engine Optimization

Teknologi digital yang semakin berkembang ternyata mendorong tumbuhnya food blogger. Soya Yanagawa mengungkapkan, sejak dulu cara paling tepat mempromosikan makanan atau restoran adalah dari mulut ke mulut. Nah, menurut dia, saat ini kegiatan itu sudah didukung era digital, yang memungkinkan informasi bergerak dengan cepat. “Untunglah, kita bisa menikmati masa, ketika sarana dan media yang ada hadir dengan lebih banyak variasi serta cakupan yang luas,” katanya.  

Tak dimungkiri blog merupakan media yang efektif untuk berpromosi, yang ditambah hadirnya media sosial yang akan membantu meningkatkan lalu lintas kunjungan ke blog. 

“Biasanya, jika blogger selesai menulis review, otomatis kita akan memasangnya di media sosial juga. Jangan kaget bila melihat jumlah pengikut beberapa penulis blog makanan sudah melebihi selebriti,” Soya menjelaskan.  

Alhasil, food blogger di Indonesia tidak kalah dibanding yang berasal dari luar negeri. Hal ini diukur dari impression dan engagement yang dihasilkan oleh blog content ataupun media sosial milik bloggeritu.  

Karena itu, food blogging bisa dibilang cukup efektif dan efisien untuk mempromosikan produk. Pada era digital ini, food blogging sangat membantu optimalisasi di media pencari seperti Google. Semakin banyak yang menulis review sebuah produk, semakin bergaung juga produk yang ditawarkan. Walhasil, orang akan mudah mencari informasinya di mesin pencari.  

Hal itu lebih dikenal dengan search engine optimization. Mengingat kini kehidupan manusia sudah memasuki era digital, kegiatan food blogging bisa jadi akan berlangsung lama.

Sumber: MALE Zone – Witanto Prasetyo, MALE 129

Teknologi Masa Depan

0

Impian manusia tentang masa depan yang maju dan canggih memang menakjubkan. Mimpi tentang kecanggihan teknologi pada masa mendatang selama ini hanya bisa dilihat dalam film fiksi ilmiah. Bermula dari mimpi seperti itulah kemudian keajaiban itu terwujud dalam kehidupan nyata. Bayangkan apa jadinya jika nanti kehidupan manusia banyak berinteraksi dengan robot. Seperti diperlihatkan dalam film I, Robot dan artificial intelligence, kehidupan sehari-hari manusia banyak bergantung pada robot canggih.   

Kapan hal itu dapat terwujud? Bisa jadi tidak dalam waktu dekat. Sebab, beberapa robot seperti itu masih berbentuk ekshibisi. Robot-robot itu masih perlu dikembangkan menjadi lebih baik, tapi tak berarti tidak mungkin.   

Ketergantungan manusia terhadap mesin sudah mulai terlihat. Nantinya bisa saja terjadi, jika telah siap dalam hal teknologi, robot dapat membantu dan menemani manusia. Dilansir dari Dailymail.co.uk, Steve Wozniak, tokoh penting di belakang berdirinya Apple, menyatakan kehidupan dan kegiatan manusia kelak bisa dilakukan oleh robot. Teknologi yang ada saat ini memungkinkan dominasi robot terjadi pada masa mendatang.   

Dukungan kecerdasan buatan yang semakin baik saat ini memungkinkan robot dapat melakukan berbagai kegiatan tanpa bantuan operasionalisasi manusia. Walau tidak sesempurna robot C-3PO dalam film Star Wars, kehadiran robot yang masih dalam tahap uji coba memperlihatkan potensi besar dalam kinerjanya. Demikian pula dalam hal jasa dan layanan, yang sudah banyak diperlihatkan oleh industri pembuat robot.   

Dalam kenyataannya, kehadiran robot di sektor industri, seperti otomotif, telah dirasakan. Jadi tinggal menunggu waktu interaksi manusia dan robot terwujud. Contohnya, Robobear, robot buatan Jepang yang ditampilkan dalam wujud beruang. Robot itu dapat membantu mengangkat manusia dari kursi roda ke tempat tidur.   

Bahkan, untuk pelayanan dan interaksi lain, juga sudah diperlihatkan robot yang bisa mengisi posisi atau profesi tertentu, seperti resepsionis dan pelayan restoran. Perusahaan besar, seperti Amazon dan Facebook, pun sudah menjajal pemanfaatan teknologi tersebut untuk meningkatkan layanan mereka.   

Amazon mencobanya untuk layanan pengiriman barang. Adapun Facebook, seperti dilansir dari Telegraph.co.uk, melakukan kerja sama dalam penggunaan teknologi drone dengan Titan Aerospace. Kerja sama dilakukan untuk menjangkau wilayah yang belum dijamah Internet.   

Walau saat ini kehadirannya masih terbatas, Wozniak menganggap fungsi robot dan komputer menggantikan manusia dapat menjadi kenyataan. Tentunya patut diperhitungkan sisi negatifnya, apakah pemanfaatan teknologi itu tidak membahayakan eksistensi manusia. Jika aplikasinya salah, bisa terjadi ketergantungan melebihi kebutuhan manusia itu sendiri.   

Paling tidak, yang harus diperhitungkan lapangan pekerjaan bagi manusia yang akan hilang karena digantikan robot dengan kecerdasan buatan. Hal ini dipertegas oleh Stephen Hawking, ahli fisika, yang menyatakan robot dengan kecerdasan buatan itu memang akan membantu manusia. Namun, di sisi lain, hal tersebut dapat mengantar manusia ke arah masa depan yang kelam. Awesome, yet scary, right? 

Sumber: MALE 128, Insertion

Vodka

0

Kalau Anda termasuk clubber, tentu tidak asing degan Vodka. Minuman beralkhol sangat populer, baik diminum sendiri atau pun sebagai campuran cocktail.   

Tidak ada sejarah yang pasti mengenai asal-usul vodka. Kebanyakan sumber menyebut asalnya dari Polandia dan Rusia. “History of Vodka”, yang dimuat di laman Vodkafacts.net, mengungkapkan bahwa pada abad ke-8 hingga ke-9 para ilmuwan Persia mulai berinovasi dengan mengembangkan teknik baru yang telah dipelajari dari orang Mesir. Untuk pertama kali mereka dapat menghasilkan proses distilasi yang stabil dalam sebuah wadah logam. Namun, hingga beberapa abad kemudian, ilmuwan Persia menggunakan teknik distilasi tersebut tidak untuk membuat minuman beralkohol, tapi buat memproduksi parfum.   

Soal dari mana vodka berasal, Rusia dan Polandia saling mengklaim. Sulit menentukan negara mana yang paling berhak, karena bukti peninggalan sejarah pun sangat minim. Polandia dan Rusia sudah lama saling mengklaim. Baik Polandia maupun Rusia sudah mempunyai ribuan brand vodka, sedangkan di Indonesia sudah ada 30 lebih merek yang masuk.   

Sumber lain mencatat vodka diproduksi pertama kali pada abad ke-9 di Rusia, dan tempat distilasi pertama, seperti disebut dalam surat kabar Rusia, Vyatka Chronicle, sekitar dua abad kemudian, yaitu pada 1174. Polandia juga mengklaim vodka sudah dibuat di Polandia sejak abad ke-8, walau kemudian pendapat itu dipatahkan oleh sejarawan yang sepakat pada masa itu Polandia hanya memproduksi brendi mentah yang disuling dari wine.   

Kata vodka diyakini berasal dari bahasa Slavia, voda, yang berarti air. Sementara itu, dalam bahasa Polandia disebut wodka. Di Republik Cek, vodka dianggap water of life mereka. Vodka dianggap sudah menjadi air kehidupan bagi mereka. Tapi, baik Rusia, Polandia, maupun Cek, sama-sama menganggap vodka sebagai water of life mereka. “Sebab, dengan minuman itulah mereka dapat menghangatkan tubuh dari dinginnya suhu yang sangat menusuk di negara mereka,” ujar seorang mixologist yang diwancara MALE.   

Sumber lain mengatakan, kata vodka tercatat pertama kali pada 1405 di Akta Grodzkie, sebuah dokumen pengadilan di Polandia. Pada saat itu, vodka mengacu pada produk senyawa kimia, seperti obat-obatan dan pembersih kosmetik. Kata vodka juga muncul dalam Cyrillic pada 1533, yang berkaitan dengan minuman obat yang dibawa dari Polandia ke Rusia oleh pedagang dari Rus Kiev—negara yang wilayahnya mencakup Ukraina, Belarus, dan bagian tengah Rusia.   

Ekspansi Vodka 

Vodka tak hanya beredar di kawasan timur Eropa. Spirits ini pun berekspansi. Produksi vodka dalam skala besar berawal di Krakow, Polandia, pada akhir abad ke-16, yang diekspor ke Silesia sebelum 1550. Warga Kota Silesia juga membeli vodka dari Poznan, sebuah kota di Polandia. Masa-masa berikutnya, pada abad ke-17 dan ke-18, vodka Polandia sudah dikenal di Belanda, Denmark, Inggris, Rusia, Jerman, Austria, Hungaria, Rumania, Ukraina, serta Bulgaria. Saat ini vodka yang populer di Polandia adalah Belvedere.   

Sementara itu, keberadaannya di Rusia, menurut legenda, berawal pada 1430. Ketika itu biarawan bernama Isidorus dari biara Chudov, di Moscow Kremlin, membuat resep vodka Rusia terlebih dulu. Karena memiliki pengetahuan dan perangkat khusus distilasi, ia pun menjadi pencipta minuman beralkohol yang baru dan lebih berkualitas. Saat ini vodka dari Rusia yang terkenal, di antaranya, Russian Standard, Smirnoff, dan Stolichnaya.   

Selain itu, Swedia memproduksi vodka yang terkenal dengan merek Absolut Vodka. Lars Olsson Smith, produsen spirits, sekaligus politikus Swedia, adalah orang yang memulai memproduksi vodka Absolut Rent Brannvin, yang kemudian berganti nama menjadi Absolut Vodka.

Karena dominasinya dalam produksi spirits di Swedia, ia juga dijuluki The King of Spirits. Swedia telah memproduksi vodka sejak akhir abad ke-15. Meskipun sampai abad ke-17 total produksinya masih kecil, pada awal abad ke-18 produksi diperluas. Bahan baku kentang mulai digunakan pada akhir abad ke-18.   

Dari Tablet ke Smartphone

0

Digital Innovators Summit di Berlin, mengumumkan akan membawa Adobe Publish ke pasar di musim panas 2015. Adobe Publish adalah platform yang dibangun Adobe Digital Publishing Suite (DPS) untuk membawa generasi berikutnya ke penerbitan dengan aplikasi mobile. Jadi, e-magazine kelak tidak hanya berkutat di tablet saja, tapi juga di smartphone – yang populasinya lebih banyak. “Ini memungkinkan publisher membuat aplikasi mobile untuk ponsel dan tablet sekaligus, tanpa ribet, dengan konten yang besar dan menarik tapi dengan cara yang sederhana, hemat biaya, dan modern,” ujar Nick Bogaty, sang kepala divisi penerbitan digital di Adobe DPS.  

Mei tahun ini adalah tahun ke lima sejak Adobe dan Conde Nast membawa majalah Wired ke iPad. Tujuannya tak lain adalah untuk menghasilkan publikasi digital interaktif untuk platform digital yang menarik dan fantastis. Kini tak kurang dari ribuan aplikasi di tablet dan telah di-download ratusan juta pembacanya di seluruh dunia.  

Kalau pun ponsel kini menjadi platform untuk penerbitan digital yang lebih serius, selain tablet, adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa dinafikkan, karena pasarnya memang lebih besar. Tentu sebuah sebuah keniscayaan juga kalau MALE edisi 127 juga kan hadir dalam smartphone Anda – yang sebetulnya sebelumnya sudah ada di ponsel (dan tablet) Android, hanya saja kurang sempurna, karena desain kreatifnya sebenarnya dirancang khusus untuk platform iPad serta tablet Android.   Selama lima tahun terakhir kita belajar adalah bahwa pengguna aplikasi majalah digital ingin mencoba pengalaman yang menarik dan mendalam, tetapi mereka juga ingin konten yang disampaikan secara teratur, dan bisa dinikmati di perangkat mobile.  

Apa yang mendorong seseorang mengeluarkan ponsel mereka dari saku dan membuka aplikasi majalah digital? Fresh content on a device presented in a fantastic way! (Burhan Abe)

Sumber: MALE 126

Introducing Private Cellar

0

A Truly Personal Wine Service Voted Best British Independent Wine Merchant 2014

Private Cellar is a boutique wine retailer that has quickly gained an esteemed reputation. As a wine merchant the company boasts extensive experience in the industry and since 2005, the Private Cellar team has been coupling a real passion for wine with an enormous dedication to their customers.  

The small team promises a personal service delivering professionally chosen and exquisite tasting wines to their valued clientele. Private Cellar now has 3,000 active customers and manages more than 30,000 cases of customers’ stocks in LCB’s Vinotheque in Burton on Trent.  

Private Cellar was founded by three friends – previously colleagues at London wine merchant Corney & Barrow. The team now boasts a combined experience of over 160 years, providing a truly personal wine service and offering a focused range of wines that are outstanding in their category, sourced directly from growers they admire and are proud to represent. As former senior management members of esteemed wine merchants (Corney & Barrow are HM the Queen’s Wine Merchant and the firm has 235 years of history) the team harbours fantastic grower relationships alongside incomparable access to collectors’ cellars and rare stocks with excellent provenance for the company’s Fine Wine List.  

All wines are sourced by Buying Director Nicola Arcedeckne-Butler MW, one of only 319 Masters of Wine in the World. Fluent in French and Italian, Arcedeckne-Butler is as comfortable sourcing wines from the New World as she is from the Old World. She has also recently taken on a prestigious role as a member of the advisory team to the British Government Hospitality Department which is charged with the wine selection for events hosted by the British Government when receiving overseas dignitaries.  

Managing Director is Andrew Gordon who began his career in the wine trade in 1984. He joined Corney & Barrow in 1986 and left the management team in 2004 (after quadrupling the company’s sales) to spend more time doing what he really loves: building fantastic wine cellars and long term relationships with suppliers and customers alike.  

Private Cellar’s pedigree has been validated with their expert choices regularly appearing in the press. Amongst other press mentions, a 2010 Chablis garnered attention from The Times last year whilst the 2013 vintage of Château de Sours Rosé from Bordeaux was featured in financial magazine, Money Week. The company itself caught the attention of the industry with features in the Guardian, Money Week, Daily Telegraph, Times, Daily Mail, Spectator Magazine, GQ and The Field to name a few titles.  

In 2014, Private Cellar were voted best British Independent Wine Merchant as a result of a writing competition from top wine writer Jancis Robinson MW (jancisrobinson.com) to find the best independent wine merchant in the world.   Private Cellar pride themselves in exclusively purchasing wines that they believe are the finest in the world, and which they know their customers will love with their keen eye on the price-to-quality ratio. They are just as passionate about their customers as their wines and enjoy sharing their insights at formal tastings and informal dinners.  

Customers have praised Private Cellar for the company’s honesty, “the versatile, personal nature of their business”, and the enjoyment that they get out of meeting with and buying wine from the team with one customer saying “it’s great to see such an enthusiastic team of colleagues so tuned in to their customers and to each other; a spirit that is often missing from larger companies today.” (privatecellar.co.uk)  

Multiplatform

0

Majalah digital saat ini masih mewakili sebagian kecil dari total sirkulasi majalah cetak, namun basis pelanggannya terus meningkat secara signifikan. Perubahan platform dari cetak ke digital adalah sebuah keniscayaan, yang tidak terelakkan lagi.   

Memang, industri penerbitan digital yang telah ada sejak 2010, memerlukan waktu untuk mencapai titik stabil. Sebagai teknologi yang relatif baru, publikasi digital harus berurusan dengan berbagai hambatan, baik dai sisi penerbit untuk menghasilkan produk, maupun dari sisi pembaca untuk bisa menikmati produk baru tersebut.  

Tidak bisa dimungkiri bahwa tablet PC, yang dipelopori oleh kehadiran iPad, diperkirakan akan menurun penjualannya di tahun 2015. Analisis tersebut datang dari TrendForce. Firma asal Taiwan yang terkenal sebagai pemerhati pasar gadget ini memperkirakan bahwa pengapalan tablet akan menyusut hingga 185,6 juta unit atau turun 3,5% pada tahun ini. Sementara itu pengapalan notebook akan kembali tumbuh sekitar 174,6 juta unit atau 0,6% lebih besar dibanding tahun 2014.  

Anjloknya penjualan tablet bisa disebabkan oleh persaingan dengan smartphone yang selalu hadir dengan inovasi terbarunya, sedangkan tablet tidak banyak perkembangan. Namun demikian, bukan berarti tidak ada inovasi di tablet. Apple, misalnya, akan mengeluarkan iPad berlayar 12,2 inci, sementara Microsoft akan menghadirkan Surface Pro 4 tahun ini.  

Jangan lupa, meski ada penurunan di pertumbuhan penjualan tablet, bukan berarti industri penerbitan digital pun ikut-ikutan mandek. Justru kelak, media digital tidak hanya hadir di platform tablet, tapi juga di phablet, bahkan smartphone yang berbasis Android. Majalah detik dan MALE sudah hadir di multiplatform.    

Seiring dengan prediksi Executive Chairman Google, Eric Schmidt bahwa dalam lima tahun ke depan akan ada sebuah produk dengan desain mirip dengan tablet, memiliki kinerja yang tinggi, dan akan menggantikan media tradisional.  

Dengan perubahan drastis di sisi konsumen dan dukungan teknologi, rasanya para pebisnis media cetak harus mengiyakan pandangan Eric Schmidt. Menurut prediksinya, majalah cetak akan segera tergantikan dengan perangkat tablet dan sejenisnya.  

Tanda-tanda “kematian” majalah cetak seperti yang diramalkan Schmidt sebenarnya telah terlihat beberapa tahun belakangan. Media-media besar kini sepenuhnya sudah bisa dinikmati dalam versi online dan digital. Hal ini sejalan dengan tren beriklan dan populasi tablet yang terus melesat dalam beberapa tahun mendatang.  

Industri lain pun mulai menyadari keuntungan dari memasuki media digital. Antara lain dengan adanya kemudahan dalam pendistribusikan konten dan data yang unik sekalipun, yang tidak dimiliki media cetak. Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi, para pengiklan juga mulai menggunakan media digital untuk menampilkan produk-produknya. (Burhan Abe)  

MALE 123 – Editor’s Note

Digital Publications

0

PERKEMBANGAN teknologi yang cepat menuntut semua hal menjadi lebih praktis dan mudah. Kehadiran majalah digital, karenanya, menjadi penting, bahkan mulai menggusur media konvensional – tutupnya sejumlah majalah cetak di sebuah penerbitan besar adalah contoh yang konretnya.  

Menjamurnya PC tablet, juga smart phone dan phablet, tak ayal, membuat marak penerbitan media digital. Selain praktis, mudah, dan efisien, majalah digital juga tampil lebih atraktif dan komunikatif, serta kaya akan konten yang membuat pembaca bisa lebih menikmati platform baru ini.  

Memang, ada yang bilang bahwa majalah digital saat ini hanya mewakili sebagian kecil dari total sirkulasi majalah saat ini, terutama di Indonesia yang pertumbuhan majalah digitalnya tidak sepesat di negara-negara maju. Tapi banyak yang lupa bahwa oplah majalah cetak nasional juga tidak berkembang, bahkan makin mengecil.    

Kalau ada yang bilang bahwa majalah digital tidak serta merta menggantikan  media cetak, itu memag benar adanya. Industri penerbitan digital yang relatif baru dimulai ini, tepatnya tahun 2010, memang memerlukan waktu menancapkan eksistensinya. Perlu beberapa waktu lagi untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dari teknologi baru ini, baik oleh publisher maupun pembaca.  

Di Indonesia sendiri mungkin terlalu cepat mengatakan media cetak akan mati digantikan media digital. Tapi juga terlalu naif kalau menyatakan media cetak akan terus hidup. Banyak alasan yang membuat media cetak makin mengecil untuk tidak mengatakan mati. Yang pertama adalah fakta bahwa harga kertas dan biaya cetak makin mahal, belum lagi soal ketidakramahan terhadao lingkungan. Fakta berikutnya, media digital terus berkembang, masyarakat juga semakin melek digital dengan tingkat penggunaan smartphone dan tablet yag semakin meluas tanpa pandang status sosial.  

Memang, seperti dikatakan Profesor Jurnalistik Klaus Meier dari Universitas Eichstätt-Ingolstadt, Jerman, bahwa media cetak tak akan langsung mati, tapi akan ada perpaduan antara media cetak dan online atau digital. “Di masa depan, mereka akan hadir saling melengkapi,” katanya.    

Tidak jelas, sejauh mana porsi masing-masing, antara cetak dan digital. Tapi yang  jelas, digitalisasi media adalah sebuah keniscayaan. Tantangan semua publisher yang ingin tetap bertahan. Itu pula tantangan yang diemban MALE sebagai salah satu pelopor penerbitan digital di Tanah Air. Tantangan untuk selalu menghadirkan konten yang menarik, yang dikemas dalam sebuah platform yang menarik pula. Kreativitas, itulah yang selalu diasah terus-menerus, untuk menghasilkan yang terbaik. (Burhan Abe)  

Sumber: Editor’s Note – MALE 122