Home Blog Page 68

Toast Around the World

Dear Mr Burhan Abe (Blogger and Chief Editor of MALE Magazine),  

Warmest Greetings from Starwood Bali Resorts Collection!    

On behalf of Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc. (NYSE:HOT), we would like to invite you or your team to share a beautiful sunset of Kuta beach with at the newly opened Sheraton Bali Kuta Resort. The media familiarization trip will take place from Tuesday – Thursday, 14 – 16 May 2013.  

Embark on a three-day-two night journey with Sheraton Bali Kuta Resort from surfing on Bali’s well known gentle waves, to experiencing the newly opened beachwalk lifestyle center or walk along Kuta’s nightlife attraction, as well as exclusive invite to join us on 15 May for a Social Hour “Toast Around the World” to celebrate the program’s global roll-out to nearly 400 hotels.  

Kuta – a former fishing village with a long broad Indian Ocean beach-front, Kuta was originally discovered by tourists as a surfing paradise. Kuta is also the unofficial downtown of Bali, with endless nightlife activities and bars or restaurants along the area remains active even past midnight.  

Join us at the world’s best gathering spot and share the New Kuta Experience through your discovery of surf, shop and sip. Enclosed with this letter is an invitation to TOAST AROUND THE WORLD. Your flights and accommodation inclusive of meals will be sponsored by Starwood, while the final itinerary will follow upon your confirmation.  

Looking forward to your favorable confirmation of participation and we hope to see you soon!  

Angga Adhitya Syailendra, Assistant Manager, Public Relations & Partnership Sheraton Bali Kuta Resort – Bali Resorts Collection

Digital Life: Do or Die!

0

DIGITALISASI, tak pelak lagi, telah mewarnai kehidupan sehari-hari kita. Koneksi internet kini sudah sudah menjadi kebutuhan primer. Fasilitas komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dengan biaya yang jauh lebih murah di era sebelumnya tentunya. Digital Life: Do or Die! Itulah topik yang ditulis MALE dalam Male Zone edisi 28.

Internet semula adalah komunikasi nirkabel yang dikembangkan pada tahun 1950-an. Penelitian ini merupakan awal pemikiran mengenai bagaimana sebuah pesan dapat terkirim dari sebuah komputer ke komputer lain. Tadinya menggunakan jaringan ARPANet, kemudian pada 1980-an standarisasi tentang Internet Protocol Suite (TCP/IP) diperkenalkan.  

Tahun 1995, internet berkembang menjadi salah satu layanan komersial. Seperti virus, internet kemudian berpengaruh terhadap industri-industri yang berkaitan dengan teknologi digital. Mulai dari industri telekomunikasi, musik, hingga media.  

Di industri media, gebrakan paling mengejutkan adalah ketika media internasional seperti Newsweek menghentikan edisi cetaknya dan berganti sepenuhnya ke digital akhir 2012. Yup, mengubah platform cetak menjadi digital adalah sebuah keniscayaan.

Banyak media cetak yang memutuskan untuk berubah menjadi digital, sementara yang mencoba bertahan di platform lama kini biasanya dalam posisi yang sulit – oplah yang terus merosot, sementara banyak biro iklan yang mulai mengalihkan dananya ke digital.  

Media digital adalah media masa kini yang mengiringi lahirnya PC tablet. Josh Gordon, dalam ‘The Case For Advertising in Interactive Digital Media’, menyebutkan ada dua jenis media digital.

Pertama, media yang hanya mengalami perubahan bentuk dari media cetak menjadi digital dengan konten yang sama. Kedua, media digital interaktif seperti majalah yang sedang Anda baca saat ini. Perbedaan akan sangat kentara terlihat pada format, platform, jenis iklan, layout serta masih banyak yang lainnya.  

Kalau membeli edisi cetak kita harus ke toko buku atau lapak, kalau media digital cukup browsing saja, ada beberapa news stand yang ada di tablet. Sebut saja Newsstand, Zinio, Kindle, Press Reader, Barnes & Noble, dan lain-lain.

Sementara di Indonesia ada Wayang Force dan Scoop, serta beberapa publisher besar yang mempunyai lapak digitalnya sendiri. Saat ini tidak hanya Apple melalui iPad, atau Android melalui tablet yang lain, tapi operating system seperti Windows 8 pun telah menyediakan fitur untuk pencarian majalah digital yang telah terklasifikasikan sesuai dengan jenis medianya.  

Memang, media digital, terutama yang interaktif, di Indonesia termasuk spesies baru. Tapi perubahan platform ini merupakan tsunami, yang gelombangnya terasa ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, digital interactive magazine MALE hadir untuk menjadi bagian dari masa depan media digital di Indonesia. (Burhan Abe)  

Luxury Products in Digital Format

0

SEBUAH perusahaan global yang memegang merek-merek ternama saat ini sedang melakukan penelitian untuk luxury products di Indonesia. Kebetulan saya menjadi salah satu responden yang mereka wawancarai. Mereka ingin tahu, benarkah pembaca di Indonesia mulai bergeser dari medium cetak ke online atau digital – yang tentu berkaitan erat dengan strategi mereka dalam mengiklankan produknya kelak.  

Yup, di negara-negara maju, beriklan secara online telah menjadi tren saat ini. Kecenderungan itu hanya menunggu waktu untuk sampai ke negara-negara berkembang, sebutlah Indonesia. Apalagi berbagai fakta menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat, dua per tiga penduduk Indonesia sudah online. Tren iklan online atau digital pun otomatis ikut terkerek naik.  

Yang tidak bisa disangkal, arus digital saat ini semakin deras. Artinya, ada pergeseran pola baca dari cetak ke digital, yang ujung-ujungnya juga mengubah peta perduitannya. Sangat mungkin para pemasang iklan mulai mulai memindahkan bujetnya dari cetak ke online.  

Jika dikaitkan dengan survei di atas, saya berpendapat bahwa beralihnya media cetak ke onlineatau digital adalah sebuah keniscayaan. Sebab, untuk mencari informasi seputar brand atau luxury products pun sekarang sudah banyak dilakukan secara online. Selain searching via internet, mengonsumsi media dalam format digital menjadi pilihan yang menyenangkan saat ini.  

Artikel “Non-News is Good News” di The Economist mengulas bagaimana industri media sedang mengalami transformasi. Para penerbit sekarang seperti sedang menghadapi badai yang siap meratakan bisnis mereka. Bukan hanya kecenderungan portal news yang berubah menjadi majalah – paling tidak portal besar harus mulai menyediakan artikel-artikel non news –,  tapi di era digital memungkinkan muncul pemain-pemain baru dalam jumlah yang lebih banyak, tidak hanya penerbit besar saja.  

Kembali ke tren digital, setelah surat kabar tergusur oleh online, majalah cetak pun siap-siap berakhir di tablet. Di tablet, seperti yang bisa Anda lihat di MALE, majalah dalam format digital bisa lebih interaktif. Artikel dan luxury products  tidak hanya tampil dalam bentuk tulisan dan foto (seperti dalam format  konvensional), tapi juga memungkinkan adanya penambahan video dan interactive toolslainnya dalam berbagai kreativitas.  (Burhan Abe)

Digital Lifestyle

0

TULISAN saya “Tsunami Digital” di Editor’s Note MALE edisi 17, membuat penasaran seorang teman dengan melakukan riset kecil-kecilan. Hasilnya, penjualan beberapa produk majalah yang katanya laris-manis di beberapa lapak di lokasi strategis Jakarta ternyata rata-rata 5-8 eksemplar per edisi.  

Data yang lebih mengejutkan datang dari seorang teman yang lain, salah seorang petinggi sebuah penerbitan majalah cetak yang cukup populer. Dibanding dengan masa jaya-jayanya, katanya, pendapatan dari oplah saat ini sudah terpangkas tinggal 20 persen.  

Fakta di atas mungkin saja tidak mewakili sepenuhnya apa yang sedang terjadi di media penerbitan cetak saat ini. Tapi yang tidak bisa dimungkiri, digitalisasi bidang penerbitan sudah tidak terbendung lagi.  

Era digital ditandai dengan adanya peralihan dari industri tradisional ke industri digital. Teknologi tinggi seperti komputer memiliki pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hadirnya komputer ke dalam kehidupan sehari-hari, membuat kita bisa mengakses informasi secara online dengan mudah, cepat, dan murah.  

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 tercatat 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun ini, angka tersebut diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015.  

Setelah era komputer – baik desktop maupun laptop, ponsel dan tablet PC agaknya ikut meramaikan gaya hidup digital. Tablet, misalnya, pemakaiannya tidak sekadar untuk berinternet ria, melainkan sudah dioptimalkan sebagai penunjang gaya hidup. Perubahan ini tak lepas dari fungsi tablet sendiri yang memberikan kemudahan dan kenyamanan, baik dari sisi teknologi, fitur, maupun dukungan aplikasi. Mulai dari game, komik, buku online, hingga majalah digital seperti MALE.  

Populasi tablet di Indonesia hingga akhir 2012 sudah menembus 1 juta pengguna. Memang masih kecil dibanding Amerika Serikat yang sudah mencapai 28 juta pemakai. Namun, seorang pengamat memperkirakan, penggunaan tablet secara global akan tumbuh 30 persen. Hal ini didukung oleh perkembangan mobile broadband, 3G dan WiFi, yang bisa memacu pertumbuhan tablet sebesar 80 persen hingga 2016. Bahkan Teguh Prasetya, penggagas Indonesian Cloud Forum bahkan yakin, “Jumlah tablet di Indonesia bakal melampaui perangkat smartphone.”  

Teknologi memang membawa babak baru bagi peradaban manusia. Daya jangkaunya yang luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas. Perubahan gaya hidup manusia dari waktu ke waktu memang sebuah keniscayaan – tak terkecuali di era dunia yang semakin digital. (Burhan Abe)

Kong’s Cuisine dari Qufu, The Home of Confucius

0

PECINTA kuliner Cina pasti tidak adan melewatkan kesempatan ini. Shangri-La Hotel, Jakarta menawarkan hidangan khas Qufu yang terkenal dengan sebutan Kong Family Cuisine, 19 – 25 Maret 2013 di Shang Palace. Dengan gaya yang unik, hidangan-hidangan dari keluarga Kong menampilkan presentasi yang kreatif dari bahan makanan yang dikombinasikan dengan mahir yang mengekspresikan empat elemen penting dalam seni memasak Cina: warna, aroma, rasa dan tekstur.  

Shangri-La Hotels and Resorts menampilkan Kong Family Cuisine di enam hotel pada Januari hingga Maret untuk merayakan pembukaan Shangri-La Hotel, Qufu di bulan Maret. Qufu, yang berlokasi di propinsi Shandong di daratan Cina, merupakan tempat kelahiran filsuf ternama Cina yaitu Confucius.

Filosofi dari Confucius telah tersebar dari waktu ke waktu, dan melalui keturunannya, keluarga Kong, hidangan khas Qufu juga berkembang. Hidangan yang merupakan kombinasi dari metode Lu di daerah Shandong dan hidangan Su dari Cina Selatan disiapkan dengan perhatian ekstra terhadap bahan, penampilan, rasa dan bentuk.   

Menu dari Kong Family Cuisine di Shangri-La Hotel, Jakarta akan menampilkan 25 menu à la carte termasuk serangkaian hidangan yang disajikan dingin dan hangat, sup dan hidangan pencuci mulut. Set menu banquet tersedia dengan pilihan enam, delapan atau sepuluh orang dalam satu meja.

Untuk menyiapkan hidangan-hidangan istimewa ini, lima chef dari Lu dan tim penyaji dari Shangri-La Hotel, Qufu akan datang ke Jakarta sebelum pembukaan hotel.   

Menu Kong Family Cuisine mencakup tradisi dengan beragam masakan seperti Kong Mansion’s “Six Art” Cold Appetisers (spiced beef shanks; sea whelk jelly salad; scallops and lettuce salad; jelly fish salad; spiced duck tongues; and baby celery with sesame and olive oil), Lu Wall’s Hidden Collection (prawn roll wrapped in crispy vermicelli) dan hidangan-hidangan yang diberi nama dengan penuh harapan, seperti Wisdom Frees Perplexity (braised pork ribs stuffed with spring onion stalk) dan Confucius “Four Supreme Bowls” – Fortune, Prosperity, Longevity and Happiness (braised chicken, braised fish, braised pork and meat roll of minced chicken breast and prawns wrapped with seaweed).  

Shangri-La Hotel, Qufu akan dibuka pada awal tahun 2013 di kota kelahiran Confucius yang penuh sejarah dan budaya. Hotel ini memiliki lokasi yang dekat dengan Temple of Confucius – sebuah warisan budaya dunia yang telah diakui oleh UNESCO – yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dan juga stasiun kereta dengan kecepatan tinggi Qufu yang dapat dicapai dengan 20 menit berkendara.   

Kamar hotel memiliki pemandangan yang menghadap ke taman yang memiliki gaya Cina tradisional dan juga menghadap ke kota tua. Shangri-La Hotel, Qufu memiliki kamar dengan ukuran terbesar di kota tersebut.

Untuk pilihan kuliner dan hiburan, Shangri-La Hotel, Qufu memiliki Café Kong yang menghidangkan hidangan internasional, Shang Palace yang menyajikan hidangan otentik khas Canton dan hidangan keluarga Kong, the Lobby Lounge dan juga sebuah bar.

Properti yang luas ini juga memiliki spa, kolam renang, fasilitas kebugaran dan juga menawarkan area meeting terbesar di kota, termasuk sebuah Grand Ballroom yang tidak memiliki pilar seluas 1,600 meter persegi dan sebuah Confucius Cultural Centre.  

Untuk menikmati hidangan Kong Family Cuisine dari Qufu di Shangri-La Hotel, Jakarta silahkan hubungi (62 21) 2939 9562 atau akses di www.platinumclubjakarta.com.

Tsunami Digital

0

Digitatalisasi, khususnya di bidang penerbitan, tak terbendung lagi. Media harus bertransformasi kalau ingin tetap survive. Pengamat pemasaran Yuswohady memperbicangkan dalam ‘Obrolan Langsat’ dengan topik “Digital Tsunami: The Media Company Challenges”. Saya pun tergelitik juga untuk menulis topik tersebut di  MALE Magazine edisi 17, 22 – 28 Februari 2013.  

Mengapa Harus Majalah Digital?

Berubahnya platform majalah Newsweek ke 100 persen digital penuh per 31 Desember 2012 seolah menjadi tonggak untuk masuk diskusi yang lebih serius tentang bentuk majalah di masa depan. Bagaimana strategi penerbit media konvensional menyongsong era digital?  

Tidak bisa dimungkiri, pasar media cetak semakin mengecil, bahkan ada yang meramalkan akan “wassalam” dalam 10 tahun ke depan. Kita menyaksikan maraknya pasar perangkat digital, khususnya PC tablet, sebutlah iPad dan Galaxy Tab, beberapa tahun belakangan ini. Persaingan dua produk tersebut berperan dalam pertumbuhan pasar tablet secara keseluruhan, dan pada kuartal akhir 2012 terjual 52,5 juta unit – naik 75% dari periode yang sama tahun sebelumnya.  

Pada saat yang bersamaan kabar dari media cetak tidaklah menggembirakan. Mereka tidak hanya sulit menaikkan tiras, tapi juga susah menaikkan pendapatan iklan. Itu sebabnya, beberapa penerbit media di Amerika dan Eropa ramai-ramai membuat kmedia dalam versi iPad. Ada yang memilih full digital (Christian Science Monitor, NRC, Newsweek), ada yang malah menutup sepenuhnya (Financial Times Deutschland). Beberapa yang masih bertahan di cetak, umumnya berada dalam posisi sulit, sebutlah New York Times dan Washington Post.  

Mengubah platformadalah salah satu solusi, hadirnya PC tablet menjadi harapan baru bagi para penerbit koran dan majalah di seluruh dunia. Sebetulnya tidak hanya iPad, yang menjadi kanal distribusi yang potensial menjangkau pembaca lebih luas, tapi juga tablet dengan basis sistem operasi Android yang populasinya lebih banyak.  

Apa yang terjadi di dunia global, tidak mustahil akan menular ke Indonesia – ini hanya persoalan waktu saja. Apalagi ada perubahan perilaku pembaca yang berlaku secara universal, mereka lebih menyukai mengonsumsi media dalam format digital ketimbang cetak. Informasi yang mereka dapat tidak hanya cepat, tapi menghibur pula, karena memungkinkan menggabungkan antara tulisan, gambar, animasi, dan video, seperti Majalah MALE yang sejak awal memang mengkhususkan diri sebagai majalah digital interaktif.   

(Burhan Abe – Editor in Chief Male Magazine)

Martell Exquisite Glam

0

From the day that Martell was founded in 1715, it has always had close links to gastronomy and fine arts. On February 7, 2013, Martell will again present this unforgettable experience for Cognac, gourmet and fine arts connoisseurs at SKYE Bar & Restaurant, Menara BCA, 56th floor. Jl. MH Thamrin no 1. Jakarta. This must attend event will start from 6:30 P.M. and will provide the exquisite combinations of Martell Pure Gourmet and Fine Arts.  

Enjoy the art of culinary presented by Chef Pascal Nebout from Martell Cognac, Chef Vindex Tengker and Chef Aldo Volpi that will bring you to a new heightened enjoyment of Martell and a unique gastronomic moment. Chef and cellar master are craftsmen at the core as they carefully select ingredients to create a masterful blend of tastes in cuisine and cognac respectively. 

The perfect pairing of both these two elements is what made the Martell Pure Gourmet dinner an evening of pure indulgence. You will also be inspired with the exquisite masterpiece by Indonesian talented contemporary artists: Shawnee Puti, Peter Tjahjadi, Nus Salomo, Syagini Ratna Wulan and ISIS, and complete the moment with Martell Cognac that served for your satisfaction.  

“It is interesting to see that Martell came out with the idea for enjoyment of its products with food or gastronomy which we called it, Pure Gourmet. To pair this finest Cognac with quality dishes is excellent opportunity for many Cognac lovers, and especially for some connoisseurs who want to further explore the excitement of this luxury Cognac,” says Edhi Sumadi, Pernod Ricard Indonesia’s General Manager.  

“On different note, Martell is also a pioneer in the industry to work with the contemporary art society, working with artists and art exhibits around the world. In fact, the link between Art and Martell Cognac is so strong and what makes this Cognac is all about. All of these have helped to broaden our knowledge and understanding on many different ways and how to enjoy our Cognac. I believe both Pure Gourmet and Contemporary Art platforms are great opportunities for Martell as the Luxury Cognac leader to continue staying at the cutting edge in the industry,” he added.

Martell Pure Gourmet  

MARTELL AND GASTRONOMY: THE PERFECT MATCH

Jean Martell was a character who enjoyed the finer things in life with a passion for tasting rare dishes and delicacies: ‘Our duty should be a pleasure and our pleasure a duty’.

According to Jean Martell, quality is ‘the most powerful weapon that we can use’. It is surely this focus on quality that has led to Martell being served not only during dinners by emperors, kings and politicians but also to mark key historic moments with the signing of the Armistice in 1918, the coronation of King George V and on iconic, luxury journeys with the Orient-Express, the Queen Mary, Concorde…  

For the past few years Martell has been working towards creating the perfect Martell gastronomy. From Benoit Fil to the chefs and the international Martell ambassadors, all have contributed to this gastronomic discovery in search of the pleasure of culture and the elevation of the Martell experience. A symbol of Martell’s passion and ambition, the Château de Chanteloup is a place of inspiration.  

Out of this culture and passion, Pure Gourmet was born, derived from Martell’s philosophy in creating its cognac by the purest means – from its precise choice of crus (vineyard), eaux de vie filtered of lees (the process), distillation of clear wines only, then the ageing process in fine-grain oak barrels.  

Martell Pure Gourmet emphasises on quality ingredients as the principal characteristic that defines its unique gastronomic experience. Three pure ingredients are chosen from renowned terroirs worldwide and are then prepared in a skillful and unpretentious manner masterfully crafted in symphony with the internationally versatile and luxurious range of Martell cognac including Martell VSOP, Martell Cordon Bleu, Martell XO, Martell Chanteloup Perspective, Martell Creation Grand Extra and L’OR de Jean Martell.  

Martell cognac has long been linked with the French sense of refinement, and every bottle embodies the experience of unrivalled craftsmen: cellar masters, growers, and distillers, who have handed down their expertise from generation to generation. 

It is the skill and vision of these craftsmen that has made the House of Martell an icon of French excellence and resulted in Martell’s latest incarnation of pure luxury.  

Revolusi Internet

0

DULU, internet adalah sesuatu yang asing, kita bahkan menyebutnya “dunia maya”. Kini, siapa yang tidak kenal internet, yang mengubah mengubah cara kita berkomunikasi, mengonsumsi informasi, bahkan membelanjakan uang. Tidak terbayangkan sebelumnya, pada 2002 Internet masih cenderung eksklusif dan jadi mainan orang mampu, kini sudah sepertiga penduduk bumi terhubung dalam jejaring informasi itu. Sepuluh tahun lalu Friendster merupakan satu-satunya media sosial di dunia maya, kini kita mengenal Facebook, Twitter, Linkedln, Instagram, Path, Pinterest, dan lain-lain.  

Dalam satu dasawarsa dunia online ternyata meningkat tajam. Sepuluh tahun yang lalu, pengakses internet di dunia masih 569 juta atau 9,1 persen dari populasi dunia, tapi tahun 2012 sudah menembus 2,27 miliar atau 33 persen dari populasi dunia.  

Sementara itu pengakses internet di Indonesia dalam kurun waktu yang sama juga melaju sangat pesat, dari 4,5 juta atau 4,24 persen penduduk pada 2002, menjadi 55 juta atau 22,1 persen penduduk pada 2012.  

Sepuluh tahun yang lalu jumlah situs web hanya 3 juta, maka kini sudah mencapai 555 juta. Dulu rata-rata orang surfing hanya 46 menit per hari, kini sudah 4 jam per hari – nyaris setengah jam kerja habis di dunia online.  

Memang, Indonesia masih mempunyai persoalan serius dengan bandwith– seperti negara-negara berkembang pada umumnya. Tapi banyak yang optimis bahwa pengguna internet di Indonesia akan terus naik secara signifikan. Krishna Zulkarnain, Country Marketing Manager Google Indonesia, misalnya, yakin bahwa tahun 2013 jumlah pengguna internet di Tanah Air akan bertambah menjadi 82 juta dan mencapai 100 juta pada 2015.  

Hal tersebut bukan isapan jempol belaka. Apalagi, saat ini orang berinternet tidak hanya via desktop, tapi juga perangkat mobile yang makin beragam, mulai dari laptop, ponsel, hingga PC tablet yang populasinya makin banyak di pasaran. Berbagai perangkat tersebut memungkinkan orang bisa menjejalah internet kapan saja dan di mana saja. Dunia maya pun semakin nyata. (Burhan Abe)

The Lobby – Late Night Lounge Bar @ Nusa Dua Beach Hotel & Spa

0

Nusa Dua Beach Hotel & Spa continues to innovate and invigorate the local hospitality landscape, with the launch of The Lobby. This chic lounge bar is the only in the Nusa Dua area to serve spirits, cocktails and other drinks until 2.00am, providing its valued guests as well as visitors and residents with another quality food & beverages option to join its existing seven.  

Renowned Indonesian architect and interiors experts Hadiprana oversaw the design. The firm, known for its use of cultured and crafted spaces, recently opened an office in Bali.  

As such, The Lobby incorporates authentic Balinese touches in a lounge bar and veranda setting, with an ergonomically sensitive interior. This extends onto a visually striking outside area where visitors can enjoy the chilled ambience and evocative views over the resort and the ocean. “The idea behind The Lobby was to create an upscale venue where specially created beverages can be savoured in a comfortable and beautiful environment,” said Urs Klee, General Manager.  

“In The Lobby, Balinese tradition gels with contemporary lounge ambience, and warm wooden design flourishes mix with quality art,” he added. “Vibrant colours and our own carefully crafted music and backdrops adapt to the different moods of the day, with the charm and soul of Bali surrounding visitors.”  

Importantly, The Lobby offers a stunning range of beverage options and services, provided by Fling International Bar Services. These include a bespoke cocktail list focusing on homemade and fresh local ingredients highlighting aged Caribbean rums and a variety of fresh and trendy cocktails. The afternoons will see a selection of freshly prepared juices and smoothies.  

Fling International Bar Services is a team of professional bar developers and hospitality operators dedicated to the improvement of bartending, hospitality training, bar operation and drinks service world-wide. In summer 2011, Flings International’s award-winning team designed the menu and trained the staff at Nusa Dua Beach Hotel & Spa.  

The bespoke cocktail list will focus on homemade and fresh local ingredients offering a focus on well-researched classics with a twist such as cherrywood-smoked Manhattan, Two Islands Ice Tea and Nusa Dua punch. The afternoons will bring a selection of freshly prepared juices and smoothies.

“Apart from a great selection of cocktails and smoothies, Nusa Dua will have one of the finest collections of spirits in the Balinese scene, making it the trendy and sophisticated, to-see-and-to-beseen venue,” said Wilkinson.  

The Lobby is open daily from 11.00am to 2.00am with live DJ performances every Thursday and Satruday starting at 9.00pm onwards. Reservations are recommended to +62 (361) 771210.  

The Nusa Dua Beach Hotel & Spa is the pioneer of luxury accommodation within the Nusa Dua area. This 5-star diamond resort, which has been welcoming kings, queens, presidents and other dignitaries since 1983, completed a multi-million dollar refurbishment in December 2011 and now boasts an extensive range of rejuvenated rooms and facilities while still retaining the Balinese heritage but with a new feel. Nestled within beautifully landscaped gardens, the resort, with its 382 guestrooms and suites, features all the elegance of a Balinese palace, while offering every modern amenity and convenience of a luxurious getaway.  

The Nusa Dua Spa is impeccably designed to highlight its rich Balinese tradition through ambiance and a variety of indigenous treatments. Dining at Nusa Dua Hotel & Spa is an epicurean journey with a choice of five restaurants and four bars under the control of an award-winning culinary team. From a casual beachside setting or intimate dining for two, the resort favors any request and desire. The International, Western, Asian and Balinese cuisine highlight signature menus to define each restaurant. The venue choices for special events are endless; from a traditional ballroom resembling a kingdom palace to executive meeting rooms or tropical gardens.  

For more information, please visit www.nusaduahotel.com.

Jordi’s Manifesto – The Authentic Degustation Menu from Lobo

0

The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan welcomes Jordi Bernus as a part of the Ladies and Gentlemen as the new Chef de Cuisine for Lobo. The Catalan-born Chef ventured into gastronomic adventure that took him to some of the world’s most prestigious restaurant from Three Michelin Star restaurants such as elBulli, Enoteca Pinchiorri and One Michelin Star restaurants Drolma, Via Veneto to El Raco d’en Freixa. Jordi’s rich experience is exclusive to his innovative cooking skills, which surely are refined assets in reinventing Lobo and enlivening the senses of each guest with every bite.  

Lobo proudly presents an authentic degustation set menu starting January 2013 crafted by our very own gastronomically innovative Chef. Lobo will provide a 6-course degustation menu at IDR 850,000++ which introduces inventively tasteful dishes from a surprising appetizer referred to as Amuse bouche to eclectic dishes such as the Duet of oyster and foie gras tartar with cardamom foam, Japanese escargots with essence and dashi broth, Tandoori chicken wings with aerial ricotta and more. The set menu is then finalized with Chef Jordi’s creamy invention of the Passion fruit with crema catalana and tempura chocolate, which will tantalize that sweet tooth.  

Guests can also enjoy the 8-course degustation set menu at IDR 1,050,000++ per person, which includes some of Chef Jordi’s signature dishes from Amuse bouche to his Pan fried foie gras with forest greens, Duet of atlantic oyster (lemon foam/rockerfeller), Escalope of veal with tomato tartar, Polenta gnocchi which he crafted as a tribute to elBulli. Slow cooked egg with truffle-porcini foam, also the Red snapper in lemongrass broth and four tantalizing Venison dishes served in tartar, loin, royal to cappuccino style that promises to surprise your taste bite and more. Chef Jordi’s Whites dessert is known to be a truly refreshing closing to the set menu that gives the taste of coconut ice cream, fresh yogurt and white chocolate for your indulgence.  

As the new Chef de Cuisine, Chef Jordi promises to divine our taste buds with his creations. Jordi’s love of diversity and exploration are reflected within his dishes, which has been known to be ingeniously succulent with a burst of new and refreshing flavors with the use of only premium ingredients and the freshness of culinary classics at Lobo.  

For more information and reservation, please call + 62 21 2551 8881.