Di akhir kunjungan di museum ini, di lantai dua, para pengunjung bisa melihat langsung bagaimana rokok diproduksi oleh tangan-tangan pekerja yang cekatan. Sekitar 400 orang yang mayoritas perempuan berjejer rapi di depan mesin produksi (manual) untuk membuat rokok. Masing-masing dari mereka kabarnya bisa menghasilkan 300 batang rokok per jam!
House of Sampoerna adalah destinasi terakhir, tapi kami yang dari Jakarta (saya dan Rian Farisa) harus menuju satu tempat lagi: Bebek Sinjay. Meski tidak menyebrang ke Pulau Madura, tapi cukup mengunjungi cabangnya di Surabaya, cukup menjawab rasa penasaran akan kelezatan produk kuliner Jawa Timur yang populer ini.
Bebek goreng Sinjay (bukan kata India, tapi singkatan dari ‘Sinar Jaya’) ini memang enak, terutama dagingnya yang empuk, bumbunya meresap dengan baik hingga ke tulang, sehingga rasa gurihnya menyebar hingga ke dalam. Cukup puas!
(Burhan Abe/Main Photo by Dedo reppy on Unsplash)
Gile kecee ulasannya. Beda emang dah. Jadi pengen ke papilio lagi ngajak si ay ay lihat kolam renangnya. Aku kemarin mupeng bebek nya.. pengen ikutan makan
Wow seru vanget ya bung Abe. Kalo ke Malang tentu OJ akan jadi referensi ya, dan ke Surabaya tentu akan stay lagi di Papilio.
Smoga bisa ketemu di staycation yang lain. Boleh colak colek ya heke
Makan Bebek Sinjay di pool side Papilio, kali ye